Suasana zaman dulu atau Jadul, selalu dirindukan oleh berbagai kalangan. Jika ingin bernostalgia dengan suasana jadul di Garut, yuk coba datang ke tempat yang satu ini.
Nama tempatnya Dusun Deliek. Berlokasi di Jalan Raya Karangpawitan-Wanaraja, Nomor 64, Kecamatan Karangpawitan, Garut. Sekitar 15 menit jarak tempuhnya, dari pusat kota jika berkendara menggunakan motor atau mobil ke arah Utara.
Berbeda dengan tempat makan lainnya, tempat ini sangat vintage dan sarat akan nuansa jadul, atau dalam bahasa Sunda disebut jaman baheula.
Suasana tempo dulu bakal langsung terasa ketika memasuki tempatnya. Beragam ornamen yang tersedia, menarik ingatan siapapun yang datang ke memori masa lalunya di kampung.
Tempatnya terbuka dipenuhi dengan tanaman dan bangunan-bangunan khas masa lalu. Ada balai-balai hingga bangunan utama yang full dibangun dengan kayu dan bambu.
Ada beragam ornamen yang mempercantik tempat ini dan mengentalkan nuansa zaman dulunya. Mulai dari sangkar burung, majalah hingga iklan produk jamu masa lawas yang terpampang di dinding.
Menu makanannya juga beragam dan tradisional. Ada gudeg nangka dan telur, opor, pecel sambal tumpang, rendang Jawa, ayam, pecel, dan balakutak.
Ada juga beragam minuman yang tersedia. Di antaranya teh tarik deliek, aneka jus, hingga kopi tubruk, dan es kelapa kayas.
“Menu makanan dan minuman yang kami sediakan mayoritas berharga di bawah Rp 20 ribu,” ungkap Luqman, pengelola Dusun Deliek.
Tempatnya cocok untuk makan siang dan ngadem, menepi dari hiruk-pikuk perkotaan. Sebab, selain bangunan lawas, terdapat air mengalir hingga sawah mini yang ada di dalam restorannya.
Tempat ini diprediksi bakal jadi primadona baru di wilayah perkotaan Garut. Dengan duit Rp 100 ribu, infoers bisa pulang kenyang dengan tiga hingga empat orang kerabat.
Tempat ini mulai dibuka untuk umum, pada Rabu, (13/8/2025). Jam sarapan, makan siang hingga sore hari menjadi waktu yang tepat untuk berkunjung ke tempat ini.
Di awal pembukaannya, pengelola menyelenggarakan pertunjukan kemerdekaan yang diperankan para pejuang kemerdekaan dan warga kampung.
Acara ini ramai disambut masyarakat. Sejumlah kakek dan nenek serta anak-anak yang ikut serta, mengajak para penontonnya kembali ke masa lalu, di zaman kemerdekaan.