Kisah Rohati, Ibu 7 Anak Biayai Keluarga dari Dapur SPPG Polres Garut

Posted on

Hadirnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi berkah bagi banyak orang. Salah satunya bagi Rohati, ibu 7 anak yang turut mengais rezeki untuk keluarganya dari program ini.

Sejak dua bulan terakhir, kehidupan wanita asli Garut ini mulai berbeda. Harapannya menjadi manusia yang sejahtera muncul kembali, usai mendapatkan pekerjaan yang layak.

Berbincang dengan infoJabar Minggu, (2/11) malam, Rohati mengaku sangat bersyukur dengan hadirnya dapur MBG di desanya.

“Awalnya dikasih tahu teman, katanya Polres Garut akan membuka Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sini. Akhirnya melamar menjadi relawan, dan diterima,” kata Rohati.

Rohati adalah satu dari lebih dari 40 orang relawan yang kini bekerja di SPPG Polres Garut, yang terletak di Kecamatan Sukawening, Garut. Rohati sendiri, ditugaskan untuk memasak di sana.

Ada beragam masakan yang diraciknya. Mulai dari telur balado, hingga beragam olahan makanan lain yang diinstruksikan oleh pengelola.

“Tugasnya memang berat. Kita harus benar-benar teliti dan apik dalam memasak. Karena yang dibuat ribuan porsi dan dimakan oleh anak-anak sekolah,” ucap Rohati.

Bagi Rohati, hadirnya dapur MBG di kampungnya bukan sekadar pekerjaan. Lebih dari itu, pekerjaan ini merupakan ladang mengais rezeki untuk menopang ekonomi keluarga.

Rohati mengaku memiliki kehidupan yang sulit. Suaminya, Entis, menganggur sejak terakhir kali bekerja sebagai sopir angkutan kota di Bandung, pada tahun 2016 silam.

Di sisi lain, ada 7 orang anak yang harus dia besarkan, dengan dua anak di antaranya, yakni anak ke-6 dan ke-7 masih duduk di bangku sekolah.

“Sebelum kerja di SPPG, saya jualan makanan keliling. Tapi berhenti karena sering nombok dan banyak saingan, karena saya jualan jalan kaki, yang lain pakai motor,” katanya.

Untuk menutupi biaya sehari-hari, Rohati dan Entis berharap belas kasihan anak-anaknya yang sudah menikah. Meskipun Rohati sungkan, karena merepotkan mereka yang telah berkeluarga.

Setiap malam, Rohati mengaku kerap berdoa kepada Tuhan, agar diberikan pekerjaan yang layak untuknya dan sang suami, agar bisa hidup yang layak.

“Makanya saya selalu terharu bisa bekerja di sini. Karena ini bagi saya sangat berarti untuk hidup keluarga,” katanya.

Dengan gaji Rp 1,1 juta yang diterimanya per dua minggu sekali, Rohati mengaku sangat tenang setiap bulan. Dia bisa memasak makanan enak di rumah, memberi jajan anak sekolah hingga membayar listrik.

“Banyak suka-dukanya. Sukanya dapat penghasilan, dan teman baru. Dukanya jam kerja tidak menentu. Tapi sangat saya syukuri karena ini syariat rezeki bagi saya dan keluarga,” pungkas Rohati.

Sejak pertama kali beroperasi di akhir bulan September 2025, SPPG Polres Garut sendiri saat ini melayani lebih dari 3.617 penerima manfaat.

Menurut Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto, selain pelajar dari 47 sekolah di wilayah Sukawening dan sekitarnya, SPPG Polres Garut juga melayani ibu hamil, ibu mengusui dan balita.

“Kita menekankan kebermanfaatan bagi penerima manfaat, dan masyarakat sekitar. SPPG Polres Garut hadir untuk masyarakat,” kata Yugi kepada infoJabar, Senin, (3/11/2025).

Yugi menjelaskan, pihaknya menekankan agar SOP selalu diperhatikan oleh para relawan dan penanggungjawab SPPG. Hal tersebut untuk menjaga kualitas produk yang akan dikonsumsi oleh penerima manfaat.

Yugi menuturkan, ada sejumlah perbedaan di antara SPPG Polres Garut dengan SPPG lainnya. “Salah satunya, kami mengerahkan juga personel Sidokkes Polres Garut untuk melakukan double checking makanan sebelum dikirim ke penerima manfaat. Jadi, selain oleh ahli gizi, pengecekan juga dilakukan personel. Tujuannya untuk menjaga kualitas,” katanya.

Selain melalukan double checking, kata Yugi, SPPG Polres Garut juga konsen terhadap waktu. Di antara waktu masak makanan, distribusi dan waktu makan, diupayakan berjarak tidak terlalu lama. Personel Polsek Sukawening juga dikerahkan secara berkala untuk mengecek ke lapangan.

“Kami juga rutin turun ke lapangan untuk mendengar keluhan dan masukan dari penerima manfaat. Sejauh ini alhamdulillah baik responsnya. Anak-anak suka, bahkan ada yang sampai menulis surat ucapan terima kasih menggunakan kertas dan pensil kepada kami,” ungkap Yugi.

Di daerah, kata Yugi, program MBG sangat berarti. Banyak orang tua pelajar yang berterima kasih, karena teringankan beban ekonominya. “Minimal orang tua tidak perlu pusing memikirkan siang ini anaknya harus makan apa,” ucap Yugi.

Selain bermanfaat bagi penerima manfaat, Yugi berharap agar SPPG Polres Garut juga dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Seperti Ibu Rohati, yang mengais rezeki untuk keluarganya melalui jalur ini.

“Kami ingin ini bermanfaat bagi masyarakat Garut. Kami juga ke depan berharap seluruh bahan yang kami gunakan full dari UMKM lokal Garut. Saat ini hampir semua sudah dipasok UMKM lokal,” pungkas Yugi.

Layani Lebih dari 3 Ribu Anak dan Ibu Hamil


Sejak pertama kali beroperasi di akhir bulan September 2025, SPPG Polres Garut sendiri saat ini melayani lebih dari 3.617 penerima manfaat.

Menurut Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto, selain pelajar dari 47 sekolah di wilayah Sukawening dan sekitarnya, SPPG Polres Garut juga melayani ibu hamil, ibu mengusui dan balita.

“Kita menekankan kebermanfaatan bagi penerima manfaat, dan masyarakat sekitar. SPPG Polres Garut hadir untuk masyarakat,” kata Yugi kepada infoJabar, Senin, (3/11/2025).

Yugi menjelaskan, pihaknya menekankan agar SOP selalu diperhatikan oleh para relawan dan penanggungjawab SPPG. Hal tersebut untuk menjaga kualitas produk yang akan dikonsumsi oleh penerima manfaat.

Yugi menuturkan, ada sejumlah perbedaan di antara SPPG Polres Garut dengan SPPG lainnya. “Salah satunya, kami mengerahkan juga personel Sidokkes Polres Garut untuk melakukan double checking makanan sebelum dikirim ke penerima manfaat. Jadi, selain oleh ahli gizi, pengecekan juga dilakukan personel. Tujuannya untuk menjaga kualitas,” katanya.

Selain melalukan double checking, kata Yugi, SPPG Polres Garut juga konsen terhadap waktu. Di antara waktu masak makanan, distribusi dan waktu makan, diupayakan berjarak tidak terlalu lama. Personel Polsek Sukawening juga dikerahkan secara berkala untuk mengecek ke lapangan.

“Kami juga rutin turun ke lapangan untuk mendengar keluhan dan masukan dari penerima manfaat. Sejauh ini alhamdulillah baik responsnya. Anak-anak suka, bahkan ada yang sampai menulis surat ucapan terima kasih menggunakan kertas dan pensil kepada kami,” ungkap Yugi.

Di daerah, kata Yugi, program MBG sangat berarti. Banyak orang tua pelajar yang berterima kasih, karena teringankan beban ekonominya. “Minimal orang tua tidak perlu pusing memikirkan siang ini anaknya harus makan apa,” ucap Yugi.

Selain bermanfaat bagi penerima manfaat, Yugi berharap agar SPPG Polres Garut juga dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Seperti Ibu Rohati, yang mengais rezeki untuk keluarganya melalui jalur ini.

“Kami ingin ini bermanfaat bagi masyarakat Garut. Kami juga ke depan berharap seluruh bahan yang kami gunakan full dari UMKM lokal Garut. Saat ini hampir semua sudah dipasok UMKM lokal,” pungkas Yugi.

Layani Lebih dari 3 Ribu Anak dan Ibu Hamil