Alfa Firdaus duduk di ranjang bertingkat yang akan menjadi tempatnya tidur mulai Senin (14/7/2025). Ia juga bakal berpisah dengan ibunda tercinta demi mewujudkan cita-cita di masa mendatang.
Bocah 13 tahun asal Kampung Cigugur RT 03/05, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu bakal tinggal di asrama Sekolah Rakyat. Sekolah tempatnya melanjutkan pendidikan selepas menempuh jenjang SD.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP), dipilih sebagai nama buat sekolah bagi anak-anak keluarga miskin di tanah air. Program gagasan Presiden Prabowo Subianto demi mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan kualitas SDM.
Alfa merupakan, satu dari 100 murid baru SRMP 08 Kota Cimahi, yang kegiatan pembelajarannya menempati gedung Sentra Abiyoso Cimahi, di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, milik Kementerian Sosial (Kemensos) RI selama setahun kedepan.
Semula Alfa bersekolah di SD Negeri Sindangsari, Cigugur Tengah. Ia lalu mendaftar ke SMP Negeri 16 Cimahi sesuai keinginannya. Namun nasib berkata lain, ia tak lulus di sekolah itu namun bingung hendak sekolah kemana lagi.
“Orangtua mendaftarkan saya ke sini (SRMP 08 Kota Cimahi), kalau inginnya ga ke SMPN 16. Sempat juga mau masuk ke SMP PGRI 5 Cimahi, cuma enggak jadi,” kata Alfa saat ditemui, Sabtu (12/7/2025).
Ia tak masalah melanjutkan pendidikan di luar sekolah ‘normal’ seperti teman-temannya yang lain. Dalam benaknya, ia sudah tak mau membebani orangtuanya yang cuma pekerja serabutan.
“Ya senang saja sekolah di sini, enggak apa-apa temannya cuma sedikit yang penting tetap bisa belajar,” kata Alfa.
Alfa bersama teman-teman barunya akan tinggal di asrama Sentra Abiyoso. Ia ditempatkan di ruangan Soedirman dengan beberapa bocah lelaki yang entah akan sekelas dengannya atau tidak ketika pembelajaran dimulai.
Ruangan asramanya cukup memadai. Sebuah ruangan berukuran lumayan besar dengan ranjang-ranjang bertingkat yang sudah disusun sedemikian rupa. Fasilitas lainnya, ada lemari besi buat masing-masing anak. Ditambah tiga sampai empat kamar mandi di setiap ruangan asrama.
Lantai 1 asrama diperuntukkan bagi murid laki-laki. Sementara murid perempuan ditempatkan di lantai 2 asrama. Bentuknya tak jauh berbeda, dengan ranjang bertingkat dengan nama masing-masing anak di rangka besinya.
“Siap (tinggal di asrama), enggak apa-apa pisah dulu sama orangtua. Banyak teman-teman juga di sini, tadi sudah kenalan,” kata Alfa.
Raut sedih justru terpancar dari ibundanya, Irma. Seorang ibu rumah tangga yang merelakan anak keduanya tinggal di asrama demi membawa perubahan buat kehidupan ekonomi keluarga. Dalam arti tak jadi beban pengeluaran di tengah pendapatan yang tak menentu.
Irma cuma mengandalkan pendapatan tak menentu besarannya dari sang suami yang bekerja serabutan. Sementara anaknya Alfa, masih membutuhkan biaya selama menjalani pendidikan di SMP. Sampai akhirnya secercah harap muncul dari program Sekolah Rakyat.
“Awalnya tetangga bilang ada Sekolah Rakyat, sekolahnya gratis tapi asrama. Saya coba daftar, malahan anak sempat ditolak karena sudah penuh. Tapi beberapa hari kemudian dihubungi siap enggak katanya anak belajar di Sekolah Rakyat? Ya saya jawab siap, kebetulan anak juga mau,” kata Irma.
Irma ikhlas menitipkan anaknya di asrama SRMP, meskipun dalam hati kecilnya tetap berat berpisah dengan sang buah hati. Beruntung, ada jadwal jenguk yang bisa dimanfaatkan buat melepas rindu.
“Saya nggak pernah pisah lama sama dia sejak kecil, ya enggak apa-apa demi cita-cita dia. Kan masih bisa menjenguk nanti, kebetulan enggak jauh dari Cigugur ke Leuwigajah,” ujar Irma.
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengecek langsung kesiapan SRMP 08 Kota Cimahi. Menurutnya, suasana SRMP 08 Kota Cimahi mumpuni dengan segala fasilitas yang ada.
“Ruangan kelasnya bagus, bangkunya baru kemudian ada AC. Per kelas sekitar 25 sampai 30 anak, sudah sangat ideal. Asramanya juga nyaman, kasur baru, ada lemari, kamar mandi bagus. Insyaallah betah,” kata Gus Ipul.
Se-Indonesia, ada sebanyak 9.700 murid baru SR di 100 titik yang berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Murid baru SR diseleksi berdasarkan Data Terpadu Sejahtera Ekstrem Nasional (DTSEN).
“Syaratnya harus masuk desil 1 atau 2 dengan status miskin atau miskin ekstrem. Jadi disurvei oleh tim dan diseleksi, kami tidak membuka pendaftaran,” kata Gus Ipul.
Mereka bakal menjalani pembelajaran mulai 14 Juli mendatang, bersamaan dengan hari pertama tahun ajaran baru 2025/2026. Diawali dengan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Dari 100 titik yang direncanakan, 63 SR sudah siap menjalankan MPLS. Sisanya 37 titik menyusul beroperasi di akhir Juli 2025. Total gurunya ada 1.500 orang, dengan 200 tenaga kependidikan,” kata Gus Ipul.
Septiana Iman, menjadi salah satu guru yang akan menyalurkan ilmunya pada para murid baru SRMP 08 Kota Cimahi. Pria 27 tahun itu bakal mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris.
“Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, lulus kuliah dari IKIP Siliwangi angkatan 2015. Pengalaman mengajar sekitar 2 tahunan,” kata Septiana.
Awal mula keterlibatannya sebagai tenaga pengajar di sekolah itu setelah ada tawaran dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bagi guru yang sudah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan.
“Jadi pengajar diambil dari lulusan PPG Pra Jabatan atau sekarang PPG Calon Guru. Alhamdulillah saya lulusan PPG Pra jabatan di tahun 2023 Saya dapat panggilan dari Kemendikdasmen apakah saya bersedia atau tidak menjadi guru di sekolah rakyat, akhirnya saya ambil,” kata Septiana.
Ia tak lantas mengantongi izin untuk mengajar di SRMP. Melainkan perlu menjalani serangkaian tes lain dari Kementerian Sosial (Kemensos), di antaranya psikotes, Toefl, hingga tes wawancara.
“Alhamdulillah saya lulus. Kalau melihat dari benefit yang dijanjikan itu ada gaji pokok, tunjangan kinerja, profesi, tentu lebih sejahtera ketimbang jadi honorer di sekolah swasta atau negeri. Di sini status saya jadinya PPPK, tapi dari Kemensos,” kata Septiana.