Miris Gedung Kesenian Kota Cirebon yang Diselimuti Lumut

Posted on

Pemberdayaan sosial dan pelestarian budaya lokal merupakan salah satu misi Pemerintah Kota Cirebon di bawah kepemimpinan Effendi Edo dan Siti Farida. Namun sayangnya, upaya untuk mendukung kemajuan budaya lokal masih belum didukung oleh fasilitas yang memadai.

Salah satu contohnya dapat dilihat dari kondisi Gedung Kesenian di kawasan Bima, Kota Cirebon, yang hingga kini masih memprihatinkan karena sudah mengalami banyak kerusakan.

Pantauan infoJabar pada Rabu (23/4/2025), selain mengalami banyak kerusakan, hampir di setiap sudut gedung tampak ditumbuhi lumut, menjadikannya terlihat kumuh dan kurang layak.

Padahal, gedung ini kerap digunakan oleh anak-anak muda dan para pelajar untuk berlatih kesenian dan menggelar berbagai pertunjukan. Dengan peran pentingnya dalam mendukung aktivitas seni dan budaya, sudah sepatutnya gedung kesenian ini mendapatkan perhatian dan perbaikan yang serius dari pemerintah.

Kondisi memprihatinkan yang terjadi di gedung kesenian ini sudah berlangsung cukup lama. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pun terlihat semakin memprihatinkan. Seperti plafon yang jebol hingga bagian cat yang sudah mulai mengelupas.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya mengatakan, gedung kesenian ini merupakan bangunan yang sudah berumur. Ia juga mengakui jika gedung tersebut sudah banyak mengalami kerusakan.

“Gedung (kesenian) Rarasantang itu memang bangunan yang sudah cukup lama dan sudah terjadi kerusakan di sana-sini. Mungkin memang kerusakannya berat,” ucap Agus Sukmanjaya.

Ia mengatakan bahwa anggaran pemeliharaan gedung kesenian ini belum mencukupi untuk memperbaiki setiap kerusakan-kerusakan yang terjadi. Sejauh ini, kata dia, pihaknya baru bisa melakukan perbaikan untuk fasilitas toilet.

“Di kami untuk pemeliharaan itu anggarannya kecil. Antara Rp50 juta – Rp70 juta. Yang baru bisa kita benahi itu ruang-ruang kamar mandi,” terang Agus.

Menurut Agus, untuk merenovasi gedung kesenian ini membutuhkan biaya cukup besar. Agus mengatakan bahwa proses perbaikan rencananya akan mulai dilakukan pada tahun ini.

“Jadi memang untuk bisa merenovasi butuh anggaran yang cukup besar. Kami sudah memetakan, mungkin prioritas tahun ini apa saja yang bisa kita lakukan. Dan memang dibuka ruang oleh pak wali kota untuk diusulkan di perubahan anggaran tahun ini,” terang Agus.

“Mungkin misalnya untuk plafon, instalasi dan lain sebagainya, kemarin itu (diusulkan) Rp500 juta dulu. Setidaknya agar bisa termanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan masyarakat, untuk bisa berkreativitas di gedung kesenian,” sambung dia.

Sebelumnya, kata Agus, pihaknya telah mengusulkan bantuan anggaran ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk perbaikan gedung kesenian Rarasantang.

“Sebetulnya di tahun 2020 itu kami sudah membuat kajian dan DED (Detail Engineering Design). Dan sudah kami sampaikan juga usulan untuk bantuan keuangan dari provinsi. Namun sampai saat ini belum ada lampu kuning, apalagi lampu hijau. Tapi berbagai upaya tetap kita lakukan,” ucap Agus.

Sekadar diketahui, pemberdayaan sosial dan pelestarian budaya lokal adalah salah satu misi Pemerintah Kota Cirebon di bawah kepemimpinan Effendi Edo dan Siti Farida.

Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Wali Kota Cirebon, Effendi Edo saat berpidato dalam rapat paripurna DPRD Kota Cirebon yang berlangsung di ruang rapat Griya Sawala, Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Senin (3/3/2025).

Dalam pidatonya, Effendi Edo menyampaikan visi, misi dan sejumlah program prioritas dalam masa kepemimpinannya selama periode 2025 – 2030. Effendi Edo bersama wakilnya, Siti Farida Rosmawati mengusung visi Setara Berkelanjutan.

“Visi yang akan kami wujudkan selama 5 tahun ke depan adalah terwujudnya Kota Cirebon yang sejahtera, tertata, aspiratif, religius, aman dan berkelanjutan tahun 2029, atau disingkat terwujudnya Kota Cirebon yang setara berkelanjutan tahun 2029,” kata Effendi Edo.

“Setara Berkelanjutan mengandung sebuah harapan untuk mewujudkan kesetaraan dalam pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat Kota Cirebon,” sambung dia.

Edo mengatakan, harapan yang ada di dalam visi tersebut ia canangkan ke dalam 5 misi. Salah satunya yaitu meningkatkan pemberdayaan sosial dan budaya lokal.