memilukan mengguncang warga Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Tiga jenazah ditemukan di sebuah kontrakan dengan meninggalkan secarik surat yang menyayat hati. Peristiwa ini sontak mengundang perhatian luas dari berbagai pihak dan menjadi sorotan.
Seorang ibu berinisial EN (34) bersama dua anaknya, AA (9) dan AAP (11 bulan), ditemukan tak bernyawa di kontrakan mereka di Kampung Cae, Desa Kiangroke, Jumat (5/9/2025). EN ditemukan dalam kondisi tergantung di bawah kusen pintu, sementara kedua anaknya ditemukan sudah tidak bernyawa di atas tempat tidur.
Kejadian ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga masyarakat luas. Berbagai pihak pun menyampaikan belasungkawa, termasuk pemerintah pusat. Keluarga EN yang tinggal di Kampung Kebon Tunggul, Desa Pasir Huni, Kecamatan Cimaung, menerima kunjungan dari tokoh masyarakat hingga pejabat negara.
Salah satu yang hadir adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi. Ia datang bersama jajaran kementerian untuk menyampaikan dukacita langsung kepada keluarga korban.
“Kami menyampaikan duka cita dan bela sungkawa kami atas peristiwa ini. Kami juga mendoakan semoga almarhumah beserta keluarganya diterima di sisi Allah SWT,” ujar Arifah, kepada awak media, Senin (8/9/2025).
Menurut Arifah, kasus ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama dalam kehidupan rumah tangga. Ia menegaskan pentingnya membangun ketahanan keluarga agar tidak mudah rapuh saat menghadapi persoalan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, khususnya keluarga-keluarga, bagaimana memperkuat ketahanan keluarga dalam rumah tangga,” kata Arifah.
Arifah menyoroti salah satu kunci ketahanan keluarga adalah komunikasi terbuka antara pasangan. Setiap perasaan, baik dari istri maupun suami, seharusnya dapat disampaikan tanpa ada hambatan.
“Apa yang dirasakan istri, apa yang dirasakan suami, harus saling dikomunikasikan sehingga tidak ada hambatan untuk menyampaikan perasaan yang sedang dirasakan. Jadi ini pelajaran bersama,” katanya.
Selain itu, ia juga menekankan peran masyarakat sekitar. Menurutnya, tetangga yang peka dan peduli dapat menjadi penopang penting bagi seseorang yang sedang mengalami kesulitan.
“Bila melihat tetangga kita mengalami sesuatu yang berbeda, mungkin butuh perhatian, perlu ditanyakan ada apa gerangan. Bukan sekadar ingin tahu urusan orang lain, tetapi sebagai bentuk kepedulian, perhatian dari tetangga itu sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Kementerian PPPA saat ini terus berupaya menguatkan seluruh perempuan yang ada di Indonesia. Sehingga peran gotong-royong di masyarakat harus terus dilakukan.
“Dengan peristiwa ini, kami ingin mengingatkan kembali, ayo kita bergandengan tangan, saling menguatkan, membangun masyarakat kita secara keseluruhan,” ucapnya.