Hujan deras yang mengguyur wilayah Tasikmalaya menyebabkan longsor di Blok Cikuda, Kampung Maleer, Desa Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Senin (29/9/2025). Material tanah dan pepohonan menutup jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Cigalontang dengan Kecamatan Salawu.
Panjang longsoran diperkirakan mencapai 20 meter dengan ketebalan tanah lebih dari 2 meter.
“Benar laporan masuk ke Tagana Kabupaten Tasikmalaya, ada longsor tanah di Cigalontang. Longsor ini menutupi jalan kabupaten sepanjang 20 meter,” kata Wakil Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Ayatullah, kepada infoJabar.
Akibat tertutupnya jalan, akses kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas. Warga pun diminta menjauhi lokasi karena kondisi masih rawan.
“Masyarakat jangan dulu mendekat, lokasi masih rawan longsor susulan,” ujar Ayatullah.
Dampak longsor meluas hingga menghambat aktivitas ribuan warga di empat desa: Pusparaja, Puspamukti, Nantang, dan Cigalontang. Akses ke layanan kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian terputus.
“Ada empat desa yang terganggu masyarakat tidak bisa melintas. Ini juga jalan menuju Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten Tasikmalaya,” kata Hendra Supriatna dari Pusdalops BPBD Kabupaten Tasikmalaya.
BPBD telah melakukan pemantauan di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Alat berat akan segera diturunkan untuk membersihkan material longsor.
“Kami berkoordinasi dengan PUPR untuk meminta bantuan alat berat agar bisa evakuasi longsoran. Supaya cepat penanganannya,” kata Hendra.
Selain akses jalan, longsor juga berdampak pada listrik dan jaringan internet. Sejumlah tiang roboh, membuat warga harus menempuh jalur memutar hingga puluhan kilometer untuk mencapai pusat kabupaten.
“Jarak tempuh dari Singaparna menjadi lebih jauh, dari biasanya 13 kilometer menjadi 23 sampai 30 kilometer. Kami juga alami pemadaman listrik dan internet di wilayah setempat mengalami gangguan,” kata Fajar, warga sekitar.
