Cuaca Kota Bandung akhir-akhir ini sedang tak menentu. Kadang panas terik matahari membuat tidak nyaman, lalu tiba-tiba berganti mendung dan turun hujan.
Bagi warga Kota Bandung yang sedang beraktivitas di luar, kondisi seperti itu tentu kurang menguntungkan. Perjalanan bisa terganggu, dan rasa lelah akan lebih terasa karena cuaca panas yang tidak mendukung.
Sabtu (12/7/2025) saat siang, aplikasi cuaca di telepon genggam bahkan menunjukkan suhu 27-28 derajat celsius. Alhasil, jalanan akan terasa lebih panas dari biasanya dan pengandara pun menjadi tidak nyaman dalam perjalanannya.
Salah satu solusi yang bisa mengobati rasa panas tersebut yaitu dengan mencicipi es cendol. Kesegarannya dapat melepas dahaga dan mengembalikan kosentrasi yang hilang saat berkendara.
Satu di antaranya bisa dinikmati di Jalan PSM. Di sana, seorang pria bernama Salimin, dengan setia menunggu pelanggan datang untuk membeli es cendol dagangannya.
Es cendol buatan Salimin pun dibanderol dengan harga Rp 5 ribu per gelar dengan takaran yang besar. Harga segitu pun sudah setimpal dengan kesegaran yang bisa dinikmati dari es cendol buatan Salimin.
“Di sini mah bisa dibilang cuma saya doang yang jualan es cendol,” begitu lah perbincangan awal infoJabar dengan Salimin di Jalan PSM.
Salimin merupakan perantau dari Kutoharjo, Jawa Tengah. Ia pertama kali menginjakan kaki di Bandung pada tahun 1980an untuk bekerja di salah tempat perkulakan di kawasan Cicaheum.
Namun, pekerjaan Salimin tak bertahan lama. Saat krisis moneter melanda pada 98, pria yang kini berusia 60 tahunan itu lalu di-PHK.
Setelah tidak punya kerjaan yang tetap, Salimin memutuskan untuk berdagang. Es cendol pun dipilih karena ia punya resep yang diwarisi dari keluarga secara turun temurun.
Menariknya, Salimin bercerita bahwa mertuanya dulu adalah perantau yang memulai usaha bareng pemilik Cendol Elizabeth. Ceritanya memang selaraa karana es cendol buatannya punya cita rasa yang identik dengan Cendol Elizabeth.
“Jadi mertua saya dulu ngerantau sama yang punya Cendol Elizabeth. Terus buka usaha bareng, jualan pertamanya di Lio Genteng,” ucap Salimin.
“Bedanya itu mah diseriusin usahanya, modalnya juga gede sampe jadi kayak sekarang. Kalau mertua saya mah ya biasa aja,” tuturnya menambahkan.
Meski demikian, Salimin mengatakan saudaranya ada yang ikut berjualan cendol di Jakarta. Perbincangan infoJabar dengannya pun harus terhenti karena Salimin harus berkeliling mendagangkan es cendol jualannya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.