Di antara deretan gedung tua dan lalu lintas wisatawan, seorang pria terbungkus kain kafan menarik perhatian. Ia adalah Agung Hanapi (55), cosplayer di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Bukan cosplayer biasa, ia adalah ‘pohong multibahasa’ karena kemampuannya berbahasa asing.
Namun, tak banyak yang tahu, sebelum menjadi sosok pocong jalanan yang ikonik ini, Agung pernah menjalani kehidupan yang sangat berbeda sebagai seorang pemandu wisata profesional atau biasa disebut tour guide di kota budaya, Yogyakarta.
Agung memulai kariernya di dunia pariwisata sekitar tahun 2005. Ia bekerja sebagai tour guide lepas di beberapa hotel dan agen perjalanan di Yogyakarta, membawa tamu domestik maupun mancanegara.
Sejak saat itu, Agung semakin fasih berkomunikasi dengan bahasa asing karena kesehariannya yang kerap mengantar turis dari luar negeri. Hal itulah yang membuat Agung punya kemampuan berbahasa Jepang, Inggris, Perancis hingga Italia.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Dulu kan aku di Jogja jadi tour guide. Dulu itu kerja di hotel jadi guide. Jadi sering kegiatan sama turis. Waktu itu saya sering kebagian bawa turis dari Jepang sama Inggris, kadang orang Perancis,” kata Agung, Sabtu (14/6/2025).
Pria asal Kabupaten Cianjur ini kemudian harus kehilangan pekerjaan sebagai pemandu wisata pada 2016 lalu. Dari situlah, Agung pulang ke Bandung dan mencoba mengais rezeki dari trotoar Jalan Asia Afrika.
“Istri orang sini, gak mau diajak ke Jogja, sebenarnya enak di Jogja tinggal itu. Di Jogja itu dari 1999 sampai 2016,” tuturnya.
Ide tentang ‘pocong’ muncul bukan karena ingin menakuti. Justru sebaliknya, Agung memilih karakter pocong karena dianggap netral oleh banyak orang dan tentunya, jauh lebih praktis dari cosplay dengan karakter lainnya.
“Ya simpel aja kalau pocong gak ribet. Yang lain kan harus pakai wig (rambut palsu), pocong mah simpel ini,” kata Agung.
Dengan kain putih dan makeup, Agung mulai tampil di Jalan Asia Afrika. Awalnya, ia hanya diam. Tapi pelan-pelan, ia menambahkan interaksi dengan menyapa turis, bahkan menjawab dalam bahasa asing. Di sinilah bekal lamanya sebagai tour guide kembali berguna.