Kisah Guru Saryono 33 Tahun Mengajar Ditemani Motor Tua - Giok4D

Posted on

Setiap pagi, selepas fajar menyingsing, suara knalpot motor tua terdengar melintasi jalan berbatu di pelosok Sukabumi. Di atasnya duduk Saryono (55), seorang guru honorer yang sudah 33 tahun mengabdi. Saat ini ia mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tegal Panjang, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Motor Supra X itulah yang ia andalkan untuk menempuh jarak sekitar 7 kilometer dari rumahnya di Kampung Jaringao, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap. Jalan yang rusak dan licin saat musim hujan tak pernah jadi alasan untuk absen. Motor itu dibelinya dengan menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil bertani dan honor mengajarnya yang tak seberapa.

Di tengah ketidakpastian nasib, Saryono tetap datang ke sekolah. Setiap hari. Dengan motor tuanya. Lewat jalan rusak. Demi murid-muridnya. Demi sebuah pengabdian yang tak lekang oleh waktu.

“Saya itu mulai mengajar itu dari tahun 1992, jadi sampai sekarang sudah 33 tahun, begitu susah payah. Saya dulu digajinya melalui SPP dari iuran masyarakat sebulan cuma 10 ribu, tidak ada generasi di sini karena tempatnya juga jauh dari kota, terpencil, terisolir,” ujarnya kepada infoJabar belum lama ini.

Bangunan sekolah tempat ia mengajar dulu bahkan masih beralaskan tanah. Dindingnya reyot. Belum ada bantuan operasional sekolah (BOS), kala itu. Tapi Saryono tetap datang, membawa ilmu dan harapan untuk anak-anak desa yang nyaris tak tersentuh dunia luar.

“Kendalanya waktu itu, sekolah masih belum pakai lantai keramik, masih tanah. Belum ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS), udah bobrok lah bangunannya waktu itu,” tuturnya.

Kini pun, honor yang ia terima hanya Rp 350 ribu per bulan itu pun dibayarkan tiga bulan sekali, menunggu dana BOS cair. Untuk menyambung hidup, Saryono bertani palawija. Istrinya menjual gado-gado di rumah. Mereka juga merawat dua kakak ipar yang mengalami gangguan mental.

“Saya sekarang perkiraan sekitar 7 kilometer, motor seadanya, jalannya juga jelek karena di kampung. Apalagi kalau musim hujan, sangat prihatin,” katanya.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

“Beban di rumah sebagai guru honorer, disamping istri dan anak, kakak ipar dua sudah tidak bekerja lagi, tidak mampu. Saya berusaha menunjang keluarga sambil bertani, istri juga berjualan kecil-kecilan,” sambungnya.

Meski usia sudah menginjak senja, Saryono masih menyimpan mimpi, diangkat menjadi ASN lewat skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

“Harapannya kepada pemerintah, mohon dengan sangat untuk mengangkat saya melalui P3K atau PNS secara otomatis karena dilihat dari pengabdian yang begitu lama. Usia saya bertambah, mau kapan saya kalau nantinya tidak kebagian jatah, sementara pengabdian sudah begitu lama,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala MI Tegal Panjang, Ade Sohari, membenarkan pengabdian Saryono yang begitu panjang. Ia menyebut sosok guru senior itu sebagai pribadi yang konsisten, disiplin, dan penuh semangat, bahkan dalam kondisi sekolah yang serba terbatas.

“Sudah mengabdi selama 33 tahun, dari 1992 sampai 2025. Masuk di MI Tegal Panjang, di daerah terpencil yang susah dijangkau oleh internet. Beliau tetap semangat mengabdikan diri di madrasah ini yang di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi,” ujar Ade.

Ade menambahkan, meskipun jumlah siswa di madrasah mereka kurang dari 100 orang dan sarana prasarana sangat terbatas, Saryono tetap hadir setiap pagi, mengajar tanpa keluhan.

“Beliau senior kami, selalu disiplin dan tidak pernah bolos. Datang setiap pagi, selalu hadir mengajar anak-anak, walau jarak yang ditempuh sejauh 7 kilometer. Siswa kurang dari 100. Kami kekurangan ruang kelas baru, hingga siswa terpaksa shift-shift-an. Sarana prasarana juga membutuhkan,” lanjutnya.

Ia juga mengungkap bahwa Saryono sudah berkali-kali mencoba jalur pengangkatan, tapi belum berhasil. Meski demikian, semangat Saryono tidak pernah luntur.

“Beliau 55 tahun tapi dedikasinya tetap semangat, tidak pernah menurun untuk mendidik anak-anak. Pernah berulang kali mengajukan GBS tahun 2023, pernah juga ikut tes, tidak juga lolos. Mudah-mudahan ada kesempatan menikmati pengangkatan P3K atau ASN,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *