Lantik 1.158 Perwira, Wakapolri Minta Polisi Lebih Humanis Hadapi Massa Aksi

Posted on

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo hadir dalam pengangkatan lulusan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan ke-54 gelombang II Tahun Anggaran 2025 Resimen Cita Dharma Laksita di Setukpa Lemdiklat Polri, Kota Sukabumi. Dia menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik di tubuh Polri.

Diketahui, sebanyak 1.158 personel resmi dilantik menjadi perwira Polri, terdiri dari 1.101 polisi pria dan 57 polwan. Dedi mengatakan, institusi menaruh harapan besar kepada para perwira baru agar mampu membawa perubahan nyata dalam pelayanan publik.

“Seperti yang ditekankan Bapak Kapolri, perbaikan pelayanan fundamental itu merupakan keharusan. Mereka nanti akan ditempatkan di sentra pelayanan sebagai perwira samapta yang mengendalikan kualitas pelayanan publik di tingkat Polsek, Polres, dan Polda,” ujar Dedi kepada infoJabar, Kamis (6/11/2025).

Dedi menekankan, setelah melalui pendidikan dan pembinaan di sekolah perwira, seluruh lulusan harus siap mengemban tanggung jawab tanpa alasan. Mereka diharapkan menjadi figur teladan dan problem solver bagi anggota di lapangan.

“Kalau nanti sudah diterjunkan, tidak ada lagi alasan untuk tidak siap. Mereka harus jadi teladan dan pemecah masalah sesuai dengan harapan masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya, tantangan tugas kepolisian ke depan semakin berat dan kompleks. Ditambah, sentimen negatif publik terhadap Polri telah mencapai hingga 89,1 persen serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.

“Dalam beberapa bulan terakhir, Polri telah menghadapi berbagai dinamika, mulai dari Agustus Kelabu hingga Black September, yang berdampak pada meningkatnya sentimen negatif publik. Beragam aspirasi dan ekspektasi masyarakat yang disampaikan oleh civil society menuntut Polri untuk berubah menuju arah yang lebih baik,” ungkapnya.

Salah satu yang disoroti yakni perubahan paradigma Polri dalam menangani aksi unjuk rasa. Ia menyebut, pendekatan yang dilakukan kini lebih humanis dan persuasif.

“Dari yang dulunya mengamankan, kini menjadi menjaga dan melayani. Ruang demokrasi harus dilayani dengan baik. Polri harus lebih bersahabat, tapi tetap tegas terhadap pelaku kerusuhan atau tindakan destruktif,” jelasnya.

Dedi menambahkan, kini polwan negosiator turut dilibatkan di lini terdepan dalam menangani unjuk rasa sebelum anggota berseragam turun ke lapangan.

Selain peningkatan pelayanan publik, Dedi juga menegaskan tiga prioritas utama Polri yang menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto, yakni pemberantasan narkoba, judi online, dan penyelundupan.

“Narkoba merusak generasi muda, dan Polri tidak akan memberi toleransi, termasuk bila ada anggota yang terlibat akan kita tindak lebih tegas. Penindakan juga akan menyasar judi online dan penyelundupan, baik orang maupun barang bernilai ekonomi tinggi,” ungkapnya.

Dedi memastikan pengawasan internal Polri terhadap seluruh satuan dan wilayah terus dilakukan secara ketat.

“Alhamdulillah, pengawasan terus berjalan. Kami ingin memastikan seluruh jajaran bekerja profesional dan sesuai dengan nilai-nilai pelayanan publik yang diharapkan masyarakat,” pungkasnya.

Tiga Fokus Prioritas Polri dari Presiden Prabowo