Untuk merayakan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan memperkaya dunia seni visual, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bandung bersama Raws Syndicat dan Solidaritas Seni Bandung menggelar Pameran Foto 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika bertajuk “Bandung Spirit: Asia Afrika, Seremoni dan Aksi Solidaritas”.
Pameran ini berlangsung dari 28 hingga 30 April 2025 di Cikapundung Riverspot, Kota Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 46 karya dari 25 fotografer asal Bandung dan Jakarta dipamerkan, mengabadikan momen-momen dari perhelatan KAA mulai tahun 2005 hingga 2025.
Tidak hanya menampilkan dokumentasi seremoni, pameran ini juga memotret berbagai bentuk solidaritas dari komunitas masyarakat, mulai dari seniman, suporter sepak bola, atlet, musisi, hingga fotografer itu sendiri. Melalui visual-visual tersebut, pesan kuat tentang pentingnya solidaritas-khususnya untuk Palestina-diangkat ke permukaan.
Ketua PFI Bandung, Raisan Al Farisi, mengatakan bahwa pameran ini bukan sekadar peringatan sejarah. “KAA dan perjuangan Palestina memiliki semangat yang sama: kebebasan dan kemerdekaan. Melalui pameran ini, kami ingin meneruskan semangat itu,” ujarnya.
Raisan juga menyoroti absennya seremoni besar dari pemerintah pusat tahun ini. Biasanya, peringatan dekade KAA dirayakan dengan Historical Walk yang melibatkan pemimpin-pemimpin dari negara Asia-Afrika. “Kami tidak ingin momen bersejarah ini berlalu begitu saja, makanya kami menghidupkannya kembali lewat pameran foto,” tambahnya.
Kurator pameran, Wahyu Dhian, menjelaskan bahwa pameran ini merangkum Bandung Spirit dalam konteks Asia-Afrika, seremoni, dan solidaritas. Ia menyebut, pewarisan semangat KAA ini perlu terus dipelihara agar relevan dengan konteks kekinian. “Pameran ini menggabungkan pendekatan fotografi jurnalistik dan kontemporer, supaya pesannya lebih kuat dan relevan dengan generasi hari ini,” jelas Wahyu.
Momen ini menjadi pengingat sekaligus penggerak, bahwa Bandung Spirit tidak hanya soal sejarah masa lalu, tapi juga tentang solidaritas hari ini dan masa depan.
