Kabupaten Kuningan menjadi satu dari tujuh daerah yang berada di Rebana, kawasan industri di wilayah Utara Jawa Barat. Namun geliat pertumbuhan ekonomi di Rebana sepertinya belum berdampak untuk Kuningan.
Sejak 2021 lalu, berbagai investor telah menanamkan modalnya di Rebana dengan angka pertumbuhan pembangunan di atas 5 persen per tahun dan pertumbuhan investasi di atas 8 persen di tahun 2024 kemarin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Kuningan jadi daerah dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi yakni 7,78 persen. Selain pengangguran, persentase penduduk miskin di Kuningan juga terbilang tinggi yakni 11,88 persen atau 131.000 jiwa.
Dua hal itu bisa jadi tolak ukur jika pertumbuhan Rebana dari tahun ke tahun yang mengalami grafik perkembangan positif, belum begitu berdampak pada kehidupan masyarakat di Kuningan. Padahal di sisi lain, Kuningan memiliki segudang potensi di dalamnya.
“Kuningan mempunyai modal yang sangat besar dalam hal pertanian, dia ada puncak tertinggi di Jawa Barat, kemudian ada sumber geotermal besar dan sangat cocok untuk budidaya baik pertanian modern maupun perikanan,” kata Kepala Pelaksana Badan Pengelola Rebana, Bernardus Djonoputro, Rabu (14/5/2025).
Bernardus menuturkan, daerah-daerah di Rebana membutuhkan suplai dari sektor pertanian, pariwisata dan kearifan lokal yang semuanya dimiliki oleh Kuningan. Karena itu, dia meminta Kuningan agar bisa berbenah menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang diperlukan di Rebana.
“Setiap kawasan ekonomi besar memerlukan suplai air bersih dan kawasan wisata yang kuat. Kuningan harus berbenah untuk bisa menjadi daerah yang mensuplai pembangunan ini dengan produk pertanian, pariwisata. Kuningan punya kearifan lokal yang kuat dalam hal budaya, ini menjadi pesona Kuningan,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah Kuningan harus fokus untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, seperti pengembangan pertanian modern yang memanfaatkan teknologi dan dapat bersaing dengan negara-negara lain.
“Pertanian harus menjadi sektor utama dari Kuningan karena ke depan dibutuhkan pengembangan agroindustri masa depan, dan pertanian masa depan harus tumbuh di Kuningan. Ini yang harus jadi fokus pemerintah dan masyarakat Kuningan,” kata Bernardus.
“Pertanian dalam arti agriculture modern, pertanian masa depan. Misal peternakan dan budidaya memanfaatkan teknologi yang efisien, bukan pertanian yang konvensional ya dan harus kompetitif dengan negara lain,” lanjutnya.