Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Kasus langka dialami Victor Sharrah. Dia secara tiba-tiba melihat wajah orang lain menyerupai makhluk mengerikan.
Apa yang dialami Victor ialah prosopometamorphopsia (PMO). Melansir infoHealth, PMO adalah kondisi neurologis langka yang menyebabkan fitur wajah orang lain tampak berubah bentuk atau terdistorsi secara drastis.
“Rasanya seperti menatap setan,” ujar Victor.
“Bayangkan bangun di suatu pagi dan tiba-tiba semua orang di dunia tampak seperti makhluk dalam film horor,” kata dia menambahkan.
Victor menyebutkan distorsi hanya muncul ketika melihat seseorang secara langsung. Saat melihat wajah melalui foto atau layar komputer, wajah tampak normal.
Kondisi unik ini pun memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk memvisualisasikan pengalaman visual penderita PMO-sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Tim dari Dartmouth College memanfaatkan deskripsi Victor untuk menciptakan representasi digital dari wajah-wajah yang ia lihat.
Proses ini dilakukan dengan meminta Victor menjelaskan secara rinci perbedaan antara wajah seseorang yang dilihat langsung dan versi foto dari wajah yang sama. Dengan menggunakan perangkat lunak penyunting gambar, para peneliti mengubah foto tersebut agar menyerupai persepsi Victor.
Gejala PMO biasanya bersifat sementara dan bisa hilang dalam beberapa hari atau minggu. Namun, dalam kasus tertentu seperti yang dialami Victor, gejalanya dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Hingga kini, ia mengaku masih melihat wajah-wajah yang tampak seperti makhluk jahat.
Peneliti menduga ada dua kemungkinan pemicu PMO pada Victor. Pertama, ia sempat mengalami keracunan karbon monoksida sekitar empat bulan sebelum gejala muncul. Kedua, pada usia 43 tahun, Victor pernah mengalami cedera kepala parah setelah terjatuh saat membuka pegangan trailer, hingga bagian belakang kepalanya terbentur lantai beton. Pemindaian MRI menunjukkan adanya lesi pada sisi kiri otaknya.
Penulis utama studi sekaligus mahasiswa program doktoral di Laboratorium Persepsi Sosial Dartmouth, Antonio Melo menyatakan bahwa beberapa individu lain juga menghubungi pihaknya dengan gejala PMO, meskipun bentuk distorsinya sangat berbeda.
“Beberapa orang telah melihat distorsi wajah sejak mereka mengingatnya, sejak mereka masih anak-anak,” kata Mello.
“Setidaknya bagi mereka, mustahil untuk menemukan satu kejadian tunggal yang menjadi penyebabnya,” sambungnya.
Hingga kini, jumlah laporan kasus PMO yang dipublikasikan tercatat kurang dari 100. Para peneliti meyakini bahwa kondisi ini berkaitan dengan gangguan pada jaringan otak yang memproses wajah. Meski begitu, penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.
PMO telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi, seperti trauma kepala, stroke, epilepsi, atau migrain. Namun, terdapat pula kasus yang muncul tanpa adanya perubahan struktural yang jelas pada otak penderita.
Artikel ini sudah tayang di infoHealth