Meski musim 2024/2025 berakhir dengan hasil mengecewakan, posisi Ruben Amorim sebagai manajer Manchester United dipastikan tetap aman. Manajemen klub tidak akan melakukan pergantian pelatih pada akhir musim ini.
MU menutup musim tanpa satu pun gelar setelah gagal menjuarai Liga Europa. Setan Merah kalah tipis 0-1 dari Tottenham Hotspur pada partai final yang digelar di Stadion San Mamés, Bilbao, Kamis (22/5) dini hari WIB.
Kegagalan di kompetisi Eropa melengkapi performa buruk MU di kancah domestik. Saat ini, sebagaimana dilansir dari infoSport, mereka terpuruk di peringkat ke-16 klasemen sementara Liga Inggris dan dipastikan absen dari kompetisi Eropa musim depan. Ini merupakan kedua kalinya dalam 35 tahun terakhir MU gagal tampil di ajang kontinental.
Ketiadaan MU di kompetisi Eropa, khususnya Liga Champions, menjadi pukulan besar dari sisi finansial. Klub berpotensi kehilangan pendapatan hingga 80 juta pound sterling dari fase grup, dan lebih dari 150 juta pound sterling jika berhasil melangkah jauh di babak gugur. Kondisi ini akan membatasi pergerakan MU di bursa transfer, karena klub harus melakukan penghematan signifikan.
Sebagai nakhoda tim, Amorim dianggap sebagai sosok yang paling bertanggung jawab atas menurunnya performa klub. Manajer asal Portugal itu ditunjuk menggantikan Erik ten Hag, namun catatan musim ini justru lebih buruk dibanding era pendahulunya.
Amorim pun mengisyaratkan kesediaannya untuk mundur apabila diminta, bahkan rela melepas pesangon demi tanggung jawab moral atas kegagalan tim. Namun demikian, menurut laporan ESPN, manajemen klub memilih untuk mempertahankannya.
Sumber internal menyebutkan, pihak klub masih menaruh kepercayaan pada Amorim dan menginginkan konsistensi di kursi pelatih kepala. Amorim dipastikan akan memimpin tim pada laga kandang terakhir melawan Aston Villa di Old Trafford, Minggu (25/5/2025) malam WIB, dan kemungkinan besar tetap bertugas hingga masa kontraknya berakhir pada 2026.
Sebagai penutup musim, Manchester United dijadwalkan mengadakan acara barbeku internal yang dihadiri para pemain, staf, keluarga, serta kerabat. Meskipun gagal meraih gelar, kegiatan ini disebut sebagai bentuk kebersamaan untuk menyongsong musim yang baru dengan semangat baru.
Artikel ini sudah tayang di infoSport