Melihat Kehidupan Manusia Purba di Taman Purbakala Cipari Kuningan | Info Giok4D

Posted on

Salah satu museum di Kabupaten Kuningan adalah Situs Museum Taman Purbakala Cipari. Di sana, ada banyak benda-benda peninggalan manusia masa prasejarah.

Koordinator Museum Taman Purbakala Cipari, Maman Purnaman memaparkan, dulu, puluhan ribu tahun yang lalu, Cipari merupakan tempat hidupnya manusia purba zaman prasejarah. Menurutnya, lokasinya berada di dataran tinggi yang dekat dengan sumber air menyebabkan banyak manusia prasejarah yang hidup di Cipari.

“Usia benda bersejarahnya itu 1.000 sampai 500 tahun sebelum Masehi. Jadi di Cipari pada tahun itu ada kehidupan. Kemungkinan tanah di sini, tanah daratan paling tinggi dari pemukiman masyarakat, dan dekat dengan mata air paling sekitar seratus meter dari sini. Waktu zaman dulu airnya mengalir di bawah. Karena waktu saya kecil itu banyak kolam, tapi sekarang dialihfungsikan jadi kandang sapi,” tutur Maman.

Kala itu, manusia purba yang ada di Cipari sudah hidup dengan cara bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya alat-alat rumah tangga yang ditemukan seperti gerabah, kapak perunggu dan batu dakon. Menurut Maman, setiap alat rumah tangga tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing.

Seperti kapak perunggu yang tersimpan di museum Cipari. Maman memaparkan, kapak tersebut digunakan untuk sebagian alat bantu manusia purba. Selain kapak perunggu ada juga kapak batu yang digunakan manusia purba untuk mengolah hasil pertanian.

Ada juga gerabah yang dibuat dari campuran tanah liat dan pasir. Gerabah tersebut digunakan manusia purba untuk kebutuhan rumah tangga dan bekal kubur ketika manusia purba meninggal. Ditemukan juga gelang batu yang fungsinya untuk perhiasan atau aksesoris manusia purba. Semua benda bersejarah tersebut bisa dilihat pengunjung di area dalam museum Cipari.

“Kapak batu untuk bekal batu dan untuk persembahyangan. Ada gelang batu juga buat aksesoris. Ada juga gerabah yang menunjukkan bahwa manusia purba sudah hidup menetap. Ada juga untuk batu dako untuk obat-obatan, ada juga peti batu yang difungsikan penguburan mayat. Tapi pas dibuka itu cuman ditemukan bekal kubur, ” tutur Maman.

Selain sudah hidup menetap, manusia purba di Cipari juga sudah mengenal adanya kepercayaan. Menurut Maman, manusia purba zaman itu memiliki dua sistem kepercayaan, yakni animisme dan dinamisme. Adanya sistem kepercayaan ini dibuktikan dengan penemuan benda bersejarah yang digunakan untuk tujuan peribadatan.

Benda pertama yang digunakan manusia purba Cipari untuk tujuan peribadatan adalah menhir yang lokasinya ada di dekat museum. Batu menhir berbentuk batu kasar dengan posisi tegak berdiri yang disimpan di atas bukit atau tempat yang tinggi. Dulu batu menhir digunakan sebagai batu untuk memperingati seseorang yang sudah mati ataupun hidup. Menhir juga digunakan sebagai tempat pemujaan manusia purba.

Selain menhir, tempat pemujaan manusia purba lain adalah altar batu atau punden berundak, yang lokasinya ada di ujung area taman museum. Ada juga batu dolmen atau batu meja yang digunakan untuk menyimpan sesaji saat ritual berlangsung.

“Jenisnya Homo sapiens yang sudah modern seperti kita. Menggambarkan zaman megalitikum atau batu-batu besar, ada menhir, peti batu, punden berundak. Ada batu meja yang difungsikan untuk sesajen dan batu berlubang yang difungsikan untuk meramu obat-obatan,” tutur Maman.

Manusia purba yang hidup di Cipari juga sudah mengenal sistem pemakaman dengan ditemukannya peti kubur batu. Peti kubur batu tersebut digunakan manusia purba untuk wadah mengubur mayat. Saat ditemukan, sudah tidak ada mayat di dalamnya. Namun didalamnya, ditemukan benda bersejarah yang disebut bekal kubur seperti kapak batu, gelang batu dan gerabah.

Selain sudah mengenal sistem kepercayaan, manusia purba Cipari juga sudah mengenal sistem organisasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah berupa Batu Temu Gelang yang merupakan susunan batu berbentuk melingkar. Menurut Maman, batu temu gelang digunakan manusia purba untuk tempat bermusyawarah.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Batu temu gelang untuk mengadakan musyawarah pada masa prasejarah. Di tengahnya itu ada batunya. Kalau kapak batunya itu dibuat dari jenis Kalsedom, Kwarsa, dan batu padas,” tutur Maman.

Museum Taman Purbakala Cipari sendiri berlokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Untuk tiket masuknya sendiri cuman Rp 2.000 buka setiao hari dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.