Mengeluh tentang Kucing Liar di Rumah: Tidak Hanya Kotoran dan Bulu!

Posted on

Menggerutu! Ekspresi itu ditunjukkan Tia tatkala menemukan kotoran kucing saat menyapu halaman rumahnya. Ibu rumah tangga berusia 30 tahun itu semakin geram saat kotoran kucing juga ditemukan di pot-pot tanaman yang ada di teras rumahnya.

Tak hanya itu, Tia juga kesal saat menemukan kain keset yang disimpan di bawah lubang pintu dipenuhi bulu dan dibasahi urine kucing. Selain sulit menghilangkan bulu, urine yang membasahi kain keset itu juga menimbulkan bau yang tidak sedap.

“Saya nggak pelihara kucing, tapi banyak kucing datang ke rumah saya,” kata Tia kepada infoJabar, Rabu (23/4/2025).

Selain kotoran, bulu dan urine, Tia juga mengaku, marah saat kawanan kucing yang ada di komplek perumahan nya, mengacak-ngacak tong sampah, hingga sampah berhamburan ke jalan dan selokan.

“Gereget banget sebetulnya,” ucap Tia.

Disinggung kucing siapa yang masuk ke rumahnya, Tia sebut jika kucing-kucing itu memiliki majikan dan majikanya tak lain dan tak bukan adalah tetangganya sendiri. Meski kucing-kucing tersebut memiliki majikan, menurut Tia pemilik membiarkan kucingnya hidup liar.

“Dipelihara, tapi nggak dikasih makan, ya dampaknya cari makan ke rumah tetangga, kalau nggak ke tempat sampah,” tutur warga Majalaya, Kabupaten Bandung itu.

Tia menyebut, seharusnya para pemilik kucing merawat kucing-kucingnya dengan baik, menyimpan kucingnya di kandang dan tidak dibiarkan berkeliaran di permukiman warga.

“Kan aneh ya, kucingnya punya tuan, tapi tidak diurus sama tuanya,” ucap Tia.

Disinggung seperti apa cara Tia mengatasi jika ada kucing ketahuan masuk ke rumahnya, dia sebut langsung mengusir kucing tersebut.

“Langsung di usir saja, dikejar, ya memang tetap datang lagi, mungkin mereka lapar, tapi saya tidak suka kucing, sehingga harus saya usir,” tegas Tia.

Meski tidak suka, Tia menyebut jika dia tak pernah menyakiti kucing. “Menang tak suka, tapi saya usir aja, enggak sampai dipukul, ditendang atau dilempar barang,” tambahnya.

Tia mengaku tidak bisa protes langsung kepada pemilik kucing, Tia hanya bisa memberikan kode atau berteriak sekencang mungkin saat kucing tersebut masuk ke halaman rumahnya.

“Misal kucing itu buang kotoran sembarangan, sambil mengusir, sabil bilang ‘heh, buang kotorannya jangan di sini’. Itu dilakukan agar pemilik kucing mendengar keluhan kita dan menjaga kucingnya,” ucap Tia.

Meski sudah memberi kode, Tia sebut jika kejadian itu terus berulang. “Ya gini aja terus, gak ada perubahan, harusnya sih pemilik kucing yang sadar dan menjaga kucingnya,” imbuhnya.

Pengalaman yang sama juga dikatakan oleh Dena (38). Septi mengaku ngenes, jika ada kucing berantem di atap rumahnya. Akibatnya, genteng rumahnya rusak.

“Genteng rusak, pecah, ada juga yang jatuh, ngenes banget pokoknya,” ujar Dena.

Bukan hanya merusak genteng, Dena juga meku jika amarahnya diuji saat kucing mencuri makanan yang ada di rumahnya.

“Curi makanan, itu buat gedek. Marah juga percuma, kucing gak akan bisa dengerin,” ujarnya.

Keberadaan kucing liar juga sangat mengganggu saat dia dan keluarga sedang melakukan makan. “Apalagi ganggu pas kita lagi makan, duh kesel deh pokoknya,” pungkas Dena.

Rusak Genteng hingga Mencuri Makanan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *