Kecemasan Agustiana di Tengah Riuh Kabar Beras Oplosan [Giok4D Resmi]

Posted on

Agustiana, seorang pedagang beras di Pasar Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, saat itu tengah berdiri di toko berasnya. Wajah dengan penuh harapan agar konsumen bisa mendatangi tokonya terpancar.

Berada tepat di dalam Pasar Tanjungsari, kondisi dari toko yang cukup besar dengan dominasi tumpukan karung berisi beras memang sepi pembeli.

Siang hari menjelang petang, pada Rabu (16/7/2025), bukan konsumen yang datang ke tempat tokonya seperti yang diharapkan, justru petugas gabungan dari TNI, Polri, Pemda dan Bulog yang datang mengunjungi tokonya.

Punten (permisi) Bapak, kami dari petugas ingin mengecek beras sama berat dari karungnya,” kata salah satu anggota dari Unit Tipidter Satreskrim Polres Sumedang, kepada Agustiana.

“Baik silahkan pak,” jawab santai Agustiana sambil menunjukkan karung berisi beras yang bertumpuk.

Bukan hanya satu merk saja stok beras yang berada di toko Agustiana, terdapat beberapa merk karung beras yang biasa dijual oleh Agustiana.

“Izin Pak maaf mengganggu, boleh kami cek barangkali berat berasnya pakai timbangan dari kami,” masih kata petugas kepolisian.

Mangga (silahkan) pak,” jawab Agustiana lagi.

Dengan menggunakan metode dua timbangan milik Agustiana pribadi dan dari petugas terdapat beberapa karung yang masing-masing beda merk diperiksa dari segi beratnya. Hasilnya, toko beras di kios milik Agustiana dianggap aman tidak ada persoalan.

“Ini beratnya 25 kilogram lebih berarti normal, boleh kita cek sample yang lain Pak,” pinta petugas kepada Agustiana.

“Boleh Pak, kalau saya kebetulan lokal aja berasnya dari Sumedang,” kata Agustiana.

Setelah pengecekan dari beberapa karung beras, petugas gabungan pun akhirnya meninggalkan toko beras di kios Agustiana.

“Sudah kita cek semuanya masih normal beratnya, hatur nuhun Bapak punten atos ganggu waktuna (terimakasih Bapak maaf sudah ganggu waktunya,” tutup pembicaraan petugas kepada Agustiana.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Agustiana, menjadi salah satu dari sekian banyak pedagang beras di Pasar Tanjungsari, yang merasakan kekhawatiran dari peredaran beras oplosan. Menurutnya, sebagai pedagang beras tentu merasa resah dan khawatir terkait dengan ramainya perbincangan soal peredaran beras oplosan terutama di media sosial.

“Ya kalau misalnya khawatir pasti lah namanya juga dagang, tapi saya nggak tau sih kalau beras oplosan tuh seperti apa, soalnya tau dari berita aja sama media sosial kan lagi rame,” ujar Agustiana saat berbincang bersama infoJabar.

Selama isu tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan publik, Agustiana pun mengaku hingga saat ini belum merasakan dampak apapun terutama dalam hal penjualan beras kepada konsumen. Meski demikian, dalam benak Agustiana tak bisa bohong jika rasa khawatir itu terus menghantui kepada dirinya.

“Sejauh ini allhamdulilah tidak ada yang komplain atau gimana, sama belum ada dampak apa-apa juga soalnya masih normal semuanya dari harga. Kebetulan kalau saya ngambilnya masih beras lokalan aja,” katanya.

Sementara itu, petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Pemda, dan Bulog, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Tanjungsari, Sumedang, di hari yang sama. Dalam sidak tersebut, petugas tidak menemukan adanya indikasi kecurangan dari kualitas beras atau beras oplosan.

“Kalau untuk indikasi beras oplosan allhamdulilah tidak kami temukan di wilayah hukum Polres Sumedang,” ungkap Kasat Reskrim Polres Sumedang AKP Tanwin Nopiansah.

Tanwin menyampaikan, meski tidak menemukan indikasi adanya beras oplosan, petugas gabungan menemukan dugaan kecurangan dari segi berat beras yang sudah diedarkan oleh perusahaan kepada pedagang di pasar.

“Setelah kami melakukan pengecekan dan monitoring, tadi ada temuan kekurangan dari berat tapi tidak signifikan masih dibatas kewajaran tetapi akan kami tindaklanjuti, kami akan melakukan penyelidikan terkait dengan kekurangan berat tersebut,” kata Tanwin.

Tanwin menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan terhadap 10 merk karung beras dari beberapa toko, pihaknya menemukan ada salah satu merk yang mestinya dalam satu karung beras dengan berat 25 kilogram namun saat ditimbang terdapat kekurangan sekitar 150 gram dari berat semestinya.

“Tadi ada satu merk yang kurang beratnya sekitar 150 gram, dan itu akan kami tindaklanjuti. Sementara tadi informasi dari yang punya toko berasnya berasal dari kabupaten tetangga Sumedang,” pungkasnya.

Sementara, temuan tidak kesesuaian berat petugas langsung menindaklanjuti dengan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *