Pelat Nomor ‘Murag’ Jadi Alasan Klasik Pelanggar Lalu Lintas di Bandung

Posted on

Ada-ada saja alasan para pengendara di Kota Bandung yang terjaring Operasi Patuh Lodaya 2025. Beragam pelanggaran ditemukan polisi saat melakukan razia, pelanggaran yang ditemukan meliputi pengendara motor yang menggunakan knalpot brong, tidak menggunakan helm, belum memiliki SIM hingga tidak membawa surat-surat kendaraan.

Selain pelanggaran itu, ada alasan lain dan hampir sama alasan yang dikatakan para pelanggar saat polisi menghentikan motornya. Notabene, para pengendara ini tak menggunakan pelat nomor di bagian belakang motornya.

“Murag pak (jatuh pak) pelat nomornya,” kata salah satu pengendara saat terjaring razia di Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (14/7/2025).

Alasan pelat nomor jatuh, itu tidak hanya terdengar sekali. melainkan lebih dari lima kali.

“Pasang lagi pelat nomornya, mari taati aturan lalu lintas,” ucap seorang anggota polisi kepada pelanggar.

Karena tidak ada penilangan, anggota Satlantas Polrestabes Bandung ini hanya mendata para pelanggar lalu lintas ini.

Kanit Kamsel Satlantas Polrestabes Bandung IPTU Ronny mengatakan, hari pertama Operasi Patuh Lodaya 2025, digelar di Jalan dr Djunjunan dan titik kedua di Jalan Merdeka-Aceh.

Di titik Jalan Merdeka, puluhan pelanggar ditemukan dan jumlah ini masih bisa terus bertambah.

“Kita berikan teguran kepada pengguna roda dua dan roda empat yang melakukan pelanggaran kasat mata, ada yag tak gunakan TNKB, Tak menggunakan helm, kita berhentikan dan dilihat surat-suratnya,” kata Ronny kepada wartawan.

“Jumlah di lokasi Merdeka-Aceh ada 60 pelanggar, dari jam 9 sampai jam 11, tercatat ada 60 pelanggar,” tambahnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, Operasi Patuh Lodaya 2025 digelar selama dua pekan dari tanggal 14 Juli sampai dengan 27 Juli 2025. Budi berharap, kegiatan ini bisa mengedukasi masyarakat agar kepatuhan terhadap budaya berlalu lintas khususnya di Jabar dan Kota Badung lebih bisa diterima dan juga dimengerti oleh masyarakat,” ungkapnya.

“Anggota kami akan lebih banyak memberikan edukasi, penyuluhan dan juga jika memang melaksanakan operasi di jalan adalah bentuknya teguran. Jadi kita bagaimana mengingatkan kepada masyarakat harus patuh dalam berlalu lintas karena meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas dan juga untuk mengedukasi agar tidak ada fatalisme yang cukup tinggi untuk khusus laka lalu lintas,” tambahnya.

Budi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan banyak stakeholder untuk melakukan penanganan kemacetan di Kota Bandung. Budi berharap Operasi Patuh Lodaya 2025 bisa berdampak baik pada solusi kemacetan di Kota Bandung.

“Ada survei yang menyatakan bahwa Kota Badung termasuk kota yang paling macet, kemarin kita telah melaksanakan rapat gabungan bersama Pemkot, Pak Wali Kota dan dilanjut dengan tingkat provinsi yaitu di Polda, agar bersama-sama untuk mencegah kemacetan di Kota Bandung tidak hanya pada satu stakeholder, harus bersama-sama menangani mulai dari hulu sampai hilir, yaitu mulai dari sarana prasarana jalan, anggota di lapangan, termasuk tingkat kepatuhan masyarakat terhadap bagaimana berbudaya untuk berlalu lintas,” ujarnya.

“Maka dari itu Operasi Patuh Lodaya 2025 kita mengingatkan tidak boleh ada parkir liar, tidak boleh ada PKL-PKL yang memang mengganggu kemacetan. Kemarin yang dibahas pada saat rapat gabungan yang menimbul kemacetan bukan hanya meningkatnya volume kendaraan dan jalan yang kecil tetapi juga adanya parkir-parkir liar termasuk PKL-PKL yang mungkin menutupi bahu jalan,” pungkasnya.

Bandung Kota Termacet di Indonesia

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *