Puasa Dzulhijjah merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dikerjakan umat Muslim dengan diawali niat. Niat menunjukkan kesungguhan hati menjalankan ibadah sunnah ini karena mengharap ridha Allah SWT.
Niat puasa Dzulhijjah bisa diucapkan dalam hati atau lisan, terpenting hal tersebut dilakukan sungguh-sungguh, penuh kesadaran, serta keikhlasan.
Keutamaan puasa Dzulhijjah dijelaskan dalam buku Minhajul Muslimah, Muhammad Syafii Masykur menjelaskan dalil mengenai puasa 10 hari pertama Dzulhijjah bersandar pada hadits yang menyebut bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan puasa 10 hari bulan Dzulhijjah. Hadits ini dinukil Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq.
Dari Hafshah RA dia berkata,
“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan salat 2 rakaat sebelum salat fajar (subuh).” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)
Menurut hadits yang berasal dari Ibnu Abbas RA, keutamaan puasa Dzulhijjah 10 hari adalah menjadi amal yang paling utama, melebihi jihad di jalan Allah SWT.
مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهُ فِي عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ. قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فِي سَبِيلِ اللهِ ، ثُمَّ لاَ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْء
Artinya: “Tidak ada amal yang lebih utama daripada sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki keluar dengan jiwa dan hartanya di jalan Allah kemudian ia tidak kembali membawa sesuatu.” (HR Ibnu Majah dan lainnya)
Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dilakukan di awal bulan Dzulhijjah, khususnya pada tanggal 1 hingga 9. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah pada 10 hari pertama bulan ini, termasuk berpuasa. Sementara tanggal 10 Dzulhijjah diharamkan berpuasa karena bertepatan dengan Idul Adha.
Di bulan Dzulhijjah ada tiga ibadah puasa sunnah yang bisa dilaksanakan yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Berikut bacaan niat puasa Dzulhijjah 10 hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma shahri Dzil Hijjah sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala.
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma Tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma Arafata sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala.”
Puasa Dzulhijjah hukumnya sunnah dan tata caranya tidak berbeda jauh dengan puasa sunnah atau wajib lainnya. Berikut tata cara pelaksanaannya.
1. Niat Puasa
Niat dilakukan di malam hari sebelum puasa, mulai setelah Maghrib hingga sebelum Subuh. Cukup dengan niat di dalam hati, namun boleh juga dilafalkan.
2. Makan Sahur
Disunnahkan untuk makan sahur meski hanya dengan air. Waktu sahur dimulai dari tengah malam hingga menjelang Subuh, yang paling utama dilakukan menjelang waktu imsak.
3. Menahan Diri dari yang Membatalkan Puasa
Seperti makan dan minum secara sengaja, berhubungan suami istri, berkata kotor, marah berlebihan, dan perbuatan sia-sia. Waktu puasa dimulai dari terbit fajar (Subuh) hingga terbenam matahari (Maghrib).
4. Berbuka Puasa
Berbuka saat waktu Maghrib tiba. Disunnahkan berbuka dengan yang manis seperti kurma atau air putih, kemudian dilanjutkan dengan makan secukupnya.