Konflik antara satwa liar, terutama macan dengan manusia di Kabupaten Ciamis kerap terjadi, khususnya di wilayah yang berada di kaki Gunung Sawal. Meski tidak pernah menimbulkan korban jiwa, teror macan tutul hingga kini masih kerap terjadi.
Menurut data Bidang KSDA Wilayah III Ciamis Balai Besar KSDA Jawa Barat, konflik macan tutul paling masif terjadi pada 2019 hingga 2022, dengan total mencapai lebih dari 60 kejadian. Korban yang tercatat adalah 60 ekor kambing atau domba milik warga. Konflik ini terjadi dengan frekuensi bervariasi, kadang sebulan sekali, bahkan ada yang setiap minggu.
“Konflik yang terjadi tahun 2019 sampai 2022 tercatat ada sekitar 60 kejadian dengan korban 60 ekor domba,” ujar Kepala Bidang KSDA Wilayah III Ciamis Ahmad Arifin, Jumat (8/8/2025).
Konflik tersebut dipicu berbagai faktor. Salah satunya diduga akibat persaingan kekuasaan antar macan dewasa. Pada masa itu, seekor macan tutul bernama Si Abah, yang dikenal sebagai penguasa Gunung Sawal, masih hidup. Belakangan, Si Abah diduga tersingkir karena sudah tua.
Macan tutul tersebut diketahui sempat terperangkap oleh warga yang resah dengan kemunculannya dan memangsa ternak. Setelah tertangkap kemudian diarahkan kepada pihak terkait untuk menjalani rehabilitasi, lalu dilepasliarkan kembali di Suaka Margasatwa Gunung Sawal. Setelah tersingkir, Si Abah ditemukan mati dengan kondisi tinggal tulang di usia tua.
Ahmad menegaskan, Bidang KSDA Ciamis pun tetap responsif dalam penanggulangan konflik satwa liar yang terjadi. Upayanya dengan melakukan upaya penjagaan dan memberikan bantuan penguatan kandang ternak warga.
Konflik antara satwa liar dengan manusia pun kini mulai mereda meski sempat beberapa kali terjadi. Warga yang tinggal di kaki Gunung Sawal diketahui sudah tak lagi menyimpan kandang ternak mereka di kebun tapi lebih dekat dengan permukiman.
Menurut catatan infoJabar, konflik antara macan dan manusia setempat terjadi pada 1 Juli 2024. Macan tutul turun gunung ke permukiman kembali meresahkan warga Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis. Bahkan seorang warga berhasil merekam macan tutul yang mondar-mandir di halaman rumah menggunakan kamera ponsel.
Video rekaman macan tutul tersebut pun beredar luas melalui aplikasi WhatsApp. Dilihat dalam video berdurasi 1 menit 39 info itu nampak seekor macan tutul berukuran sedang terlihat terdiam, kemudian bergerak mondar mandiri diduga mencari mangsa hewan ternak. Namun dalam kejadian ini, macan tak memangsa ternak, tapi 5 kucing.
Warga merekam macan tutul itu dari dalam rumah. Tak lama kemudian perekam pun mengusir macan tersebut. Lokasi rumah warga tersebut berada di ujung kampung dekat kaki Gunung Sawal.
Berdasarkan hasil kamera trap BKSDA Ciamis yang dipasang pada 2022, populasi macan tutul di SM Gunung Sawal tercatat ada lima ekor. Rinciannya, dua jantan dewasa, dua betina dewasa, dan satu anak macan tutul.
Pada 2024, KSDA telah memasang 40 kamera trap dan saat ini masih dalam proses identifikasi. Kehadiran anak macan tutul membuktikan bahwa populasi satwa ini di Gunung Sawal berkembang dengan baik.
“SM Gunung Sawal adalah rumah yang ramah bagi satwa liar,” kata Ahmad Arifin.