Menarik Wisata Situ Gede Tasikmalaya: Potensi dan Tantangan

Posted on

Pesona dan daya tarik objek wisata Situ Gede Tasikmalaya kian memudar. Destinasi wisata alam kaya potensi ini dirundung berbagai persoalan,

Hal ini berujung pada minimnya tingkat kunjungan wisatawan. Dalam setahun objek wisata ini hanya mampu menyumbang pendapatan tak lebih dari Rp 100 juta.

Persoalan infrastruktur yang rusak serta minimnya daya tarik, dianggap menjadi persoalan utama sepinya Situ Gede Tasikmalaya.

“Kemarin libur Lebaran juga sepi, memang ada sih yang datang, tapi nggak banyak,” kata Cucu (44), salah seorang pedagang di Situ Gede, Rabu (16/4/2025).

Penataan berupa pembangunan gazebo yang dilakukan beberapa tahun lalu, yang diharapkan menjadi magnet wisatawan, menurut dia tak berlangsung lama.

“Ramai pengunjung pas awal-awal gazebo diresmikan saja, semakin ke sini biasa lagi. Sepi lagi,” kata Cucu.

Dia berharap pemerintah kembaliemberi sentuhan pembangunan dan penataan, sehingga aktivitas pariwisata bisa bergairah kembali.

“Ya kan jalan rusak, terus fasilitas banyak yang kurang. Nah kalau bisa, kegiatan liburan atau study tour anak sekolah, diarahkan ke sini, biar ramai,” harap Cucu.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Deddy Mulyana mengakui lesunya kunjungan wisatawan ke Situ Gede.

“Kurang daya tarik, memang. Kemudian ada beberapa fasilitas yang rusak,” kata Deddy.

Dia mencontohkan salah satu kerusakan yang cukup mengganggu adalah fasilitas jogging track. Padahal lintasan lari atau jalan kaki ini, bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal. Mereka bisa berolahraga sambil menikmati panorama alam yang cantik.

“Jogging track rusak, padahal ini menjadi ikon untuk warga Kota Tasikmalaya untuk bisa berolahraga di sana,” kata Deddy.

Namun demikian, Deddy mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat untuk kembali melakukan penataan. Dia mengatakan mayoritas kawasan Situ Gede merupakan aset milik Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak pengelola yaitu PSDA Provinsi Jabar, Alhamdulillah kami sudah memegang DED (dokumen perencanaan) penataannya. Sekarang ada perbaikan untuk sarana prasarana yang dilakukan oleh Pemprov Jabar,” kata Deddy.

Selain itu Deddy juga tengah mengajukan anggaran ke Penkot Tasikmalaya untuk melengkapi penataan di Siti Gede, terutama untuk kawasan yang menjadi kewenangan Pemkot Tasikmalaya.

“Sudah komunikasi ke pimpinan (Wali Kota), agar ada alokasi khusus untuk perbaikan Situ Gede, sehingga menjadi prioritas,” kata Deddy.

Meski dipandang minim kunjungan wisatawan, namun pada tahun 2024 lalu, target retribusi dari Situ Gede bisa tercapai. Deddy berharap target kunjungan wisatawan dan target pendapatan retribusi di tahun 2025 juga bisa tercapai.

“Tingkat kunjungan 2024 datanya nanti dicek duli. Tapi target retribusi sekitar Rp 100 juta tercapai,” kata Deddy.

Deddy mengaku optimistis jika Situ Gede masih memiliki potensi yang belum tergali optimal. Oleh karena itu dia bertekad untuk terus mengupayakan langkah yang tujuannya menambah daya tarik wisata.

“Saya yakin ada potensi yang belum tergali, agar menambah tingkat kunjungan.

Salah satu langkah konkrit yang akan dilakukan adalah menempatkan kentungan besar berbentuk ikan, yang akan ditempatkan di Situ Gede.

Sekedar diketahui Situ Gede ini memiliki legenda mitos yang disebut Si Kohkol, ikan raksasa yang konon jadi penghuni danau ini.

“Langkah nyata upaya untuk menambah daya tarik, misalnya ada budayawan yang menyumbang kohkol raksasa. Nanti akan akan ditempatkan di Situ Gede, sebagai daya tarik baru,” kata Deddy.

Upaya lain yang dilakukan adalah memfasilitasi investor yang dikabarkan tertarik untuk membangun resort di kawasan itu.

“Selain itu ada pengembang swasta yang akan membangun resort, itu juga salah satu daya tarik ke depannya. Intinya kita akan kolaborasi dengan stakeholder terkait,” kata Deddy.

Situ Gede Tasikmalaya sendiri memiliki luas sekitar 48 hektar. Lokasi wisata ini relatif dekat dari pusat Kota Tasikmalaya, tak sampai 15 menit berkendara dengan mobil.

Namun sayang tak ada moda angkutan umum yang langsung menjangkau lokasi ini. Angkutan umum hanya menjangkau di jalur protokol Jalan Ir H. Juanda atau di Jalan AH Nasution.

Dari pinggir jalan raya wisatawan bisa menjangkau Situ Gede dengan menumpang ojek, ongkosnya sekitar Rp 10 ribu.

Sementara itu karcis masuk kawasan wisata Situ Gede Tasikmalaya relatif terjangkau. Per orang ditarik karcis Rp 5 ribu. Tentu saja itu di luar tarif parkir kendaraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *