Lukisan Gunung Padang dan Karya yang Tak Padam di Balik Penjara

Posted on

Berada di balik jeruji besi tak membuat kreativitas para warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cianjur padam. Di ruang-ruang terbatas, tangan-tangan mereka justru melahirkan karya seni dan kerajinan tangan yang tak kalah memukau dari hasil seniman di luar.

Hasilnya bukan sekadar karya biasa. Ada lukisan yang memotret megahnya Situs Megalitikum Gunung Padang dari ketinggian, dibuat hanya dalam lima hari oleh warga binaan berinisial YLD. Guratan kuasnya menangkap pemandangan teras utama yang dikelilingi barisan pegunungan hijau.

“Warga binaan ini memang sering melukis. Kami salurkan kemahirannya itu untuk mengikuti festival,” ujar Kepala Lapas Kelas IIB Cianjur, Eris Ramdani, Senin (11/8/2025).

Lukisan tersebut kini menjadi salah satu karya yang dipamerkan dalam Indonesian Prison Product and Art Festival (IPPAFEST) 2025, ajang yang digelar Direktorat Jenderal Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk memperkenalkan karya warga binaan dari berbagai lapas di Indonesia.

Namun kreativitas di Lapas Cianjur tak berhenti pada kanvas. Dari dapur lapas, limbah minyak goreng bekas diolah menjadi lilin aromatik.

Prosesnya digarap oleh seorang warga binaan yang piawai memanfaatkan bahan seadanya menjadi produk bernilai.

“Kami ingin memanfaatkan limbah yang ada. Salah satu warga binaan ternyata bisa mengolah limbah minyak jadi lilin aromatik. Makanya kami munculkan juga sebagai karya dari lapas di festival,” kata Eris.

Sementara itu, di sudut lain, tangan-tangan terampil warga binaan perempuan merangkai manik-manik menjadi hiasan tangan dan kalung. Butiran kecil itu dirangkai telaten hingga membentuk karya yang memikat mata.

Eris berharap, keikutsertaan dalam festival ini dapat membuka wawasan publik bahwa pembinaan di lapas bukan sekadar rutinitas, melainkan wadah untuk membangun kemandirian.

“Melalui ajang ini, diharapkan masyarakat semakin mengenal potensi dan kreativitas warga binaan. Produk UMKM karya Warga Binaan Lapas Cianjur layak untuk diapresiasi dan didukung,” ujarnya.

Manfaatnya pun nyata. Beberapa produk seperti kandang ayam dan perhiasan manik-manik sudah terjual ke luar lapas. Hasil penjualannya masuk ke rekening warga binaan, menjadi pemasukan yang sah dan bermanfaat bagi keluarga mereka di luar.

“Kami ada beberapa produk yang sudah dijual ke luar. Salah satunya kandang ayam hingga manik-manik. Hasil penjualannya masuk ke rekening narapidana yang sudah kami buat dan jalankan sejak lama. Jadi dengan karyanya, mereka tetap bisa memiliki penghasilan untuk keluarganya di luar lapas dengan sumber yang jelas dan sesuai aturan,” tutup Eris.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *