Kisah Pilu Raya, dari Cacing Keluar Hidung hingga Akhir Hayat di ICU

Posted on

info-info terakhir perjuangan Raya, bocah perempuan berusia 4 tahun yang meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing terekam dalam sebuah video yang diunggah lembaga filantropi Rumah Teduh.

infoJabar mendapat izin dari Adinda, Personal Assistant Bunda Iin Achsien founder Rumah Teduh untuk mengutip sebagian isi narasi dalam video tersebut. Berikut catatan yang ditranskip infoJabar.

“Kalau kronologi sudah lengkap ada di video reels Raya,” kata Adinda melalui aplikasi perpesanan dengan infoJabar, Selasa (19/8/2025).

Dilihat infoJabar dari video berdurasi 9 menit mengisahkan bagaimana bocah 4 tahun bernama Raya yang disebut meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi ribuan cacing gelang (askariasis) viral di media sosial. Tayangan yang diunggah akun Rumah Teduh itu kini sudah ditonton lebih dari 10 juta kali di media sosial Facebook.

Video tersebut menampilkan narasi pilu, Raya masuk ICU tanpa identitas kependudukan dan BPJS, relawan berkejaran dengan waktu untuk mengurus administrasi, hingga digambarkan bagaimana cacing hidup ditarik keluar dari hidung, mulut, dan anus Raya.

“Kami baru menyadari ternyata Raya tidak memiliki kartu identitas yang otomatis tidak memiliki BPJS baik yang bantuan pemerintah apalagi yang mandiri, sehingga kemudian kami jaminkan bayar ke bagian admin RS, dan kami diberi kesempatan 3×24 jam untuk mengurus identitas BPJS-nya. Dengan catatan bila lewat dari 3 hari maka administrasi Raya otomatis akan dicatat sebagai pasien dengan pembayaran tunai,” demikian narasi dalam video.

Video itu juga menyinggung bagaimana relawan dipaksa berpacu dengan waktu mengurus administrasi.

“Mulai hari pertama Raya masuk ICU, perjuangan berat dan kesabaran relawan kami betul-betul diuji. Relawan kami dioper dari satu dinas ke dinas lain untuk mendapatkan bantuan BPJS subsidi pemerintah bagi Raya. Dari Dinsos kota ke Dinsos kabupaten, sampai Dinkes kabupaten dan diarahkan lagi ke Kabid Jamsos, dari Kabid Jamsos diover lagi ke Dinkes, dan kemudian mendapatkan pernyataan kas kabupaten tidak punya anggaran dan MoU dengan RSUD kota. Bahkan memberikan solusi agar Raya yang telah berhari-hari dalam keadaan koma dipindahkan saja ke rumah sakit di Jampang.”

Dalam video itu relawan menolak saran pemindahan karena kondisi Raya kritis.

“Kami sudah tunjukkan betapa mengerikannya kondisi Raya saat itu, bagaimana cacing gelang sepanjang 15 cm ditarik keluar dari hidungnya dalam keadaan hidup, juga keluar dari mulutnya, dan ratusan cacing keluar dari kemaluannya dan anusnya, dalam keadaan sebagian besar hidup. Sudah lebih dari 1 Kg cacing dikeluarkan dari badannya, tapi tidak juga habis-habis.”

Narasi dalam video juga menyinggung soal biaya rumah sakit yang mencapai puluhan juta rupiah.

“Rabu 16 Juli sore adalah batas waktu urusan administrasi Raya sudah masuk batas waktu, tapi pembayaran Raya otomatis terhitung pembayaran tunai dengan penanggung jawab kami Rumah Sakit Sukabumi, posisi tagihan di hari ke-3 sudah mencapai belasan juta. Untuk per hari ini sudah sampai Rp11.669.990 dan akan terus bertambah sampai kondisi Raya benar-benar sehat lagi.”

Saat Raya meninggal dunia pada Kamis, 22 Juli 2025, tagihan rumah sakit disebut telah mencapai hampir Rp23 juta. Narasi video kemudian menutup dengan kabar duka.

“Raya nak, kami gak pernah nyerah, walau rasanya makin pesimis melihat Raya gak juga membuka mata. Kami gak nyerah nak, sampai Raya yang kemudian menyerah pada panggilan-Nya, berpulang pada Kamis 22 Juli 2025 di sore hari.”

“Maafkan pemerintah negeri ini ya Nak, yang tidak cepat tanggap melihat penderitaan rakyat seperti ini. Dan maafkan kami juga ya Nak, yang tahu penderitaanmu,” tutup suara dalam video.

Relawan Berkejaran dengan Waktu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *