Menapaki Ruas Jalan Terpendek di Kota Tasikmalaya baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sebagai salah satu kebutuhan dasar suatu peradaban, ketersediaan infrastruktur jalan memiliki fungsi strategis dalam menunjang aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.

Ibarat saluran pembuluh darah di tubuh manusia, jalan menjadi sarana vital dalam kehidupan sosial masyarakat. Termasuk bagi Kota Tasikmalaya, daerah yang konon menjadi wilayah paling dinamis di wilayah Priangan Timur.

Seiring perkembangan zaman, konektivitas jalan di Kota Tasikmalaya semakin berkembang. Jalan paling baru selesai dibangun adalah Jalan Lingkar Utara, yang berhasil menghubungkan wilayah Kecamatan Cibeureum dengan wilayah Kecamatan Cipedes.

Terlepas dari hal itu, ada fakta-fakta unik dari kondisi jalan di Kota Tasikmalaya.

Dikutip dari open data Pemkot Tasikmalaya, jalan yang berstatus jalan kota atau jalan yang menjadi tanggung jawab Pemkot Tasikmalaya terdiri dari 560 nama ruas jalan dengan panjang 450,74 kilometer.

Jalan dengan jarak terpendek adalah Jalan Flamboyan VI di Kecamatan Cipedes, yakni sepanjang 29 meter. Tapi jalan ini merupakan jalan komplek perumahan, yang diserahkan statusnya kepada Pemkot Tasikmalaya.

Sementara untuk jalan protokol dengan jarak terpendek adalah Jalan Listrik di Kecamatan Tawang. Panjangnya hanya 88 meter. Jalan Listrik adalah jalan yang menghubungkan Jalan Mayor Utarya dengan Jalan Otto Iskandardinata. Boleh jadi, ruas jalan ini diberi nama Jalan Listrik, karena di ujung selatan jalan ini terdapat kantor PLN. Jarak 88 meter ini tentu saja cepat ditandaskan, sekali betot gas, jalan ini sudah habis dilalui.

Jika ada jalan terpendek, tentu ada jalan terpanjang. Di Kota Tasikmalaya, ruas jalan yang paling panjang adalah Jalan Lingkar Mangkubumi – Indihiang. Jalan yang akrab disebut Jalan Mangin ini memiliki jarak hampir 7 kilometer, tepatnya 6.814 meter. Sesuai namanya, jalan ini menghubungkan wilayah Kecamatan Mangkubumi dan Kecamatan Indihiang.

Akmal Maulana (30), warga Kabupaten Ciamis berpendapat jalanan di Kota Tasikmalaya itu terkadang membingungkan.

“Bingung bukan karena jalannya njelimet atau macet seperti di kota besar, tapi sering bingung karena terlalu banyak nama jalan yang disingkat-singkat,” kata Akmal, Selasa (6/5/2025).

Penyebutan nama jalan dengan cara disingkat, menurut Akmal sering membuatnya keder ketika berkunjung ke Kota Tasikmalaya.

“Misalnya Jalan Mangin, ternyata Jalan Lingkar Mangkubumi-Indihiang. Jalan JB Lanud, ternyata Jalan Lingkar Utara Cibeureum. Jalan Dokar, ternyata Jalan Dokter Soekardjo,” kata Akmal.

“Jalan Hazet, coba itu kan membingungkan, tahunya Jalan HZ Mustofa. Jalan Mohat, ternyata Jalan Moch Hatta. Jalan Parhon, ternyata Parakan Honje. Pokoknya masih banyak nama jalan yang disingkat-singkat,” kata Akmal.

Dia menambahkan nama jalan yang disingkat atau nama gaul dari jalan itu, lebih beken ketimbang nama aslinya. Sementara yang ada di peta digital, adalah nama aslinya.

“Di Google Maps atau Waze, kan tercantum nama aslinya, bukan nama gaulnya. Makanya suka agak pusing kalau jalan-jalan di Tasik,” kata Akmal.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *