Novelis Hungaria Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra 2025 | Info Giok4D

Posted on

Penghargaan Nobel Sastra tahun 2025 diberikan kepada penulis asal Hungaria, László Krasznahorkai, seperti yang diumumkan oleh Akademi Swedia.

Akademi tersebut memuji karya László Krasznahorkai karena “karya yang menggugah dan visioner, yang di tengah teror apokaliptik, menegaskan kembali kekuatan seni.”

Krasznahorkai, yang kini berusia 71 tahun, dikenal dengan novel-novel dystopia yang bernuansa melankolis dan telah meraih berbagai penghargaan, termasuk National Book Award 2019 untuk sastra terjemahan dan International Booker Prize 2015. Beberapa novelnya bahkan telah diadaptasi menjadi film layar lebar, seperti Satantango dan The Melancholy of Resistance.

“Saya sangat bersyukur telah menerima penghargaan Nobel, terutama karena penghargaan ini membuktikan bahwa sastra tetap hidup dengan sendirinya, melampaui berbagai ekspektasi non-sastra, dan masih terus dibaca,” ujar Krasznahorkai, dikutip dari The Guardian. “Bagi mereka yang membacanya, sastra menawarkan harapan bahwa keindahan, keluhuran, dan hal-hal yang luhur masih ada untuk dirinya sendiri. Mungkin ini juga memberi secercah harapan bagi mereka yang hidupnya hanya tinggal sedikit nyala.”

Krasznahorkai lahir pada tahun 1954 di Gyula, Hungaria. Ia memulai debutnya sebagai novelis melalui karya Satantango yang dirilis pada tahun 1985.

Novel ini menggambarkan komunitas pedesaan yang runtuh. Novel ini kemudian memenangkan penghargaan Man Booker International Prize pada tahun 2015, setelah diterjemahkan ke bahasa Inggris. Novel ini juga diadaptasi menjadi film berdurasi 7 jam yang disutradarai oleh Béla Tarr.

Krasznahorkai juga dikenal sebagai penulis post-modern, tulisannya memiliki kalimat-kalimat yang panjang dan berliku, seperti 12 bab Satantango masing-masing terdiri dari satu paragraf.

“Krasznahorkai adalah penulis epik hebat dalam tradisi Eropa Tengah, yang mengalir dari Kafka hingga Thomas Bernhard, dan dicirikan oleh absurditas serta kelebihan grotesk,” kata Anders Olsson, ketua Komite Nobel.

Ia menggambarkan prosa Krasznahorkai sebagai “berkembang menuju sintaks yang mengalir, dengan kalimat panjang dan berliku tanpa titik, yang telah menjadi ciri khasnya.”

Karier Krasznahorkai banyak dipengaruhi oleh perjalanan dan bahasa. Ia pertama kali meninggalkan Hungaria yang masih di bawah rezim komunis pada tahun 1987 untuk mengikuti fellowship di Berlin Barat. Kemudian, ia mendapat inspirasi dari Asia Timur, khususnya Tiongkok dan Mongolia untuk karya-karyanya, seperti The Prisoner of Urga serta Destruction and Sorrow Beneath the Heavens.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Krasznahorkai juga melakukan banyak perjalanan mengelilingi Eropa saat menulis novel War and War. Ia juga sempat tinggal di apartemen penyair Allen Ginsberg yang berlokasi di New York. Allen Ginsberg juga memberikan dukungan penting pada Krasznahorkai dalam menyelesaikan novel tersebut.

Krasznahorkai menggambarkan karyanya sebagai, “Huruf-huruf; lalu dari huruf menjadi kata; dari kata menjadi kalimat-kalimat pendek; lalu kalimat yang lebih panjang, sebagian besar sangat panjang, selama 35 tahun. Keindahan dalam bahasa. Kesenangan di dalam neraka,” ucapnya dalam wawancara dengan The Guardian pada 2015.

Sebelum pengumuman, Ladbrokes menempatkan Can Xue, penulis avant-garde asal Tiongkok, dan Krasznahorkai sebagai dua kandidat terfavorit untuk penghargaan tahun ini.

Sejak tahun 1991, Penghargaan Nobel Sastra telah diberikan sebanyak 117 kali. Beberapa penerima terbaru di antaranya ada Annie Ernaux, Bob Dylan, Abdulrazak Gurnah, Louise Glück, Peter Handke, dan Olga Tokarczuk. Pada tahun sebelumnya, penerima penghargaan adalah Han Kang, penulis Korea Selatan yang dikenal dengan karyanya The Vegetarian.

Krasznahorkai akan secara resmi menerima medali dan diploma penghargaan dalam upacara di Stockholm pada bulan Desember mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *