Kisah Sukses Andi Suhandi, Pemuda Pangandaran yang Ekspor Sapu Lidi ke Asia

Posted on

Tangan terampil Andi menari di atas anyaman sapu lidi yang biasa digunakan untuk membersihkan lingkungan sekitar. Selain merapikan barang kiriman ekspor, kedua tangannya sibuk menghitung barang yang siap dikirim ke tangan para pelanggan.

Andi Suhandi (29), pemuda asal Desa Wonoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, cerdas menangkap peluang usaha di kampung halamannya. Tak seperti pemuda kebanyakan, Andi memilih menekuni usaha sapu lidi kelapa sebagai sumber penghasilannya.

Bukan usaha main-main, keuntungan yang dihasilkan Andi cukup menggiurkan. Usaha ini ia tekuni sejak tahun 2019. Meski awalnya dianggap remeh, kini produk sapu lidi miliknya dilirik pasar Asia.

Hal ini membuktikan bahwa Pangandaran tidak hanya dikenal dengan keindahan pantainya. Aktivitas ekspor dari wilayah wisata ini menjadi salah satu bukti bahwa UMKM lokal mampu bersaing di tingkat Asia.

Kepada infoJabar, Andi bercerita mengenai awal mula ia merintis usaha sapu lidi. Meski bahan bakunya mudah ditemukan di pekarangan rumah, ternyata permintaannya tinggi di sejumlah negara Asia.

“Awalnya saya buka usaha ini dari media sosial. Pembeli pertama juga datang dari Facebook,” ujar Andi, Minggu (13/4/2025).

Menurutnya, perjalanan tujuh tahun membangun usaha tidak selalu mulus.

“Selama tujuh tahun ini tantangan terbesar adalah persaingan harga di pasar lokal dan permainan harga oleh tengkulak yang kadang sulit stabil,” jelas Andi.

Andi mengatakan produk yang dijual meliputi lidi kelapa, lidi nipah, lidi aren, hingga sapu taman. Harga jualnya pun beragam. “Sapu lidi kami jual seharga Rp6.700 per kilogram, sedangkan lidi nipah Rp8.500 per kilogram,” katanya.

Ia membeli bahan baku dari para petani dengan harga Rp1.300 per ikat, dan dari tengkulak seharga Rp1.550 per ikat. Untuk pengepakan, digunakan plastik karung berukuran 30×130 cm. “Satu pak beratnya 50 kilogram,” jelas Andi.

Harga ekspor lidi kelapa dengan sistem FOB Jakarta adalah Rp6.700 per kilogram.

Andi menambahkan, setiap usaha pasti punya tantangan tersendiri, salah satunya adalah cuaca.

“Tantangan paling besar adalah cuaca tidak menentu. Semua barang yang kita jual harus dalam kondisi kering,” katanya.

Jika musim hujan datang, proses pengeringan bahan baku bisa terhambat. “Karena harus benar-benar kering, saya buat ruangan besar untuk solusi, tapi tetap saja harus menunggu cuaca bagus,” ungkapnya.

Andi mengatakan produk sapu lidi yang ia jual tersedia untuk kebutuhan lokal, baik eceran maupun partai besar. Namun, fokus utamanya tetap pada ekspor.

“Produk kami dikirim ke India dan Pakistan,” katanya.

Dalam sebulan, ia bisa mengirim 3 hingga 6 kontainer. “Kalau sedang ramai, bisa sampai 6 kontainer per bulan,” ujarnya.

Meskipun usaha sudah dimulai sejak 2019, sempat terhenti akibat pandemi COVID-19 di tahun 2020. Saat itu, Andi beralih menjadi staf administrasi di Asosiasi BPC Gapensi Pangandaran.

“Dulu sempat kerja di perusahaan swasta bidang konstruksi,” ungkapnya.

Namun tidak lama, ia kembali fokus menekuni usaha sambil tetap bekerja. “Usaha sempat jadi sampingan, Alhamdulillah tahun berikutnya kembali fokus ekspor,” katanya.

Selama menjalankan ekspor, menurut Andi, kepercayaan adalah hal yang utama.

“Buyer harus percaya dengan kualitas produk, dan pembayaran juga tidak boleh lama,” jelasnya.

Transaksi dilakukan melalui transfer bank, salah satunya menggunakan BRI. “Sekarang semua serba digital, pakai BRIMo juga jadi lebih mudah. Hampir 70% transaksi saya, baik lokal maupun ekspor, dilakukan via transfer,” tambahnya.

Dari usaha ini, Andi mengaku bersyukur dengan rezeki yang ia peroleh.

“Alhamdulillah, omzet per bulan bisa di atas Rp15 juta. Itu sudah bersih, tanpa potongan atau pajak,” ucapnya.

Ia juga merasa bangga karena bisa memberdayakan warga sekitar. “Semua warga lokal ikut bekerja dan mendapat penghasilan,” katanya.

Andi berharap anak muda Indonesia bisa lebih produktif dan jeli melihat peluang.

“Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Saatnya anak muda berdaya,” tutup Andi.

Sepanjang tahun 2024, kinerja perdagangan luar negeri Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan yang positif, melampaui target yang telah ditetapkan. Data terbaru menunjukkan bahwa pencapaian ekspor mengalami peningkatan yang signifikan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Ekspor nonmigas Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 3,47%, dengan total nilai mencapai US$ 37,53 miliar sepanjang Januari-Desember 2024. Secara kumulatif, total nilai ekspor Jawa Barat, termasuk migas, tercatat US$ 37,87 miliar, meningkat 3,39% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, mengungkapkan bahwa capaian ekspor ini melampaui ekspektasi. “Surprise, ekspor nonmigas kita naik 3,47% pada tahun 2024, Alhamdulillah,” ujarnya pada Jumat (7/2/2025), sebagaimana dikutip dari infoJabar.

Struktur ekspor Jawa Barat masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, yang menyumbang 98,64%dari total ekspor. Sektor lainnya memberikan kontribusi lebih kecil, yakni sektor migas sebesar 0,89%, kemudian pertanian sebesar 0,42%, pertambangan dan lainnya sebesar 0,05%

Jawa Barat tetap menjadi kontributor utama ekspor nasional, dengan menyumbang 14,31% dari total ekspor Indonesia sepanjang 2024. Sementara itu, beberapa komoditas utama adalah kendaraan dan bagiannya sebesar 21,01% , mesin serta perlengkapan elektrik sebesar 15,71%, mesin dan peralatan mekanis sebesar 8,36%, barang-barang rajutan sebesar 5,15%, dan Alas kaki sebesar 4,96%.

Sampai dengan Desember 2024, ekspor Jawa Barat berdasarkan penggunaan Form SKA & DAB telah melampaui target yang ditetapkan. Nilai ekspor mencapai US$ 14,42 miliar, atau 137,99% dari target yang direncanakan.

Melansir laman BRI, per September 2024 pengguna BRImo telah mencapai 37,1 juta. Dengan pertumbuhan 24,7% year on year (Yoy). Adapun nilai transakinya melalui aplikasi BRImo tersebut naik signifikan mencapai Rp 4,034,9 Triliun dengan tumbuh 35,2% YoY dari sebelumnya Rp 2,984,2 Triliun.

Memenuhi Pasar Lokal hingga Ekspor

Bangkit Kembali Pasca Pandemi

Transaksi Digital, Kunci Kepercayaan

Penghasilan dan Pemberdayaan Warga

Ekspor Luar Negeri di Jabar

Pencapaian Target Ekspor



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *