Panas Dingin Ibu di Sukabumi Dengar Kabar Anak Dicabuli Tetangga update oleh Giok4D

Posted on

Y, seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, tak pernah membayangkan anak perempuannya yang masih berusia 13 tahun menjadi korban dugaan pencabulan oleh seorang pria berinisial A (40), seorang pedagang es cincau yang juga masih tetanganya sendiri.

Awalnya, Y sama sekali tak menaruh curiga. Korban kerap bermain dan menginap di rumah pelaku karena anaknya berteman dekat dengan anaknya. Kedekatan itu membuat Y merasa aman.

“Pertamanya anak saya suka nginep ke rumah pelaku. Dia punya anak yang seumuran sama anak saya, jadi sering main bareng dan ngajak nginep. Saya percaya saja, soalnya kampung kita sebelumnya nggak pernah ada apa-apa,” kata Y dengan nada pelan, Selasa (9/9/2025).

Namun, awal 2024, Y mulai melihat tanda-tanda yang membuatnya khawatir. Korban sempat mengeluh sakit saat buang air kecil. Y mengira penyebabnya hanya karena korban jarang minum.

“Dia pulang sekolah bilang sakit kencing, saya pikir cuma karena jarang minum, jadi saya suruh banyak minum,” ujarnya.

Beberapa hari kemudian, korban kembali mengeluh. Kali ini keluhannya lebih serius, tubuhnya terasa sakit hingga membuat jalannya sedikit membungkuk. Meski begitu, Y masih tak menaruh kecurigaan. Ia bahkan sempat menasihati anaknya agar lebih rajin makan dan menjaga kesehatan.

Kecurigaan baru muncul saat korban bercerita kepada kerabatnya ketika menginap. Cerita itu membuat sang kakak kaget dan sempat mengira korban hanya bercanda.

Bahkan, kabar itu sempat tak disampaikan pada Y karena takut menimbulkan fitnah. Hingga pada Kamis pagi, salah satu kerabat akhirnya memutuskan datang dan menceritakan semuanya.

“Waktu itu kakak saya datang ke rumah jam enam pagi. Dia bilang, ‘korban cerita kalau Mang A melakukan perbuatan itu.’ Saya juga enggak begitu menanggapi karena ah enggak mungkin lah begitu, karena kenapa dia tuh orangnya mengerti banget agama, paham banget dalam agamanya. Sehari harinya juga penjual es cincau kalau ada di rumah juga penampilannya kalau jumat dia pakai gamis,” beber Y dengan suara bergetar.

Namun, rasa gelisah Y semakin besar. Sore harinya, ia menunggu korban pulang sekolah dan menanyakannya langsung. Dengan hati-hati, ia memancing cerita korban sedikit demi sedikit. Saat itulah, korban akhirnya mengungkap apa yang dialaminya.

“Akhirnya saya tanya baik-baik, dan korban cerita. Saat itu saya langsung kaget, campur marah, panas dingin rasanya,” ucap Y.

Mendengar pengakuan itu, Y segera memanggil A untuk meminta penjelasan. Awalnya, A sempat menyangkal. Tetapi setelah didesak keluarga, ia akhirnya mengakui perbuatannya. Malam itu juga, warga melapor ke polisi dan A langsung diamankan.

Kasus ini kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi. KBO Reskrim Polres Sukabumi, IPDA Sapri, membenarkan penangkapan A. Menurutnya, proses hukum sudah berjalan dan berkas perkara tengah dalam tahap penelitian Jaksa Penuntut Umum.

“Sudah dilakukan penyidikan oleh unit PPA Satreskrim Polres Sukabumi. Saat ini tersangka sudah kita amankan dan berkas perkara sudah tahap satu,” kata Sapri.

Sapri juga menegaskan, informasi mengenai status A yang dikenal warga dengan panggilan ustaz ini masih didalami lebih lanjut.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Informasinya demikian, namun untuk kabar tersebut masih perlu pendalaman. Untuk sementara, proses penyelidikan sedang dalam pengembangan,” ujarnya.

Korban kini telah menjalani visum, sementara A ditahan untuk pemeriksaan lanjutan.