Namanya Slamet (32), bersama saudaranya, Slamet tampak sedang sibuk memoles badan kapal di muara Kesenden, Kelurahan Kejaksan, Kota Cirebon, pekerjaan menjadi seorang nelayan sudah Slamet lakoni sejak usianya masih sangat belia.
Slamet memaparkan, pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan turun-temurun yang sudah dilakukan oleh orang tuanya dulu. Menurutnya, dulu, nelayan merupakan profesi yang sangat menjanjikan, dalam sekali melaut, dirinya bisa mendapatkan udang sampai puluhan kilogram.
“Dulu kan perbekalan buat melaut paling Rp 400.000 – Rp 500.000, tapi bisa dapat 15 sampai 20 kilogram udang, masih bagus-bagus, sehari bisa dapat Rp 1.000.000, saya jadi nelayan dari SD,” tutur Slamet, Rabu (30/4/2025).
Namun itu dulu, sekarang ikan dan udang yang menjadi tangkapan Slamet saat melaut menurun, apalagi ketika musim pancaroba seperti sekarang. Menurut Slamet, di musim pancaroba tangkapan ikan dan udang berkurang karena cuaca yang tidak menentu dan kondisi air laut yang sedang pasang surut.
“Lagi pasang surut, kalau pancaroba tuh nggak bisa diprediksi, misal buat perbekalan Rp 400.000, paling kalau lagi bagus dapat hasilnya Rp 420.000 atau 450.000, cukup buat beli rokok saja lebihnya. Apalagi kalau pakai kapal kecil, perbekalan Rp 150.000, dapatnya paling 1 atau 2 kilogram, nyari 10 kilogram udang saja susah sekarang mah, rata-rata paling 5 kilogram,” tutur Slamet.
Bahkan beberapa tahun yang lalu, karena musim pancaroba yang cukup lama, Slamet harus rela menjual kapal warisan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kapal saya dijual buat kebutuhan sehari-hari, karena ekonomi, pengeluarannya lebih besar, pemasukan sedikit, dulu orang tua punya 2 kapal, satu buat saya, satunya lagi rusak, saya sudah nikah, anaknya satu, ” tutur Slamet.
Kini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Slamet bekerja di kapal milik saudaranya atau ikut melaut di kapal yang besar. Menurut Slamet, selagi dirinya masih sehat dan mampu untuk pergi ke laut, ia akan tetap berprofesi sebagai nelayan.
“Bantu-bantu ikut di kapal saudara, kadang juga ikut di kapal besar, kayak kemarin sebelum Lebaran ikut di kapal yang ke Merauke, selagi kita masih bisa kerja di laut keadaan gimana yah jalani saja, yang penting masih sesuai dengan skill kita di mana,” pungkas Slamet.