Konflik Kucing dan Manusia di Kota Bandung: Perlindungan Jok Motor dari Cakaran Kucing

Posted on

Populasi kucing, terutama di Kota Bandung, seakan menjadi dua sisi yang terus diperdebatkan. Satu sisi, banyak orang yang menyukai hewan dengan nama latin Felis Catus itu, tapi di sisi lain tak sedikit kelompok yang merasa terganggu dan merasa tak nyaman ketika berhadapan dengan kucing-kucing yang berkeliaran.

Konflik sosial antara manusia dan kucing pun kemudian tak terhindarkan. Sebagian biasanya ada yang memilih diam dan hanya menggerutu dalam hatinya, tapi ada yang sampai melakukan tindakan ekstrem dengan membuang atau bahkan menyakiti kucing tersebut karena merasa sudah terlalu kesal.

Contoh sederhana konflik antara kucing dengan manusia biasanya menimpa kendaraan kita. Kucing tersebut bisa kencing sampai pup sembarangan, hingga yang paling kesal misalnya merusak jok motor kendaraan.

Jika kondisi ini sudah terjadi, sikap sebagian orang paling bantar hanya bisa mengelus dada. Tapi bagi pehobi modifikasi motor, kejadian ini tentunya seakan menjadi bencana yang tak diharap-harapkan.

Bagaimana tidak, saat seorang pehobi dengan bangga memamerkan modifikasi tampilan motornya ke mana-mana, justru ada salah satu bagian yang merusak estetika. Maklum saja, jok motor dengan bekas cakaran kucing akan meninggalkan bekas yang paling menyakitkan, bahkan yang terparah sudah tidak bisa lagi digunakan.

Kondisi itu turut diamini Suyanto, salah seorang tukang servis jok di Jalan PHH Mustopa. Saat berbincang dengan infoJabar, Yanto begitu pria ini akrab disapa, mengaku sudah ratusan kali pelanggan yang datang kepadanya mengeluh karena bermasalah dengan kucing yang berkeliaran.

“Udah ratusan yang ke sini, banyak yang ngeluh soal kucing. Soalnya rata-rata sih, kalau kucing mah pasti seneng sama jok,” katanya belum lama ini.

Pria asal Nganjuk, Jawa Timur yang sudah merantau di Bandung sejak tahun 90-an itu mengatakan, fenomena kucing merusak jok motor menjadi tak bisa dihindarkan. Sekuat apapun pemilik motor merawat kendaraannya, tetap saja, jika sudah terkena sial, maka kucing bisa merusak jok motor tanpa kita ketahui penyebabnya.

“Enggak tahu dari bahannya, apa dari apanya. Perawatan juga jok diapain, dirawat apanya. Ya mungkin karena sial aja kebanyakan. Jadi seneng tukang jok tapinya,” ucap Yanto melempar candaannya.

Secara pribadi, Yanto sendiri mengaku tidak begitu suka dengan keberadaan kucing yang berkeliaran. Ia tak jarang harus memendam amarah meskipun dibuat kesal dengan ulah hewan tersebut.

Namun seingat Yanto, pada medio 2000-an, populasi kucing jauh lebih sedikit dibanding sekarang. Sehingga kemudian, aktivitas manusia saat ini nyaris tidak pernah lepas dengan keberadaan kucing-kucing tersebut.

“Soalnya tahun 2000-an itu jarang yang joknya rusak sama kucing. Mungkin sekarang mah karena kucing udah banyak juga yah populasinya. Kalau saya, dibilang biasa aja. Suka enggak, benci juga enggak, tapi kesel iyah kadang, apalagi kalau naik jok, biarpun saya juga tukang jok,” ungkapnya.

Karena kondisi tersebut, Yanto membeberkan nyaris tidak mungkin jok motor bakal aman dari gangguan kucing. Tapi di era sekarang, ada kulit jok yang menawarkan perlindungan yang kuat terhadap cakaran kucing.

Kulit jok itu bisa dengan mudah ditemukan di berbagai tempat servis jok. Hanya saja kata Yanto, bahannya berbeda dengan kulit jok biasanya dan kadang membuat pemilik kendaraannya sedikit tidak nyaman karena bahan tersebut.

“Sekarang ada jok antikucing, saya garansiin. Udah dibuktiin soalnya, udah ratusan jok aman. Bahannya keras, jadi kucing enggak kuat ngoet, enggak mempan cakarnya,” katanya.

“Tapi jadinya nanti agak keras, enggak nyaman dipakai juga, cuma tahan sama kucing. Tapi di zaman sekarang mah mikirnya jarang kenyamanan, nyari yang awet pastinya,” kata Yanto mengakhiri perbincangannya dengan infoJabar.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *