Seorang guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuat gaduh usai menugasi siswanya menggambar alat reproduksi.
Guru tersebut kemudian merekam aktivitas para siswa di dalam kelas yang sedang fokus mengerjakan tugas. Terlihat seorang siswa sedang menggambar alat kelamin laki-laki di sebuah kertas.
Video yang viral di media sosial itu menuai beragam reaksi. Kebanyakan menyayangkan cara guru menyampaikan tugas alat reproduksi dan ngonten di tengah aktivitas pembelajaran.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cililin, Syaepuddin mengatakan guru mata pelajaran Biologi itu saat ini sedang diistirahatkan sembari menunggu proses pendalaman kegiatan pembelajaran yang diampunya oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Provinsi Jawa Barat
“Saat ini yang bersangkutan sedang diistirahatkan dulu, sambil menunggu proses (pemeriksaan oleh KCD). Kondisinya down (syok) juga,” kata Syaepuddin saat dikonfirmasi, Rabu (30/4/2025).
Sejak viral beberapa hari lalu, Syaepuddin mengatakan ia langsung mengklarifikasi konten tersebut pada guru tersebut. Sampai akhirnya terendus oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.
“Hasil komunikasi itu, yang bersangkutan mengakui kesalahannya. Kita tunggu prosesnya yang sedang berjalan saja,” ujar Syaepuddin.
Syaepuddin mengatakan pihaknya memberikan pendampingan dan dukungan moril pada guru tersebut. Tak cuma itu, pendampingan juga diberikan pada siswa yang terekam di dalam konten.
“Tentunya kita berikan pendampingan buat yang bersangkutan dan siswa ya,” kata Syaepuddin.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi yang viral di media sosial tersebut.
“Saya pribadi dapat informasinya dari teman wartawan, kemudian kami sudah menugaskan tim untuk datang ke SMAN 1 Cililin,” kata Nonong saat dikonfirmasi.
Ia mengatakan jika ada unsur pelanggaran yang dilakukan secara sengaja, pihaknya bakal memberikan teguran dan sanksi terhadap guru serta Kepala SMAN 1 Cililin sebagai pembina guru.
“Nanti akan ada teguran termasuk buat kepala sekolah, supaya bisa menyusun perangkat pembelajaran yang lebih baik lagi dan membina guru supaya tidak seperti itu,” kata Nonong.