Kementerian Koperasi (Kemenkop) mendorong produsen susu lokal bisa bersaing dengan produk industri UHT (ultra-high temperature), sekaligus menjadi bagian dari program makan bergizi gratis (MBG).
Produk susu lokal yang utama saat ini adalah susu merek KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan) yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Produsen susu tersebut diharapkan bisa berkembang dan mengalami peningkatan perekonomian.
Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono mengatakan, KPBS harus mengembangkan proses pasteurisasi yang dimilikinya. Di antaranya adalah meningkatkan proses sterilisasi atau membangun lini pabrik baru untuk memproduksi susu UHT.
“Alasan saya mendorong KPBS masuk ke industri produksi susu UHT adalah karena tidak perlu khawatir akan masalah pemasaran,” ujar Ferry, saat ditemui di Pabrik Susu KPBS, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Senin (22/12/2026).
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Pihaknya mengungkapkan, produk susu UHT dari KPBS nantinya akan dijual dan dipasarkan melalui gerai Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia.
“Kementerian Koperasi juga akan mendukung KPBS untuk masuk ke industri pengolahan susu hingga memproduksi susu UHT,” katanya.
Menurutnya, industri pengolahan susu kerap menghadapi banyaknya produk susu skim bubuk impor. Oleh karena itu, Kemenkop berencana membatasi penjualan produk impor tersebut supaya produk lokal lebih berkembang.
“Ke depan, masuknya susu skim impor akan kami batasi karena hal itu bisa mematikan peternak sapi perah dalam negeri. Apalagi saat ini kebutuhan populasi sapi perah nasional justru harus terus ditambah,” jelasnya.
Kemenkop juga saat ini tengah membangun industri koperasi peternak sapi perah. Sehingga hasil produksinya bisa tersalurkan secara mandiri.
“Pemerintah akan mendukung penambahan populasi sapi perah dan melakukan advokasi kebijakan untuk menghambat masuknya susu skim impor. Koperasi peternak sapi perah juga saya dorong agar bisa setara dengan perusahaan swasta, termasuk memproduksi susu UHT sendiri, kami tidak ingin kalah bersaing dengan swasta,” ucapnya.
Produsen susu lokal KPBS saat ini telah membantu program MBG di beberapa daerah di Jawa Barat. Bahkan, produk tersebut telah dikirim ke sejumlah sekolah dan dikonsumsi secara langsung.
“Iya ini sudah (dipasok MBG). Sebagian produk yang dikonsumsi para siswa tersebut, termasuk susu, berasal dari koperasi peternakan ini, yaitu KPBS,” tuturnya.
Dia menambahkan, beberapa daerah lain telah layak untuk menyuplai program MBG dan KDMP. Sehingga beberapa produsen susu lokal tersebut akan dikembangkan agar memproduksi susu UHT.
“Selain KPBS, beberapa wilayah seperti Lembang dan Boyolali sudah memiliki kapasitas serupa. Menurut saya, kapasitas KPBS di sini (Pangalengan) sangat memungkinkan untuk ditambah lini mesin UHT,” bebernya.
Ferry berharap, langkah KPBS menyuplai program MBG diharapkan dapat membangun rantai pasok yang bersumber dari koperasi. Sehingga tidak hanya susu, terdapat juga suplai sayuran, hingga produk hasil ternak lainnya.
“Dengan demikian, kita membangun ekosistem koperasi untuk memenuhi kebutuhan program Makan Bergizi Gratis,” tuturnya.
Ketua Umum KPBS Pangalengan, Aun Gunawan mengungkapkan, telah menyuplai susu pada program MBG sebanyak 50 SPPG. Hal tersebut merupakan bukti bahwa KPBS turut menyukseskan program Prabowo Subianto.
“Ada 50 SPPG termasuk paling jauh Subang. Namun, kami fokus di wilayah Jawa Barat,” kata Aun.
Susu tersebut didistribusikan melalui 15 mobil khusus yang mengantar ke setiap sekolah bersamaan dengan makanan MBG. Bahkan saat ini telah memproduksi ratusan ribu cup untuk program tersebut.
“Jadi, itu kurang lebih sekitar 700.000 cup per bulan sudah berproduksi. Dengan sudah pakai label MBG, susu sekolah dan sebagainya,” ucap Aun.
Aun berharap, susu KPBS bisa menjangkau SPPG yang ada di Jawa Barat, dan juga dapat hadir di setiap gerai KDMP yang ada di Jawa Barat.
“Kami ingin Jawa Barat dapat disuplai oleh susu kami,” pungkasnya.








