Pemerintah Kabupaten Cianjur meniadakan sementara retribusi menuju kawasan wisata Kebun Raya Cibodas. Pasalnya Kerjasama dengan pihak ketiga disetop lantaran tidak sesuai perjanjian Kerjasama. Rencananya pemerintah menjalin kerjasama kembali dengan pihak Kebun Raya Cibodas dan destinasi lain agar tiket dan retribusi disatupintukan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur Ayi Reza Addairobi mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, restibusi di pintu masuk kawasan wisata Cibodas dikelola oleh pihak ketiga.
Namun pada 28 September 2025, kontrak Kerjasama dengan pihak ketiga tersebut berakhir dan tidak lagi diperpanjang.
“Kontrak tidak diperpanjang, pengelolaan kembali diambil alih oleh Pemda melalaui Disbudpar per hari kemarin. Karena pihak ketiga tersebut tidak memenuhi sejumlah syarat yang ditentukan dalam perpanjian, salah satunya terkait setoran retribusi yang jauh dari kesepakatan,” kata dia, Selasa (30/9/2025).
Menurut dia, pasca pengambil alihan pengelolaan, digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD, masyarakat Cibodas, dan Disbudpar. Disepakati jika retribusi ditiadakan sementara hingga Peraturan Bupati (Perbup) yang baru keluar.
“Kesepakatannya retribusi ditiadakan sementara, jadi hanya bayar tiket di destinasi wisata yang ada. Di gerbang utama tidak ada penagihan retribusi atau tiket. Kemungkinan ini berlaku sampai perbup baru keluar, sekitar satu sampai tiga bulan,” kata dia.
Dia menambahkan, dengan digratiskannya atau ditiadakannya sementara retribusi, diharapkan tingkat kunjungan wisata ke kawasan Cibodas meningkat, sehingga perekonomian masyarakat juga terdongkrak.
“Yang dikeluhkan selama ini kan terkait banyaknya tiket yang harus dibayarkan. Dengan pemberlakuan kebijakan sementara ini diharapkan kunjungan wisata naik, kemudian UMKM dan ekonomi local juga meningkat,” kata dia.
Menurut Ayi, pihaknya juga tengah berusaha berkomunikasi dengan TNGGP hingga BRIN agar retribusi bisa disatupintukan dengan tiket masuk kawasan wisata.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kami sedang komunikasi, namun belum ada jawaban. Kami ingin seperti dulu tiket dan retribusi satu pintu. Sehingga wisatawan juga nyaman, tidak seolah banyak tiket dan jadi mahal. Yang penting kunjungan wisata naik,” pungkasnya.