Sore itu, hujan cukup deras mengguyur Alun-alun Kejaksaan, Kota Cirebon. Orang-orang yang berada di area alun-alun pun berteduh di bangunan sekitar. Salah satu yang tampak berteduh adalah Rendi (27), penjual mainan keliling di Alun-alun Kejaksaan.
Bersama dagangannya, Rendi berdiri di salah satu teras kantor yang berada dekat alun-alun. Ia bercerita bahwa sudah berjualan mainan keliling sejak lulus SMA pada 2017. Namun, sempat berhenti pada 2022 setelah diterima bekerja di sebuah perusahaan.
Alasan Rendi berhenti berjualan adalah karena mendapatkan pekerjaan lain. Namun, setelah beberapa bulan lalu dirumahkan dari pekerjaannya, ia memutuskan kembali berjualan mainan keliling.
“Jualan dari tahun 2017, awalnya ikut sama orang. Cuma berhenti tahun 2022, karena dapat kerjaan lain. Terus kemarin pas mau Lebaran diistirahatkan, sekarang alhamdulillah jualan sendiri,” tutur Rendi, belum lama ini.
Rendi mengungkapkan, kondisi berjualan mainan keliling saat ini jauh berbeda dibandingkan dulu. Pendapatan hariannya kini tidak menentu. Padahal, dulu ia bisa menghasilkan hingga Rp1.000.000 dalam sehari.
“Sekarang berkurang jauh. Dulu bisa habis 40 biji, omzet sampai Rp1 juta kalau mendekati Lebaran. Sekarang paling habis 10 sampai 15 biji, dapatnya Rp400.000-an. Kalau lagi sepi, kayak sekarang hujan, kadang cuma dapat Rp10.000, padahal jualan dari jam 3 sore sampai jam 10 malam,” ujar Rendi.
Menurut Rendi, menurunnya pendapatan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya anak-anak yang kini lebih memilih bermain di taman ketimbang membeli mainan. Selain itu, jumlah pedagang mainan keliling di alun-alun pun semakin bertambah.
“Sebelum alun-alun dirombak, jualan mainan masih ramean. Sekarang anak-anak lebih fokus main di taman daripada beli mainan. Pedagang mainan juga makin banyak,” tambahnya.
Rendi mengakui, penghasilannya dari berjualan mainan saat ini sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, ia berencana mencari pekerjaan lain.
Namun, Rendi masih terkendala ijazah aslinya yang hingga kini masih ditahan oleh perusahaan tempat ia dulu bekerja. Ia berharap dalam waktu dekat, ijazah tersebut bisa segera kembali ke tangannya.
“Saya juga lagi nungguin ijazah SMA yang masih ditahan. Katanya bulan ini dibalikin. Sambil jualan, sambil cari-cari kerjaan baru,” pungkas Rendi.