Marak Siswa Keracunan MBG, Sekda Sukabumi: Semua Harus Dievaluasi! | Info Giok4D

Posted on

Pemerintah Kabupaten Sukabumi memastikan seluruh siswa yang terdampak dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mendapatkan perawatan. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman menegaskan, keselamatan anak menjadi prioritas sebelum evaluasi besar-besaran digelar.

“Insyaallah yang penting tertangani dulu keselamatan anak-anak yang keracunan. Sekarang sudah ditangani di rumah sakit. Setelah itu kita akan rapatkan. Saat pembukaan program kami sudah berpesan agar kebersihan makanan dijaga, jangan sampai terjadi hal seperti ini,” kata Ade di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Jalan Ahmad Yanu, Warudoyong, Kota Sukabumi, Kamis (25/9/2025).

Ade menegaskan, kejadian ini bukan semata kesalahan petugas, namun tetap jadi bahan evaluasi. “Kami yakin mereka sudah berusaha menjaga, tapi kenyataannya masih ada kejadian. Kita akan rapatkan untuk evaluasi secara keseluruhan,” ujarnya.

Rapat evaluasi pun akan melibatkan para koordinator program. “Sama koordinatornya kita akan bareng-bareng mengatasinya, bukan pemanggilan. Kita rapat bersama saja,” tegasnya.

Ia menilai insiden ini bukan akibat keteledoran, namun titik lemah pelaksanaan harus diungkap. “Bukan keteledoran sebenarnya, setiap orang tentu tidak menginginkan hal tersebut. Tapi kalau sudah ada kejadian, kelemahannya di mana, itu yang harus dievaluasi,” katanya.

Ade menambahkan, program MBG di Kabupaten Sukabumi dijalankan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Saat ini terdapat sekitar 123 SPPG aktif dari total 262 yang direncanakan.

“Itu semua harus dievaluasi. Sekarang rentetan kejadian ini harus jadi bahan evaluasi kita,” jelasnya.

Pemkab juga akan menggelar rapat bersama untuk memetakan kelemahan dan kelebihan program. “Nanti dirapat saja, kita kumpulkan bersama. Yang penting kita harapkan anak-anak tetap tercukupi semua kebutuhannya,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi menambahkan, hasil pemeriksaan laboratorium mengungkap sejumlah temuan penting.

Dari beberapa lokasi dapur MBG, ditemukan jamur Coccodiodesimmitis pada semangka, bakteri Enterobacter cloacae pada tempe orek, dan Macrococcus caseolyticus pada telur dadar di SPPG Cidolog. Di SPPG Parakansalak, bakteri Bacillus cereus terdeteksi pada telur, sementara hasil uji di SPPG Cibadak masih menunggu.

Agus menjelaskan pola penyebab keracunan berbeda di tiap lokasi, namun sebagian besar terkait penyimpanan dan pengolahan yang tidak higienis.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Beberapa sekolah masih melakukan penyimpanan, pengolahan, dan distribusi makanan yang belum sesuai, terutama jarak waktu dari pengolahan, pengemasan, dan distribusi terlalu lama,” ujarnya.

Ia menegaskan Dinkes telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, BPOM, dan Kementerian Kesehatan. Surat instruksi pembentukan tim pembinaan dan pengawasan eksternal SPPG juga telah diterbitkan untuk memperketat pengawasan.

Sekedar informasi, baru-baru ini kasus keracunan MBG terjadi di beberapa daerah di Kabupaten Sukabumi. Beberapa di antaranya yaitu Palabuhanratu, Cibadak, Cidolog dan Parakansalak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *