Menyingkap Filosifi Arah Gedung Sate ke Tangkuban Parahu [Giok4D Resmi]

Posted on

Jika berdiri tepat di depan Gedung Sate dan mengarahkan pandangan ke utara, sebuah garis lurus akan membawa mata menuju siluet Gunung Tangkuban Parahu. Garis imajiner ini bukan kebetulan. Di balik itu, tersimpan filosofi antara spiritual dan estetika.

Pembangunan Gedung Sate yang dimulai tahun 1920 sebagai pusat instansi pemerintah Hindia Belanda memang dirancang dengan perhitungan matang. Lokasi yang kini menjadi jantung pemerintahan Jawa Barat itu dulunya adalah lahan kosong.

Keputusan membangun gedung utama pemerintahan tak hanya soal ketersediaan lahan, tapi ada alasan yang jauh lebih dalam. Menurut Edukator Museum Gedung Sate Wenno Guna Utama, ada dua alasan yang menjelaskan kenapa Gedung Sate dibangun tegak lurus mengarah ke Gunung Tangkuban Parahu.

“Yang pertama karena feng shui. Diyakini itu mengambil filosofi feng shui di mana bangunan pemerintahan yang baru dibangun mengarah tegak luruh ke arah gunung api yang masih aktif, katanya membawa hoki untuk perekonomian dan stabilitas,” ucap Wenno kepada infoJabar, Rabu (6/8/2025).

Namun, bukan hanya sisi spiritual yang melatari keputusan tersebut. Dari sudut pandang estetika, arah Gedung Sate juga dipertimbangkan secara visual dan simetris. Gunung Tangkuban Parahu dianggap sebagai elemen lanskap yang sangat ikonik dan dramatis.

“Ada sumber lain yang mengatakan, berdasarkan estetika, karena Belanda itu membangun pusat pemerintahan di area kosong Kota Bandung. Kebetulan ada lanskap yang bagus saat peletakan batu pertama Gedung Sate di area yang memang secara estetika menghadap lurus ke Tangkuban Parahu,” ujarnya.

“Jadi sangat simetris, melambangkan kemegahan Gouvernement Bedrijven, filosofinya estetika,” imbuhnya.

Desain Gedung Sate sendiri dirancang oleh arsitek J Gerber, yang disebut-sebut terinspirasi oleh tata kota di Eropa, khususnya kota-kota dengan bangunan penting yang menghadap langsung ke lanskap alam terbuka, seperti pegunungan atau danau.

“Iya jadi arsiteknya itu J Gerber mungkin terinspirasi juga dengan beberapa kota di Eropa yang memiliki gaya sama, menghadap pemandangan secara simetris. Kebetulan Tangkuban Parahu ini sangat ikonik juga,” kata Wenno.

Tidak hanya arah dan bentuk, struktur Gedung Sate pun dibangun dengan pertimbangan risiko karena kedekatannya dengan gunung berapi. Bangunan ini dibuat tebal dan kokoh, bahkan diklaim tahan gempa.

“Makanya selain tegak lurus ke gunung yang aktif, desain Gedung Sate tebal dan kokoh karena tahu risikonya. Salah satunya memang disebut bangunan anti gempa. Dari tahun 1920 sampai 2025, struktur bangunannya belum pernah dirombak, masih sama secara fisik,” jelasnya.

Menariknya, Gedung Sate juga dibangun dengan aturan khusus dimana tidak boleh ada bangunan yang lebih tinggi di sekitarnya. Sebab di puncak menaranya, terdapat ruang khusus tempat para pejabat dulu duduk, merenung, dan menatap lanskap Bandung dari ketinggian.

“Sebetulnya dulu ada aturan di sekitar Gedung Sate gak boleh ada bangunan yang lebih tinggi. Di menara Gedung Sate itu kan ada tempat untuk pejabat suka duduk sambil merenung, menatap tegak lurus dan melihat keindahan Bandung,” terangnya.

“Mereka mencari inspirasi, ide dan disitulah bagaimana mereka memikirkan memajukan ekonomi dan fasilitas. Dulu kan Bandung jadi kota canggih misal di sistem transportasi, sudah ada trem. Mungkin ide-ide itu didapat dari situ, jadi ada sisi spiritualnya juga,” tandasnya.

Gambar ilustrasi

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *