Ratusan pelajar asal Garut keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Keracunan itu diduga kuat dipicu susu kemasan yang dikonsumsi para pelajar.
Menurut Ketua Satgas MBG Garut, Nurdin Yana berdasarkan, hasil analisa tim medis di lapangan, keracunan tersebut diduga kuat berasal dari susu kemasan yang dikonsumsi para pelajar. Bukan dari makanan olahan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Yang kemarin itu karena susu. Bukan makanan olahan,” ucap Nurdin Yana.
Kendati demikian, pria yang juga menjabat Sekda Garut tersebut mengaku, masih akan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap seluruh sampel makanan yang tengah dilaksanakan.
Adapun menu MBG yang dikirim Pemkab Garut ke laboratorium untuk diperiksa antara lain nasi, daging sapi, kacang edamame, kol, timun, pisang serta susu rasa cokelat.
“Hasilnya butuh waktu 5 hingga 7 hari,” ungkap Nurdin.
Ratusan pelajar asal Kecamatan Kadungora sebelumnya diberitakan mengalami keracunan setelah menyantap MBG, pada hari Selasa, (30/9) lalu. Menurut kesaksian sejumlah siswa, mereka merasa aneh saat menyantap susu rasa cokelat yang dikemas dalam kemasan seperti bantal, atau susu bantal.
“Tadi saya kerasanya pas lagi ekskul. Langsung sesak dada dan engap. Iya ada (runyam di tenggorokan saat minum susu),” kata Rahmawati (14), salah seorang pelajar yang menjadi korban.
Para pelajar ini, mengalami gejala yang serupa. Yakni mual, muntah, diare, sesak nafas hingga bahkan ada yang pingsan. Dari ratusan korban ini, 6 orang di antaranya sempat dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut karena kondisinya memprihatinkan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kab. Garut, dr. Leli Yuliani, total jumlah korban dalam kejadian ini, hingga hari Kamis, (2/10) kemarin mencapai 299 orang. Mereka merupakan para pelajar dari SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI dan SMA Annisa.
Hampir seluruh pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora, Puskesmas Leles dan RSUD dr. Slamet Garut hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang.
“Hingga Kamis kemarin, 265 pasien sudah diperbolehkan pulang dan kondisinya membaik,” ucap Leli.