Siang itu kedua tangan Asep (45) cukup sibuk bergantian menyajikan sempol ayam. Ia berjualan di foodcurt Alun-alun Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Bersama gerobak warna birunya, Asep menjajakan jajanan yang sangat familiar bagi semua kalangan. Namanya, sempol Ayam Asep Ndut.
Meskipun hanya menjajakan aci yang dibalut telur dadar, peminat dagangan Asep tidak hanya menyasar anak-anak. Tatkala orang dewasa pun terpantau sedang membeli sekaligus mencicipi sempol ayam.
Asep telah berjualan sempol ayam sejak tahun 2019. Ia pun tak menyangka jika dagangannya menjadi harapan keluarga. Selain nafkah, dari sempol itu Asep kuliahkan puterinya.
Beberapa tahun berjualan, mimpi Asep mulai terwujud. Meskipun, kerap kali Asep mengaku disepelekan karena pekerjaan itu. Ia mengatakan jika berjualan sesuatu yang asyik untuk dijalani.
“Kalau tidak asyik buat apa saya berjualan dan tetap bertahan. Alhamdulillah dari sempol ayam ini saya penuhi keinginan anak untuk menyandang gelar sarjana,” ucapnya kepada infoJabar.
Ia mengatakan anak sulungnya itu menempuh pendidikan di salah satu kampus kesehatan Ciamis. Menurutnya, bukan suatu hal yang tidak mungkin saat usaha dibarengi dengan doa. “Bagi orang tua keinginan anak adalah semangat untuk bekerja,” katanya.
Sebelum berjualan sempol ayam, Asep merupakan tukang sayuran yang ditekuni hampir 7 tahun. Namun, ia mencoba peruntungan baru dari jajanan anak-anak yang malah peminatnya semua kalangan.
Ayah dua anak itu mengaku mencari cara supaya dapat sekolahkan anaknya di bidang kesehatan. “Saat itu berpikir bagaimana caranya dapat uang yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan memenuhi biaya pendidikan anak,” kata Ndut sapaan akrabnya.
Asep bercerita, awal-awal berjualan mencoba hidangan jajanan anak salah satunya sempol ayam. Jajanan yang berbahan tepung terigu, aci dan telur itu dijajakan pertama kalinya oleh Asep dengan bermodalkan gerobak.
“Dulu hasil kerja di tukang sayur saya belikan gerobak. Alhamdulilah awal-awal menyajikan 200 tusuk laku setengahnya, lalu sehari habis di hari berikutnya,” kata dia.
Asep mengungkapkan, penghasilan dari sempol ayam mendulang cuan yang besar, bahkan uangnya cepat sekali berputar.
“Sehari bisa habis 2500-3000 tusuk sempol. Harganya Rp 1.000 per tusuk. Kalikan aja. Kisaran dapat Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per hari,” terang Asep.
Sementara itu, untuk modal setiap harinya menghabiskan biaya sebesar Rp 1 juta. Uang itu dibelanjakan untuk tepung, aci, telor dan minyak. “Seharinya untuk beli bahan baku dan minyak habis Rp 1 juta. Itupun belum termasuk operasional dan makan,” katanya.
Ia mengatakan sejak awal untuk usaha sempol dari modal sendiri, dari mulai beli gerobak dan membesarkan usaha sempol. “Modal sendiri, belum pernah pinjam uang,” katanya.
Dari berjualan sempol ayam, kata Asep, saat ini sudah kuliahkan anak di bidang kesehatan dan memasukan anaknya yang masih sekolah ke pesantren.
“Alhamdulillah dua-duannya anak perempuan, yang pertama di STIKES Ciamis dan kedua pesantren,” ucapnya.
Asep mengatakan atas rekomendasi dari BumDes Parigi, bahwa setiap pedagang di Pasar Rakyat Parigi harus menggunakan QRIS dari BRI.
“Banyak juga pembayaran via QRIS BRI, terutama yang belanja Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribuan,” ucapnya.
Biasanya, salah satu pelanggan yang menggunakan uang digital para mahasiswa dan pegawai-pegawai di sekitaran pasar rakyat. “Kan dekat dengan kantor Mal Pelayanan Publik, Kantor DPRD dan Polres. Suka ada yang ke sini,” katanya.
Salah satu pembeli Irma Iriawati (25) mengatakan sering membeli sempol ketika jam istirahat. Ia mengaku tidak malu meski jajanan tersebut banyak disukai anak-anak.
“Kalau anak perempuan mah apalagi ya selain jajan. Kalau istirahat kerja pasti mampir di foodcurt ini nyari jajanan,” ucap Irma salah satu pegawai kantor swasta.
Menurutnya, enaknya beli sempol Ndut karena saat pembayaran bisa QRIS. “Kan QRIS minimal Rp 10.000 masih bisa tuh, tanpa kembalian,” katanya.
Ia menganggap zaman sekarang kalau bawa uang cash cepat habisnya. “Makanya saya sering pakai BRImo aja QRIS,” ucapnya.
Sementara itu, Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi, menuturkan bahwa QRIS bertujuan untuk mempermudah transaksi digital, terutama bagi UMKM. “QRIS membantu merchant BRI menyediakan pilihan pembayaran yang mudah karena cukup dengan satu kode QR yang bisa digunakan untuk berbagai sumber dana,” jelasnya.