Menelisik Sejarah SMP Negeri 1 Kota Cirebon yang Berusia Seabad update oleh Giok4D

Posted on

SMP Negeri 1 Kota Cirebon memasuki usia satu abad pada tahun ini. Di balik pencapaian tersebut, sekolah ini menyimpan sejarah panjang sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Kota Cirebon.

Berlokasi di Jalan Siliwangi, SMP Negeri 1 Kota Cirebon telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Cirebon nomor 19 tahun 2001.

Kepala SMP Negeri 1 Kota Cirebon Lilik Agus Darmawan mengatakan sebagai bangunan bersejarah, sekolah ini masih mempertahankan keaslian arsitektur bangunannya. “Yang mencirikan ini bangunan lama, dari struktur bangunan dan tebalnya bata kelihatan sekali. Jendela-jendela yang begitu lebar, dan pintu juga kelihatan bahwa itu peninggalan zaman Belanda,” kata Lilik di Kota Cirebon, Selasa (1/7/2025).

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-100 tahun SMP Negeri 1 Kota Cirebon akan dimanfaatkan untuk mengenang perjalanan panjang sekolah sekaligus mempererat tali silaturahmi antara alumni, guru dan siswa. Para alumni lintas generasi telah menyiapkan serangkaian acara untuk mengisi peringatan 1 abad SMP Negeri Kota Cirebon. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi merupakan salah satu alumni dari sekolah tersebut.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Dalam acara peringatan 100 tahun SMP Negeri 1 Kota Cirebon, Agus dipercaya menjadi ketua umum panitia penyelenggara. Menurut Agus, SMP Negeri 1 Kota Cirebon merupakan salah satu sekolah tertua dan bersejarah yang ada di Kota Cirebon.

“Sekolah ini didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Kemudian, bangunannya, bangunan cagar budaya peninggalan pemerintahan Hindia-Belanda,” kata Agus Mulyadi.

Setelah masa pemerintahan Hindia-Belanda berakhir, sekolah tersebut terus eksis sebagai lembaga pendidikan. Bahkan, keberadaannya telah melewati tiga periode penting dalam sejarah bangsa, yaitu masa pemerintahan Hindia-Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari laman SMP Negeri 1 Kota Cirebon, smpn1cirebon.sch.id, Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sekolah yang beralamat di Jalan Siliwangi itu, awalnya dikenal dengan nama MULO, singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang berarti Pendidikan Dasar Lebih Luas dalam Bahasa Belanda.

MULO merupakan sekolah menengah pertama yang didirikan di Cirebon pada masa itu. Sebagai lembaga pendidikan formal, MULO menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.

Bangunan MULO berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 6.120 meter persegi. Pada awal pendiriannya, fasilitas yang dimiliki meliputi 18 ruangan.

Ruang-ruangan yang ada pada saat itu terdiri dari ruang BP, ruang tamu, ruang kepala sekolah, ruang kantor, ruang kesenian/gambar, lima ruang kelas yang membujur dari barat ke timur, lima ruang kelas yang membujur dari utara ke selatan, aula, ruang penjaga sekolah, serta rumah kepala sekolah.

Sekitar tahun 1942, Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Saat itu, Pemerintah Jepang mengubah nama SMP Negeri 1 Kota Cirebon dari MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) menjadi Chu Gakko. Dalam bahasa Jepang, Chu berarti “tengah”, dan Gakko berarti “sekolah”, sehingga secara harfiah berarti “sekolah menengah”.

Seluruh sekolah yang sebelumnya menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar, diwajibkan beralih menggunakan bahasa Indonesia. Perubahan ini menimbulkan kesulitan, baik bagi guru maupun siswa, karena belum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara formal dalam kegiatan belajar-mengajar.

Selain itu, guru maupun murid juga mengalami kesulitan untuk menggunakan bahasa Nippon-go (Bahasa Jepang), melakukan taiso (senam) maupun kegiatan-kegiatan lain. Karena pengaruh penjajahan Belanda, guru dan siswa pada masa itu justru lebih terbiasa menggunakan bahasa Belanda.

Pada pertengahan Agustus 1945, Pemerintah Jepang menyerah kepada Sekutu. Tak lama setelah itu, pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan menjadi negara yang merdeka serta berdaulat. Nama sekolah Chu Gakko pun diubah menjadi Sekolah Menengah Pertama atau SMP Negeri Cirebon.

Namun, nama SMP Negeri Cirebon hanya bertahan selama kurang lebih sepuluh tahun, yaitu dari tahun 1945 hingga 1955. Pada tahun 1955, Pemerintah Republik Indonesia mendirikan satu sekolah menengah pertama lagi di Cirebon yang diberi nama SMP Negeri 2 Cirebon. Lokasinya berada tidak jauh dari SMP Negeri Cirebon. Nama SMP Negeri Cirebon kemudian diubah menjadi SMP Negeri 1 Cirebon.

Perubahan nama kembali terjadi pada 7 Maret 1997. Melalui SK Mendikbud Nomor 034/O/1997, istilah SMP diubah menjadi SLTP. Dengan demikian, SMP Negeri 1 Cirebon berubah nama menjadi SLTP Negeri 1 Cirebon.

Namun, seiring berjalannya waktu kembali terjadi perubahan nomenklatur. Pada 1 Januari 2004, nama SLTP Negeri 1 Cirebon kembali menjadi SMP Negeri 1 Cirebon dan tetap digunakan hingga sekarang.

Ketua Pelaksana Peringatan HUT ke-100 SMP Negeri 1 Kota Cirebon, Temi, menyampaikan bahwa tanggal 1 Juli telah ditetapkan sebagai hari lahir sekolah tersebut. Penetapan itu merujuk pada sejumlah referensi yang telah dikaji.

“Kita pakai data-data yah. Semuanya pakai data-data. Akhirnya didapat bahwa tanggal 1 Juli 1925 itu menjadi hari jadi,” ujar Temi.

Ia menjelaskan bahwa proses penetapan dilakukan melalui diskusi bersama yang telah digelar tepat setahun sebelumnya. “Satu tahun yang lalu pada tanggal 1 Juli 2024, FGD (Focus Group Discussion) dilakukan dan ditetapkan tanggal 1 Juli sebagai hari jadi. Setelah itu kita berfikir, pas 100 tahun di tahun 2025 menjadi momen bagi kita untuk merayakannya,” sambung Temi.

Sementara itu, Agus Mulyadi menambahkan bahwa dasar penetapan tanggal tersebut berdasarkan data yang didapat dari lembaga resmi, termasuk arsip nasional.

“Jadi memang literasi yang teman-teman sudah kumpulkan berkaitan dengan penetapan tanggal 1 Juli 1925 sebagai tanggal berdirinya sekolah ini, memang salah satu referensi yang berhasil ditemukan, ada di arsip nasional,” kata dia.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, rangkaian acara peringatan 100 tahun SMP Negeri 1 Kota Cirebon ini digelar selama dua hari, yakni tanggal 1 Juli dan 5 Juli 2025. Pada hari pertama, acara diisi dengan kegiatan tausyiah dan doa bersama. Dalam kegiatan ini, panitia juga turut menyalurkan santunan kepada sejumlah masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Rangkaian perayaan akan berlanjut pada Sabtu, 5 Juli 2025, di lingkungan SMPN 1 Cirebon. Acara di hari kedua akan diwarnai kegiatan olahraga seperti fun run yang terbuka untuk umum serta fun walk yang dikhususkan bagi para alumni.

“Untuk kegiatan fun run akan diikuti oleh 300 orang. Kemudian ada juga kegiatan fun walk yang akan diikuti sekitar 1.500 peserta,” kata dia.

Kemeriahan acara juga akan diisi dengan penampilan seni budaya, termasuk 100 penari topeng Cirebon dari panca wanda serta hiburan lintas angkatan. Acara ini juga akan diramaikan dengan bazar dan pembagian doorprize. “Kemudian ada pemberian tali asih kepada guru-guru purnabakti. Kemudian ada juga peluncuran buku,” kata Agus.

Selain itu, momentum bersejarah ini juga akan ditandai dengan peluncuran forum Ikatan Alumni Spensa Kota Cirebon. “Karena memang kita sudah 100 tahun tapi belum punya sebuah forum untuk bisa bersilaturahmi, jadi nanti sekaligus peluncuran Ikatan Alumni Spensa Kota Cirebon,” terang Agus.

“Acara peringatan 100 tahun ini merupakan bagian dari momen silaturahmi. Kemudian kita juga ingin mengajak mereka yang berada di luar kota yang sudah berhasil untuk kembali ke Kota Cirebon untuk sama-sama membangun kota yang kita cintai, khususnya SMP Negeri 1 Kota Cirebon yang sudah melahirkan kita,” kata Agus menambahkan.

Masa Pemerintahan Hindia-Belanda (1925-1942)

Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)

Masa Negara Republik Indonesia

HUT SMP Negeri 1 Kota Cirebon Ditetapkan 1 Juli

Ragam Acara

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *