Menyembelih hewan jadi hal biasa dilakukan Muafik (50) warga Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Terlebih saat hari Raya Idul Adha, pengurus DKM tersebut sering menjadi panitia kurban.
Kepada infoJabar, Muafik mengaku 10 tahun belakangan rutin menjadi juru sembelih halal (Juleha). Setiap tahunnya ia biasa menyembelih 4 sampai 6 ekor sapi kurban.
“Iya 10 tahun mah ada, setiap tahun paling 4 ekor, 5 (ekor) kadang 6 ekor. Tapi sapi aja,” kata Muafik, Selasa (3/6/2025).
Selama sepuluh tahun itu, Muafik bercerita pengalamannya menyembelih hewan kurban khususnya ekor sapi tidak selalu mulus. Bahkan satu pengalaman ia menyebut golok di leher hewan kurban ternyata menggores jari orang yang memegang kepala sapi.
“Ada, pernah jari tukang jagal kepala sapi itu jarinya tergores. Karena kaget akhirnya kan dilepas kepalanya. Tapi Alhamdulillah penyembelihan berjalan lancar,” katanya.
Menjelang hari Raya Idul Adha ini, Muafik dan juru sembelih lainnya mengikuti pelatihan yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu. Di sini, Muafik mendapat ilmu baru yang sebelumnya tidak ia ketahui.
“Biasanya kan cuma lihat kondisi fisik aja sama umur. Kalau dirasa sehat ya disembelih. Tapi tadi ada teorinya,” katanya.
Muafik usai mengikuti pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) di Kantor Kecamatan Krangkeng. Sedikitnya terdapat 100 Juleha di Kabupaten Indramayu yang sudah mengikuti pelatihan. 100 orang tersebut biasanya menjadi panitia kurban di wilayah masing-masing.
Meski sudah berpengalaman, namun banyak dari mereka yang masih butuh pemahaman tentang menangani hewan kurban. Dari pemilihan hewan hingga mengelola daging.
“Mulai dari pemilihan hewan kurban seperti apa. Terus juga ada materi tata cara penyembelihan hewan kurban termasuk penanganan daging,” kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPP Indramayu, drh Dian Daju.
Selain pembekalan tentang tata cara kurban, pelatihan ini pun dilakukan untuk mengantisipasi adanya ketidaklayakan daging kurban. Sebab kata Dian Daju, 33 tim tidak dapat mengcover semua proses penyembelihan di Kabupaten Indramayu.
“Petugas kita ada 33 orang termasuk dokter hewan dan para medis mungkin banyak yang kurang tercover. Akhirnya kita melatih panitia-panitia untuk kita berikan ilmu bagaimana tetap memilih termasuk penanganan daging yang dibagikan sehingga yang dihasilkan itu terjaga kualitasnya,” katanya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.