Komitmen Bersama Jaga Kedamaian di Cidahu Usai Insiden Villa Ninna

Posted on

Suasana kembali damai usai insiden perusakan di Villa Ninna, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Warga, tokoh lintas agama, dan aparat sepakat merajut ulang harmoni yang sempat terganggu.

Dalam jumpa pers yang digelar Senin (14/7/2025), Polres Sukabumi, FKUB, dan tokoh masyarakat menegaskan bahwa peristiwa ini bukan konflik agama, melainkan akibat kesalahpahaman. Kini, kehidupan warga kembali normal dan semangat menjaga kerukunan semakin dikuatkan.

“Kita koordinasikan terkait kondisi keamanan ketertiban masyarakat di desa ini, dan tempat tinggalnya, itu aman dan kondusif tidak ada gangguan tidak ada hal yang kira-kira dikhawatirkan, semua terjalin dengan baik harmonis dan selaras, dan rukun antara pengelola dan masyarakat sekitar. Tidak ada penutupan dan kegiatan bisa berjalan seperti biasanya,” ujar AKBP Samian.

Terkait proses hukum atas kasus perusakan yang terjadi pada 27 Juni lalu, Kapolres menegaskan komitmen pihaknya untuk bertindak secara profesional dan adil.

“Kami akan menginformasikan bila ada hal-hal kurang tepat yang dilakukan oleh aparat pada saat bertugas. Tim pengamanan internal Polri sudah turun untuk melakukan pemeriksaan, sehingga kita akan tindak lanjut,” tuturnya.

“Proses hukum daripada kejadian pengrusakan bersama-sama yang terjadi pada tanggal 27 Juni kita proses dengan sebaik-baiknya, profesional, proporsional dan memenuhi rasa keadilan. Masyarakat sekitar lokasi dan juga para pelaku sudah memahami betul proses hukum itu sebagai konsekuensi bila mana tindakan melanggar hukum, siapapun pasti akan diproses. Dan kemudian kita akan memastikan bahwa proses hukum ini bisa berjalan baik, tidak terganggu oleh situasi apapun, bukan karena intervensi, atau bukan karena tekanan, dan tidak ada pesanan, betul-betul dilakukan secara profesional, proporsional dan memenuhi rasa keadilan,” bebernya.

Hingga saat ini, polisi telah mengamankan delapan orang tersangka dan telah menyerahkan berkas perkara ke kejaksaan.

“Perkembangan perkara saat ini sudah pemberkasan, dan berkas sudah dilakukan pengiriman ke Jaksa Penuntut Umum, dan kita masih menunggu hasil kajian Jaksa Penuntut Umum,” kata Samian.

Soal permohonan penangguhan penahanan, Kapolres menyebut masih dalam kajian.

“Pengajuan penangguhan penahanan dari keluarga para tersangka sudah masuk, kita masih melakukan pengkajian. Tentunya kita akan mempertimbangkan banyak hal, permohonan itu suatu hak, tetapi mekanismenya ada, tetapi kita fokus pada proses hukum, dan saat ini kita sudah kirim berkas perkara ke JPU,” jelasnya.

Terkait aktivitas rumah singgah, Kapolres menyatakan tidak ada penjagaan khusus karena situasi yang sudah kembali kondusif.

“Untuk vila rumah singgah ini tidak dilakukan penjagaan khusus, karena memang situasinya aman, aktivitas berjalan normal, tidak ada gangguan, tidak ada ancaman sekecil apapun. Dan kita memastikan hari ini bersama dengan Forkopimda, tokoh masyarakat, FKUB, kemudian dari kawan kita dari TNI memastikan betul situasi aman. Kemudian kegiatan di rumah singgah ini bisa berjalan baik tidak ada gangguan, dan Pak Yongky sendiri tadi menyampaikan sudah dicek, bahkan kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan dari kejadian tanggal 27 sudah diperbaiki. Masyarakat sudah menyadari kesalahan yang telah dibuat dan dilakukan tersebut, kemudian dengan sadar membersihkan, merapikan dan juga memperbaiki,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen FKUB Kecamatan Cicurug, David Dharmadjadja, menilai insiden di Cidahu adalah kasus tunggal dan bukan representasi kondisi keberagaman di Sukabumi.

“Saya pada kesempatan ini mewakili dari FKUB, tentunya menyayangkan atas insiden pengrusakan di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, yang saat ini sudah dalam proses penanganan oleh aparat hukum, aparat yang berwajib. Proses hukum tetap berjalan, kami juga mengapresiasi itu Pak Kapolres,” ujar pria yang juga perwakilan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kecamatan Cicurug tersebut.

“Kondisi hubungan agama di Kabupaten Sukabumi secara umum baik-baik saja. Kami dari berbagai lintas agama bisa melakukan ibadah dengan bebas, tidak ada pembatasan, tidak ada pelarangan, tidak juga perlu dijaga oleh aparat yang berlebihan. Jadi kami beribadah bisa dengan aman dan tentram. Hubungan kami dengan lintas agama di daerah sekitar sini juga terjalin dengan baik, tidak ada permasalahan. Yang kemarin kami bisa menyebutnya sebagai satu insiden dan kami berharap kejadian itu tidak terjadi lagi, di mana pun di muka bumi Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika ini,” beber David.

Tidak Ada Penutupan Tempat Ibadah di Cidahu Sukabumi

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa tidak ada penutupan tempat ibadah di wilayah Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Penegasan tersebut disampaikan menyusul adanya informasi yang beredar dan menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Ketua FKUB Kabupaten Sukabumi, H. Daden Sukendar, menjelaskan bahwa lokasi yang dimaksud bukanlah tempat ibadah melainkan sebuah vila.

“Kami menghimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak benar. Yang ada di lokasi tersebut bukan rumah ibadah, melainkan vila,” tegas H. Daden Sukendar, Minggu (13/7/2025).

Hal senada disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cidahu, Ismail, S.Ag. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kondusivitas di tengah masyarakat.

“Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Di lokasi itu tidak ada tempat ibadah, hanya bangunan vila,” ujar Ismail.

Baik FKUB maupun MUI berharap masyarakat tetap menjaga kerukunan antar umat beragama serta tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Sementara itu, Jongky (55), penjaga vila yang menjadi korban dalam insiden tersebut, turut menyampaikan bahwa situasi sudah kembali aman.

“Saya posisi di sini sebagai penjaga vila atau rumah singgah di sini. Jadi benar apa yang disampaikan oleh Pak Kapolres adalah bahwa rumah ini rumah tinggal, atau rumah singgah, jadi bukan tempat ibadah,” katanya.

“Sepulangnya saya dari tempat yang kemarin dievakuasi, Senin saya datang ke sini juga sudah ada bantuan dari unsur TNI-Polri, tokoh masyarakat, tokoh ulama, bahkan pemerintah kecamatan yang bersama-sama warga dan pemuda di sini sudah melakukan pembersihan di lokasi ini bahkan juga ada perbaikan-perbaikan,” tuturnya.

“Mulai hari Senin yang lalu kami juga sudah beraktivitas dan anak-anak sudah bisa ke sekolah, cucu-cucu sudah bersekolah, termasuk kemarin juga sudah bisa beribadah, dan untuk ke pasar juga bisa, Pak. Jadi kalau menurut kami, situasi kami sebagai keluarga yang di sini sudah cukup sangat aman, karena memang kami juga sama warga di sini tetap masih bertegur sapa terus, bahkan ada yang secara ini menemani kami,” tutup Jongky.