Panas matahari sedang terik-teriknya menghantam Rancaekek, Kabupaten Bandung, saat siang hari. Debu jalanan terpontang-panting dihantam angin. Tubuh Sukirman (59) sudah terbiasa tersengat terik matahari di siang hari hingga diterjang kumpulan debu jalanan.
Saban hari, Sukirman bekerja sebagai palang pintu perlintasan kereta api (KA) Jalan Walini, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Panas dan hujan kerap dirinya hadapi.
Sukirman penuh semangat menurunkan kayu palang pintu saat kereta melintas. Setelah kereta berlalu, dirinya kembali menaikan palang pintu dan memberikan jalan kepada masyarakat untuk lewat.
Setelah itu dirinya langsung mengatur lalu lintas pengendara yang akan melewati jalur kereta api dengan aman. Kemudian tak jarang dirinya turut membantu masyarakat yang kesulitan melintas.
Tanggung jawab yang besar tersebut diemban demi tidak ada nyawa yang melayang akibat tertabrak kereta api (KA). Maka tak jarang dirinya kerap diapresiasi masyarakat dengan memberikan uang kepadanya dengan jumlah yang bervariatif.
Sukirman telah menjadi penjaga palang pintu KA sejak tahun 2000 silam. Dirinya mengingat betul lokasi tersebut masih dilandasi tanah merah pada zamannya.
“Jadi ada yang jaga di sini yang lebih tua, namanya Abah Uko. Dia udah agak sepuh, terus ngajakin saya buat ngejaga juga. Jadi sistemnya gantian atau berbagi waktu jam kerja lah,” ujar Sukirman saat ditemui infoJabar, Selasa (27/5/2025).
Dalam pelaksanaannya, Abah Uko menjaga palang pintu pukul 04.00 WIB dini hari sampai dengan pukul 10.00 WIB. Kemudian dilanjutkan Sukirman pada pukul 10.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB, kadang sampai malam.
“Palang ini dijaga oleh berdua selama beberapa tahun. Dulu jalur ini masih single track, sekarang sudah double track, dulu belum ada pos pengawasan. Nah saya sudah ada di sini,” katanya.
Sukirman menjelaskan dalam kesehariannya kerap mendapatkan uang dari pengendara yang melintas. Kata dia, uang tersebut pun diberikan secara sukarela dan tidak memaksa.
“Biasanya suka ada yang ngasih, kadang dapet Rp 100.000 atau Rp 70.000 per hari, kalau dari PJKA nggak ada. Da pengendara yang ngasih juga mungkin karena sudah tahu sejak lama saya jaga palang kereta,” jelasnya.
Setelah mengabdikan sebagai penjaga palang pintu puluhan tahun, Sukirman dan Abah Uko akhirnya diangkat sebagai pegawai oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung sejak tahun 2023 lalu. Kemudian berbagai pelatihan telah dilakukan saat menjadi legal.
“Sekarang sudah diakomodir sama Dishub Kabupaten Bandung, baru dua tahun. Disekolahkan dulu di Bekasi sama Dishub. Dikasih tahu soal lintasan dan palang kereta,” ucapnya.
“Sekarang absen lewat group WA di Dishub. Terus alhamdulillah dibayar sehari sekitar Rp 70.000,” tambahnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Setelah itu palang pintu otomatis telah dibangun oleh dinas terkait. Namun hingga saat ini belum difungsikan dan masih menggunakan palang pintu manual menggunakan kayu.
“Jadi ini palang otomatisnya sudah aktif, tapi katanya mah kurang pekerja, jadi belum difungsikan. Tapi uji coba udah beberapa kali dilakukan,” kata Sukirman.
Setelah diangkat Dishub Kabupaten Bandung, palang pintu tersebut dijaga menjadi tiga orang. Satu orang lagi bernama Eman dan bekerja pada pukul 16.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.
“Nah sekarang mah saya cuka sampai jam 4 sore. Dari sore sampai malem ada sama Eman namanya,” bebernya.
Selama bekerja di palang pintu, Sukirman bisa menghidupi istri dan anaknya hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian saat ini para anak-anaknya telah menikah dan berkehidupan mandiri.
“Saya mah enggak kerja, full aja kerja di sini. Alhamdulillah anak saya sudah empat, semuanya sudah menikah,” ungkapnya.
Sukirman mengaku selama menjaga palang pintu kerap merekam berbagai peristiwa unik. Kata dia, banyak yang tetap nekat menerobos meski telah ditutup.
“Jadi kalau udah ditutup, masih ada aja yang nerobos, malah yang marah itu sesama pengendara, kalau sama saya pasti marah, saya mah sudah berupaya melarang,” kata Sukirman.
Sukirman telah melewati berbagai peristiwa. Ia menyebut peristiwa tragis pernah terjadi sebelum Hari Raya Idulfitri pada 2000. Kepenaikan pengendara yang berujung hilangnya nyawa.