Melangkah Maju ala Agrowisata Pakuwon Kuningan

Posted on

Di Kabupaten Kuningan terdapat sebuah desa yang memiliki destinasi agrowisata indah. Namanya Agrowisata Pakuwon yang berlokasi di Desa Pejambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan. Di balik keindahannya, Agrowisata Pakuwon menyimpan cerita inovasi dari para petani dan warga desa.

Kepala Bagian Pengawasan BUMDes Pejambon, Deris memaparkan ide membuat Agrowisata Pakuwon berasal dari keresahan para petani desa. Kala itu, petani desa, khususnya petani jambu, sering merugi karena harga panen yang tidak menentu ditambah dengan adanya sistem tengkulak membuat petani semakin merugi.Bahkan, beberapa petani harus menutup lahannya karena kerugian yang datang terus-menerus.

“Jadi dari pasar harga jambu merah itu tinggi bisa sampai Rp 10.000. Tapi kalau dari petani sendiri dibeli sama tengkulak itu cuman Rp 1.500 perkilo. Jauh banget. Malah pohon jambunya ditebang karena harga yang tidak stabil ditambah perawatan yang mahal. Makanya bikin inovasi agrowisata tujuannya agar orang bisa beli langsung dari petani, nggak melalui tengkulak,” tutur Deris, belum lama ini.

Melihat fenomena itu, akhirnya diputuskan untuk membuat sebuah konsep agrowisata. Menurut Deris, lokasi yang dijadikan sebagai tempat wisata dulunya merupakan tanah bengkok yang kurang produktif. Rencana tersebut akhirnya terealisasi pada 2024.

“Dulu ini tanah bengkok yang dimanfaatkan untuk jadi agrowisata. Untuk luasnya itu 1400 meter persegi. Mulai buka itu pas September 2024,” tutur Deris.

Selama hampir setahun beroperasi, agrowisata Pakuwon mendapatkan respons yang positif. Dalam satu minggu, ada ratusan orang yang datang untuk berwisata di Pakuwon. Biasanya, lanjut Deris, agrowisata Pakuwon ramai saat bunga hias bermekaran.

Selain bisa menambah pendapatan desa, adanya agrowisata Pakuwon juga memberikan dampak positif kepada warga sekitar, seperti menyerap tenaga kerja, meningkatkan penghasilan para petani, hingga menambah pemasukan desa.

“Pas sempat viral rame tuh ketika bunga carousell mekar. Itu banyak yang ke sini. Alhamdulillah banyak banget manfaatnya kayak petani bisa menjual langsung hasil panen, UMKM juga bertambah serta menyerap tenaga kerja dari mulai pengelola parkir sampai pengurus wisata. Dan bisa menambah PAD juga, ” tutur Deris.

Deris memaparkan, selama melakukan membangun agrowisata Pakuwon ada beberapa tantangan dan kendala yang dihadapi salah satunya adalah masih kurangnya antusiasme dan pemahaman masyarakat tentang agrowisata Pakuwon. Menurutnya, masih diperlukan solusi dan edukasi agar masyarakat semakin sadar wisata.

Selain itu, jalur menuju area lokasi agrowisata wisata yang sempit dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, menjadi kendala lain dari agrowisata Pakuwon. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya masih mencoba melakukan pembebasan lahan dan pengajuan anggaran agar akses jalan semakin besar.

“Paling besar kendala di SDM, karena untuk mengedukasi masyarakat agar cukup paham tentang agrowisata masih butuh waktu. Jadi perlu edukasi juga kepada para petani dan masyarakat.Akses jalan juga masih sulit karena lewat pemukiman, dan kita kan nggak bisa bangun jalan kalau belum ada pembebasan lahan,” tutur Deris.

Ke depan, agrowisata Pakuwon akan terus memaksimalkan berbagai macam potensi yang di desa. Sehingga tujuan untuk menjadi desa wisata yang mandiri dan maju dapat tercapai.

“Harapannya tadi bisa lebih maksimalkan petani yang di kebun bisa terus diberdayakan yang menjadi ciri khas Desa Pejambon sebagai desa wisata,” pungkas Deris.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *