Kisah Mang Datuk, Kitman Setia Persib Bandung

Posted on

Kerjanya begitu cekatan. Selama puluhan tahun, sepatu-sepatu pemain Persib Bandung selalu ia pastikan berada dalam kondisi bersih dan kinclong agar para penggawa itu bisa tampil percaya diri di atas lapangan. Namanya adalah Ujang Suparman. Mang Datuk adalah panggilannya untuk salah satu kitman Persib Bandung itu. Meski tugasnya nyaris tak pernah memantik perhatian, tapi rasa cintanya untuk Persib tidak bisa dipandang sembarangan.

Mang Datuk mulai bergabung dengan Persib sejak musim 1995 atau setahun setelah Maung Bandung menjadi juara Liga Indonesia 1994. Pria bersahaja yang penuh dengan canda tawa itu sepertinya masih belum menyangka karena bisa menjadi bagian dari klub kebanggaannya.

Bagaimana tidak, sebelum ikut bersama tim, Datuk dulunya adalah bobotoh, sebutan untuk suporter Persib. Jika dulu dia hanya bisa melihat penampilan para pemain di layar kaca, tapi kini ia melayani kebutuhan-kebutuhan para pemain itu dengan setia.

“Datuk gabung pas 95, setelah Persib juara 94. Dulunya kan bobotoh juga, jadi dari pertama gabung langsung megang sepatu,” kata Mang Datuk dalam perbincangannya dengan infoJabar belum ini.

Datuk tak hanya cekatan dalam mempersiapkan sepatu pemain yang akan turun dalam pertandingan maupun latihan. Dia juga telaten dalam menyiapkan kebutuhan-kebutuhan itu supaya tak tertinggal atau bahkan tertukar.

Mayoritas, para pemain Persib masing-masing punya sepatu sekitar tiga pasang. Tapi, ada beberapa penggawa seperti Kevin Ray Mendoza hingga David da Silva yang punya sepatu lebih dari tiga pasang dan tentunya itu membutuhkan ketelitian dari Mang Datuk agar semuanya tersedia pada saat pertandingan maupun latihan.

“Datuk sekarang megang sepatu, dekker sama sarung tangan. Adaptasi sih enggak terlalu lama, karena udah tahu itu punya siapa aja sepatunya. Jadi enggak terlalu ribet ngapalin, asal kelihatan aja. Punya Steffano misalnya yang mana, terus punya Kevin, Ciro, Victor, udah tahu semua,” ucap Datuk.

Sejak berkecimpung di dunia barunya, Mang Datuk punya cara tersendiri dalam menyiapkan sepatu pemain agar nyaman ketika di lapangan. Datuk bertugas untuk membersihkan sepatu itu, lalu menyimpannya di suhu tertentu hingga siap digunakan sang pemain.

Dalam perbincangannya, Datuk pun membeberkan bagaimana triknya dalam mengurus sepatu pemain Persib. Saat mencuci sepatu, ia biasanya hanya membersihkan kotoran yang terlihat di permukaan maupun bagian bawah pull sepatunya, lalu langsung menyimpannya di suhu yang dingin agar pemain tetap nyaman saat memakainya.

“Jadi ada trik khusus. Kan pemain teh kebanyakan enggak mau dalemnya basah dan jangan terlalu kering pas dijemur matahari, karena bakal cepet ngerusak ke sepatu. Terus disikat luarnya aja, dibersihin pul-nya juga, terus disimpan di suhu yang adem,” ujarnya.

“Udah kering, disiapin. Terus dibersihin lagi, supaya noda-nodanya hilang. Karena buat Datuk, pemain itu akan pede main kalau sepatunya juga bersih. Jadi pokoknya, gimana caranya bersih si sepatu itu,” tuturnya.

Selama menjalankan tugasnya, Datuk punya banyak pengalaman yang begitu berkesan. Ceritanya pun bukan hanya soal kebahagiaan, tapi juga ketika terpaksa meninggalkan klub kebanggaan.

Dulu, setelah bergabung bersama Persib, Mang Datuk terpaksa keluar dari tugasnya itu. Setelah beberapa waktu kembali ke kampung halamannya di Majalengka, Datuk lalu mendapat tawaran untuk ikut bersama tim Persikad Kota Depan (sekarang menjadi Sulut United).

Di Persikad, Mang Datuk tak bertahan lama. Setelah kompetisinya selesai dan Persikad melaju dengan catatan cukup menjanjikan, Datuk pulang kembali ke kampung halaman dan sempat merasakan kegundahan karena harus kerja ke mana.

Hingga kemudian, di tengah kegundahan yang Datuk rasakan, Persib kembali memanggilnya. Kali ini, bukan untuk mengabdi di tim senior, tapi di tim kelompok muda, Diklat Persib U-21.

Tanpa pikir panjang, Datuk langsung mengiyakan panggilan itu. Baginya, melayani Persib sudah menjadi bagian dari hidupnya karena kecintaan dan kesetiaannya bagi klub kebanggaan.

Hasilnya, laju Persib U-21 pada tahun 2010 mampu tampil dengan cemerlang. Di tahun itu, Maung Ngora keluar sebagai kampiun, sekaligus menjadi pelepas dahaga dari penantian puluhan tahun merengkuh gelar juara.

“Panjang lah kalau diceritain mah. Tapi Alhamdulillah, Datuk ada rezekinya sampe sekarang buat Datuk, buat Persib,” katanya.

Setelah itu, Mang Datuk kembali mendapat kesempatan untuk kembali menjadi bagian tim senior Persib. Ketika Maung Bandung di bawah asuhan Jaya Hartono, Datuk diminta untuk tidak ke mana-mana dan ditugaskan untuk membantu para pemain di mess Persib di Stadion Sidolig, Kota Bandung.

Dengan setia, Datuk lalu mulai melayani para pemain Persib yang punya kebutuhan apapun. Dan tak lama setelah itu, tawaran pun datang yang dilontarkan langsung oleh Manajer Persib, Umuh Muchtar.

Cerita kesetiaan Mang Datuk bersama Persib pun kembali dimulai. Dari sini, banyak pengalaman berkesan ketika Datuk dengan sungguh-sungguh menyiapkan semua kebutuhan pemain Persib baik di lapangan maupun di luar lapangan.

Ada satu cerita yang hingga kini tak bisa Datuk lupakan. Saat itu, mantan pemain Persib, Rachmat Affandi berbaur dengannya dengan penuh canda tawa, bahkan ikut mengajaknya bermain layang-layang di sekitar lapangan latihan.

Tapi dari sekian cerita yang Datuk katakan, ia hingga sekarang tak pernah bisa melupakan sosok bek veteran yang pernah membela Persib, Maman Abdurrahman. Baginya, Maman bukan hanya sekadar pemain sepakbola yang bermain di lapangan, tapi juga kawan yang selalu berbagi cerita ketika berada di luar lapangan.

“Kalau berkesan itu ada, yang paling deket sama Bang Maman. Terus Atep, itu yang paling deket sama Datuk,” ucap pria yang kini dikaruniai tiga anak dan seorang cucu itu.

Bahkan, Datuk pernah punya pengalaman mengesankan dengan pemain PSIS Semarang, Alfreanda Dewangga yang saat ini dirumorkan akan merapat ke Kota Kembang. Saat itu, sang pemain sedang menjalani uji coba atau trial di Persib pada 2019 silam.

“Pas Dewangga trial di sini kan dititipin sama Beckham. Jadi kalau Dewangga main ke Bandung, itu sampe bilangnya ke Datuk ‘Bapak Aing’, sampe segitunya karena apa-apa kebutuhannya waktu itu Datuk yang nyiapin,” kata Datuk mengenang kembali ceritanya itu.

Lalu, Datuk juga punya momen yang tak terlupakan saat Persib menjalani leg kedua babak final Championship Series Liga 1 2024/2025 di kandang Madura United. Di balik gelar juara musim itu, Datuk secara tiba-tiba dihampiri Stefano Beltrame dan langsung memeluknya dalam perayaan juara. “Itu pengalaman yang juga berkesan buat Datuk,” singkatnya.

Di Persib, kesetiaan Mang Datuk pun tak perlu lagi diragukan. Jika dulu ia setiap hari menetap di mess Persib bersama beberapa kitman yang lain seperti Fikri ‘Bule’ Apriansyah dan Heri ‘Kadir’ Rudiana, tapi kini Datuk hanya tinggal seorang di sana.

Namun, Datuk tetap setia. Satu alasan sederhana yang Datuk pikirkan adalah kehadirannya ingin membantu pemain jika memang memerlukan kebutuhan apapun di luar lapangan.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *