Firmansyah mahasiswa yang sehari-hari berjualan cilung untuk bisa kuliah kini tersenyum bahagia. Dia dinyatakan lulus dari Universitas Garut (Uniga) dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang nyaris sempurna.
Firman adalah satu dari ratusan mahasiswa Uniga yang hari ini, Sabtu, (26/4/2025) siang diwisuda di Kampus I Uniga, Jalan Raya Samarang, Tarogong Kidul, Garut.
Ditemui infoJabar di lokasi, Firman mengaku sangat terharu sekaligus bangga, perjuangannya dalam mengenyam pendidikan berbuah manis meskipun harus berdarah-darah.
“Alhamdulillah, terima kasih seluruh dukungan dari semuanya. Hari ini saya lulus dan diwisuda,” ujar Firman.
Perjuangan Firman dalam meraih cita-citanya ini menemui jalan yang terjal. Masalah biaya, menjadi tantangan serius untuk bisa mewujudkan cita-citanya.
Sejak awal masuk kuliah di tahun 2021, Firman harus berjuang sendiri untuk membiayai kuliahnya. Di awal masuk kuliah, Firman bekerja sebagai tukang ojek dadakan di dekat rumahnya di Kabupaten Bandung. Mengantar emak-emak, yang hendak ke pasar.
Saat itu, kuliah masih dijalankan secara daring karena terkendala COVID-19. Namun, masalah tidak selesai sampai di situ. Di tahun 2023, Firman harus bolak-balik Bandung-Garut untuk kuliah yang saat itu mulai dilaksanakan secara tatap muka di kampus.
Firman kemudian putar otak untuk membiayai kuliahnya di Garut. Bermodal keahlian meracik aci gulung yang diajarkan sang kakak, Firman kemudian memberanikan diri berjualan cilung keliling di Garut.
Bermodal motor butut miliknya, Firman keliling ke kampung-kampung untuk berdagang. Suka duka dijalaninya saat berdagang, mulai dari dilarang dagang oleh pedagang ‘senior’ di kampung, hingga tak satupun dagangannya yang terjual.
“Dulu kadang saya makan dagangan sendiri saja, karena dagangannya tidak laku dan tidak punya uang untuk beli nasi,” ucap Firman.
Tapi semua itu, tak jadi alasan bagi Firman untuk tetap semangat berkuliah. Untungnya, Firman dikelilingi banyak teman baik satu angkatannya, yang mau merangkul.
Firman kemudian diajak tinggal di rumah kontrakan yang disewa teman-teman. Firman berjualan sembari tetap fokus berkuliah. Rejeki nomplok kemudian menolong hidup Firman kala sekelompok dermawan dari yayasan Penolong Janda dan Dhuafa (Panda) Garut turun tangan untuk membantunya.
Panda diketahui melunasi seluruh biaya kuliah Firman, hingga membantu jualan Firman agar laris-manis di momen-momen tertentu. Perjuangan itu, kemudian terbayar usai Firman dinyatakan lulus dari kampus.
Dalam sidang akhir yang dijalaninya, Firman dinyatakan berhasil lulus dari kampus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian (SP) dengan IPK fantastis, yakni 3,95 dari skala tertinggi 4,00.
Hingga akhirnya, Firman diwisuda hari ini. Kepada infoJabar, Firman bercerita, jika setelah lulus ini, dirinya akan memulai lembaran baru petualangan hidupnya dengan bekerja.
“Kemarin sudah masukan lamaran ke perusahaan pestisida di Indramayu. Insya Allah diterima dan siap kerja,” ujar Firman.
Firman juga mengatakan, jika kelulusannya ini dipersembahkan untuk kedua orang tua dan kakaknya. Meskipun membiayai kuliahnya sendiri, Firman menyadari tanpa dukungan dari keduanya dia tidak akan menjadi apa-apa.
“Doa orang tua adalah yang utama. Tanpa doa dari mereka, langkah saya tidak akan dipermudah,” pungkas Iman.
Kelulusan Firman ini disambut bahagia oleh keluarga. Rama dan Ratna, bapak-ibu Firman yang datang langsung ke acara wisuda dengan pakaian alakadarnya mengaku sangat bangga dengan pencapaian sang anak.
“Kami sangat bahagia. Terima kasih untuk semua pihak yang membantu meringankan langkah Firman dalam meraih cita-cita,” ujar Ratna.