Kesetiaan Wayad Puluhan Tahun Jadi Pemetik Cengkeh di Kuningan

Posted on

Menjelang sore, di antara lebatnya pepohonan di kaki Gunung Ciremai Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan terdapat seorang pria dengan memakai topi berwarna hitam sedang sibuk memasukkan cengkeh yang sudah dijemur ke dalam karung berukuran besar.

Dengan menggunakan piring dan ember, pria dengan bernama Wayad (56) tersebut tampak sedang fokus memasukkan cengkeh ke dalam karung. Wayad mengaku bahwa ia bukanlah seorang petani cengkeh, tapi hanya seorang pemetik dan pengepul cengkeh.

Untuk sistemnya sendiri, biasanya Wayad akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan para pemilik lahan, setelah berkoordinasi dan mencapai kesepakatan harga, baru Wayad akan mulai memetik cengkehnya.

“Ngambil dari kebun orang, kita sistemnya borong. Jadi berapa kebun kita borong semuanya. Untuk hasilnya tergantung pohonnya subur apa nggak, sama kayak orang jualan saja. Kadang dapat banyak, kadang sedikit. Misal di kebun si A, ada berapa pohon nah itu saya beli berapa. Semakin bagus pohonnya itu semakin mahal,” tutur Wayad, belum lama ini.

Karena pohon cengkeh cukup banyak, Wayad tidak sendiri dalam memetik cengkeh, namun dibantu oleh teman-temannya. Untuk cara memetiknya harus hati-hati, jangan sampai mematahkan ranting bunga cengkehnya. Jika sudah dipetik, cengkeh harus langsung dikeringkan di bawah sinar matahari. Jika cuaca sedang bagus, biasanya, Wayad mengeringkan cengkehnya selama lima hari.

Meskipun hanya sebagai pemetik dan pengepul. Namun, Wayad sudah menekuni dunia cengkeh sejak puluhan tahun yang lalu. Masih ingat dalam ingatan Wayad ketika cengkeh harganya jatuh pada masa Orde Baru. Kala itu, saking kesalnya, para petani cengkeh menebang pohon cengkeh yang di kebun.

“Sempat itu dulu zaman Orde Baru, cengkeh anjlok banget. Saking anjloknya itu pada kecewa jadi pohonnya pada ditebangi. Katanya sih dulu banyak permainan dari tengkulaknya yang punya duit, jadi anjlok, sama panennya juga banyak. Sudah 30 tahun lebih mah ada tekuni beginian, ” tutur Wayad.

Menurut Wayad, hingga sekarang, harga cengkeh masih belum stabil tergantung kondisi pasar. Jika sedang naik, harganya bisa tembus 160 ribu rupiah per kilo. Namun, jika sedang anjlok harganya bisa jatuh sampai Rp 50 ribu perkilo. Untuk menyiasatinya, jika harga sedang jatuh, Wayad akan menyimpannya terlebih dahulu sampai harganya naik.

“Sekarang cengkeh lagi murah kisaran Rp 100 ribu per kilo. Tergantung harga. Biasanya kalau lagi anjlok disimpan dulu. Penyebab anjlok karena kebanyakan stok juga. Untuk cara jualannya nanti ada keliling buat nawarin. Biasanya mah cengkeh buat minyak, rokok atau masakan juga bisa, kan rempah-rempah,” tutur Wayad.

Wayad memaparkan, cengkeh merupakan hasil pertanian yang sulit untuk dikembangkan dengan cepat. Satu pohon cengkeh bisa berbuah dalam waktu 3 sampai 7 tahun.

“Kan cukup rumit juga. Jadi banyak penyebab susah panen, kayak kena hama ulat penggerek, sama harus rutin disiram tanahnya biar bersih dari gulma. Harus sering disemprot juga. Kalau lagi cepat itu tiga tahun. Jadi meskipun panen setahun sekali, tapi itu di pohon berbeda,” tutur Wayad.

Karena kesulitan tersebut, kini, banyak pemilik lahan yang ada di Desa Setianegara yang jarang menggarap lahan cengkehnya. Sehingga menyebabkan produksi cengkeh menurun setiap tahunnya.

“Sekarang pada males menggarap tanah. Lebih pada milih dijual, soalnya kan sulit ditanam nya. Kayak sekarang paling 15 persen yang berbuah, padahal biasanya kan bulan delapan itu panen raya. Dulu 50 ton bisa tapi sekarang paling 10 ton,” tutur Wayad.

Meskipun jumlahnya semakin berkurang, namun, dengan menjadi pemetik dan pengepul cengkeh masih memberikan keuntungan pada Wayad. Jika sedang tidak musim panen, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Wayad biasanya akan bekerja pengurus vila atau bekerja serabutan.

“Kalau untungnya mah ada saja. Bisa buat makan atau kebutuhan sehari-hari. Aslinya saya kan bekerja serabutan sekalian ngurus villa juga,” pungkas Wayad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *