Matahari mulai menyinari kawasan Bandung Timur. Sama seperti pagi-pagi biasanya, kawasan ini pun tak lolos dari kepadatan arus kendaraan. Kondisi yang terus berulang membuat warga kian jengah.
Jalanan padat mulai terjadi di Jalan Cibiru menuju Cileunyi, Senin (21/7/2025). Kawasan perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung itu seolah menjadi titik lelah para pengendara, terutama di jam-jam sibuk.
Indah Putri (28), seorang karyawan swasta yang setiap hari menempuh perjalanan dari Manisi ke tempat kerjanya di kawasan Gedebage, tak bisa menyembunyikan rasa jengkelnya. Ia menagih realisasi janji pembangunan underpass di kawasan Bunderan Cibiru yang pernah diwacanakan pemerintah.
“Katanya bakal ada underpass, kapan sih pembangunannya, kok belum mulai-mulai? Kita kan kendaraan dari arah Manisi mau ke Soekarno Hatta juga terhambat,” kata Indah.
Ia menambahkan, kemacetan di ruas Bunderan Cibiru hingga ke arah Cileunyi seolah tak pernah ada habisnya.
“Kapan selesainya, gini terus, harus ada solusi dong buat pemerintah,” tegasnya.
“Semoga pembangunan underpass bisa terealisasi,” tambahnya.
Harapan agar pembangunan underpass segera terealisasi juga diungkapkakn Muslimin (46), warga sekitar yang kerap melintasi jalur tersebut. Menurutnya, belum ada langkah konkret dari pemerintah dalam mengurai kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut.
“Sama mengeluh juga, tapi ini jalan kecil, kalau dilebarkan jalan nya enggak mungkin juga,” ujar Muslimin.
Pantauan infoJabar, sekitar Pukul 08.30 WIB di ruas jalan tersebut, dibandingkan kendaraan dari arah Cileunyi ke Cibiru, arus lalu lintas dari arah Cibiru ke Cileunyi lebih padat. Kepadatan lalu lintas ini terjadi penyempitan atau bottleneck.
Di mana arus lalu lintas dari arah Jalan Soekarno Hatta empat lajur, ketika masuk ke ruas Jalan Cibiru-Cileunyi menjadi dua lajur. Ditambah kendaraan dari arah Jalan AH Nasution, lalu lintas di jalan tersebut semakin padat.
Selain penyempitan jalur, di jalan itu terdapat sekolah yang di mana warga yang mengantarkan anaknya dengan menggunakan kendaraan kerap menggunakan bahu jalan untuk berhenti sehingga terjadi perlambatan arus lalu lintas di jalan tersebut.
Tak hanya itu, kendaraan yang berputar arah menuju kawasan Jalan Cibiru Hilir juga memberi sumbangsih perlambatan arus lalu lintas. Begitupun kendaraan yang keluar masuk dari kawasan permukiman dan perumahan.
Sekadar diketahui, Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjabat sebagai Wali Kota Bandung, pada tahun 2015 pernah memamerkan desain terowongan lintas bawah atau underpass Cibiru. Pembangunan underpass ini merupakan upaya untuk mengurai kemacetan di Cibiru.
Namun, sudah tahun 2025, rencana tersebut hanya sekadar wacana. Berdasarkan catatan infoJabar, kabar soal underpass Cibiru sempat menghangat lagi di tahun 2022.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Provinsi Jabar Kementerian PUPR Dedy Haryadi saat itu mengatakan desain underpass Cibiru dilakukan Pemkot Bandung. PUPR saat ini masih mereview desain tersebut.
“Kita lagi review kembali agar diusulkan di tahun 2024, karena anggarannya terbatas. Desain belum final. Tapi, estimasi pengerjaan bisa selesai,” kata Dedy di Balai Kota Bandung, Kamis (6/10/2022).