Kasus memilukan terjadi di Kabupaten Karawang. Satu keluarga asal Kabupaten Bekasi menjadi korban bujuk rayu seorang dukun cabul di Kecamatan Telukjambe Barat. Dengan dalih ritual mistis, sang dukun tega menyetubuhi tiga perempuan dari keluarga yang sama.
Ketiganya terdiri atas R (45), anaknya M (20), serta keponakannya S (18). Mereka diduga menjadi korban perbuatan cabul seorang dukun berinisial N, warga Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang.
Insiden tersebut sebenarnya terjadi pada Juni 2025, namun baru mencuat ke publik setelah keluarga korban melaporkan kasus ini ke pihak berwenang. Laporan tersebut diteruskan oleh PTP2A Kabupaten Bekasi kepada Polres Karawang untuk ditindaklanjuti.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Karawang, Wiwiek Krisnawati, membenarkan pihaknya telah menerima aduan tersebut dari UPTD PTP2A Kabupaten Bekasi pada Senin (13/10/2025).
“Kalau kasus dukun cabul itu, kita baru terima suratnya dari UPTD PTP2A Bekasi hari Senin, ini baru diproses laporan ke Polres Karawang hari ini, karena pelaku dan TKP (tempat kejadian perkara)-nya di Karawang,” kata Wiwiek saat diwawancarai infoJabar di Kantor DP3A Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Karawang, Kamis (16/10/2025).
Menurut Wiwiek, korban berjumlah tiga orang yang semuanya masih memiliki hubungan keluarga.
“Jadi korban satu keluarga itu orang Bekasi semua, satu orang ibu berusia 45 tahun, satu orang anak berusia 20 tahun, dan satu orang keponakan dari korban berusia 18 tahun,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya belum dapat memaparkan kronologi secara lengkap karena penyelidikan masih berjalan. Namun seluruh korban telah menjalani pemeriksaan dan visum dengan pendampingan polisi.
“Kronologi belum hafal betul karena ini masih baru, semua korban sudah dilakukan pemeriksaan dan visum serta didampingi kepolisian,” imbuhnya.
Wiwiek menjelaskan, dari keterangan sementara, peristiwa ini bermula ketika sang ibu, R, mencari anaknya M yang sempat menghilang selama dua hari.
“Ini cerita awalnya yah dari korban, katanya ibunya itu datang ke orang pinter atau terduga pelaku ini berniat untuk mencari anaknya yang berinisial M yang sempat hilang selama 2 hari,” ujarnya.
R pun mendatangi N, yang dikenal sebagai “orang pintar” untuk meminta bantuan menemukan anaknya. Namun, bukannya melakukan pencarian, sang dukun justru melakukan ritual dan mengklaim anaknya akan segera pulang.
“Itu katanya dukun itu bisa ngeliat anaknya ini dimana, dan dia bilang anakanya akan pulang, setelah 2 hari pulanglah anak ini ke rumah. Kemudian mereka kembali ke dukun untuk mengabarkan bahwa M yang hilang selama 2 hari sudah kembali,” ungkap Wiwiek.
Namun setibanya di rumah dukun, R justru mendapat kabar aneh: anaknya hanya pulang secara ragawi, sementara sukmanya belum kembali. Dukun itu pun menawarkan ritual persetubuhan untuk “memulangkan sukma” sang anak.
“Iya katanya yang kembali itu bukan anaknya M secara utuh, tapi hanya raganya. Kemudian terjadilah ritual persetubuhan itu, hanya untuk memulangkan sukmanya dari M,” ujar Wiwiek.
Tak berhenti di situ, M yang merupakan anak R juga turut menjadi korban atas dalih yang sama, yakni “memanggil sukma” agar menyatu kembali dengan tubuhnya.
Beberapa waktu kemudian, pelaku kembali melancarkan aksinya dengan target berbeda, yakni S, keponakan dari R. Kali ini, N menggunakan modus tawaran pekerjaan untuk memancing korban datang.
“Kemudian untuk korban S sendiri, awalnya ditawari lowongan kerja, karena selain sebagai dukun katanya pelaku mengaku memiliki relasi di perusahaan. Korban yang percaya kemudian diminta datang membawa berkas lamaran kerja. Namun sesampainya di rumah pelaku, S kemudian diperkosa secara paksa,” ucapnya.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan laporan baru saja diterima dan tengah dalam tahap pemrosesan.
“Laporannya baru masuk ke Reskrim, nunggu diproses,” kata Kasi Humas Polres Karawang Ipda Cep Wildan saat dikonfirmasi infoJabar melalui pesan tertulis.