Karawang Sepekan: Heboh Grup Komunitas Gay-Hacker Tembus Sistem Google

Posted on

Sepekan terakhir, sejumlah peristiwa terjadi di wilayah Kabupaten Karawang. Mulai kisah petani antar anaknya jadi sarjana, aksi sadis suami bunuh istri sendiri hingga hacker pembobol sistem Google.

Berikut rangkuman berita Karawang pekan ini:

Hebatnya Karna Januar, mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang yang tengah jadi sorotan di sela proses wisuda yang tengah berlangsung di Mercure Hotel, Kawasan Galuh Mas, Kabupaten Karawang, pada Senin (30/6/2025).

Karna tampil berbeda dan menginspirasi wisudawan lain, pasalnya di tengah keterbatasan ekonomi ia mampu menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cumlaude.

“Saat ini Alhamdulillah jadi wisudawan terbaik, karena saya selalu mengingat jasa orang tua perjuangan mereka yang membiayai, menjadi utang bagi saya untuk menyelesaikan kuliah dengan nilai terbaik,” ujar Karna saat diwawancara awak media usai prosesi wisuda.

Karna menceritakan, awalnya kedua orang tuanya tak tahu jika ia akan berkuliah, yang diketahui orang tuanya selepas lulus SMA anaknya akan mencari pekerjaan. Namun dengan tekad kuatnya ia justru melanjutkan pendidikan, dan mencari peluang beasiswa.

“Orang tua gak tahu saya kuliah, awalnya justru tahunya saya nyari kerja. Tapi karena saya niat pengen kuliah akhirnya mendaftar dan lulus, ke sininya cerita ke orang tua ternyata memang didukung tapi dengan syarat saya harus sabar karena kami hidup keterbatasan ekonomi,” kata dia.

Dari awal masa kuliah, Karna mengaku sempat kesulitan karena ia mengandalkan bayaran dengan uang tabungan yang dikumpulkan keluarganya serta tabungan pribadinya.

Menginjak semester tiga, beban Karna mulai berkurang, sebab ia lulus daftar seleksi beasiswa Karawang Cerdas, yang setidaknya dapat memangkas sekitar 50 persen biaya kuliahnya.

“Semenjak semester 3 beban mulai berkurang Alhamdulillah saya dapat beasiswa Karawang Cerdas, meskipun harus melalui rangkaian seleksi yang ketat. Dan Alhamdulillah sampai lulus tepat waktu ini saya selalu konsisten belajar,” imbuhnya.

Alhasil berkat ketekunan dan kerja kerasnya selama berkuliah, Karna berhasil lulus dengan total Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.93.

Sementara itu, orang tua Karna, Kaman menuturkan, ia awalnya tidak tahu kalau anaknya berkuliah, bahkan ia juga tidak berkuliah di jurusan guru, atau Pendidikan Guru SD (PGSD) di Fakultas Pendidikan, dan Ilmu Keguruan UBP Karawang. Namun orang tuanya tetap meyakini jurusan yang ditekuni anaknya dapat membawanya ke kehidupan lebih baik.

“Saya gak tau Karna kuliah, bahkan kuliah di jurusan guru juga tidak tahu, tapi yang jelas apapun pilihan Karna saya meyakini bahwa itu akan jadi bekal mencapai kehidupan yang lebih baik,” ucap Kaman.

Kaman yang sehari-harinya bergantung hidup dengan buruh tani menyadari bahwa, mengenyam pendidikan di bangku kuliah mungkin mustahil baginya. Namun berkat kegigihan Karna ia dapat percaya diri bahwa pilihan anaknya mempermudah jalannya.

“Cuma kerja di sawah, buruh tani, kadang bantu ibunya (istri) dagang ke pasar. Awalnya gak yakin bisa kuliahin anak, tapi kan awalnya saya tidak tahu Karna kuliah, justru karena kegigihannya ini, saya juga merasa percaya bahwa keinginannya akan mempermudah jalannya,” ungkapnya.

Kaman yang hanya berusaha menyambung hidup bermodalkan cangkul, kini merasa bangga bahwa anaknya dapat meningkatkan derajatnya dengan gelar baru.

“Kita usaha cuma modal pacul (cangkul) gak nyangka juga bisa naik derajat karena anak dapat gelar, saya juga lebih senang kalau anak saya dapat warisan ilmu yang bermanfaat untuk memperbaiki hidup keluarga sekarang, dan keluarganya nanti,” ujar dia.

Media sosial Facebook dihebohkan dengan grup Gay Karawang dan Sekitarnya. Komite Penanggulangan Aids (KPA) Karawang membenarkan adanya informasi tersebut.

Staf Program KPA Karawang Yana Aryana menuturkan, pihaknya telah mendeteksi keberadaan grup Facebook tersebut, yang diketahui sudah ada sejak tahun 2011.

“Sejak awal kami melakukan pemetaan, dan hasil penelusuran grup Facebook Gay Karawang dan sekitarnya sudah ada sejak tahun 2011, namun selalu timbul tenggelam, kadang muncul, kadang hilang,” kata Yana, saat dikonfirmasi infoJabar, Rabu (2/7/2026).

Dijelaskan Yana, grup Facebook yang ditemukan itu, tidak hanya diikuti warga Karawang, tetapi juga diikuti anggota dari seluruh Indonesia. Itu karena sifat jangkauan media sosial yang luas.

“Hasil penelusuran dan pemetaan itu isinya bukan hanya warga Karawang, tapi karena jangkauan media sosial mungkin seluruh Indonesia, grup itu juga selalu muncul dan aktif berinteraksi. Bahkan mereka juga memiliki aplikasi kencan khusus yang digunakan di komunitas mereka,” jelasnya.

Yana juga tak menampik, jika saat ini fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBG) mulai kembali ramai diperbincangkan sering masifnya perkembangan media sosial.

“Jadi akhir-akhir ini memang kembali ramai, dan jadi pembahasan kami seiring masifnya perkembangan media sosial, oleh sebab itu kita juga punya Perda (peraturan daerah) tahun 2019 untuk memutus mata rantai penularan HIV yang berawal dari aktivitas seks menyimpang ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut diterangkan Yana, seiring dengan meningkatnya dugaan perilaku seks menyimpang, Kabupaten Karawang juga mengalami peningkatan HIV terbanyak pada tahun 2024.

“Untuk catatan kami, selama beberapa tahun terakhir kasus HIV mencapai 3.800 di Karawang, yang tertinggi sepanjang sejarah terjadi di tahun 2024 mencapai 898 kasus, semua terjadi rata-rata akibat seks bebas bahkan seks menyimpang,” ucap Yana.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Karawang Ipda Cep Wildan menuturkan, pihaknya belum dapat memberi penjelasan lebih lanjut terkait kemunculan grup Facebook Gay Karawang dan Sekitarnya itu. Namun polisi sedang melakukan verifikasi.

“Kami belum dapat mengkonfirmasi kebenaran itu, tapi kami tengah memverifikasi dulu informasi tersebut, agar tidak menimbulkan informasi yang simpang siur,” ucap Wildan.

Bagus Setiyojati (27) pembunuh istrinya Lusi Febiyani (25) kini telah pulih, wajahnya terlihat loyo saat digiring polisi mengenakan baju tahanan. Wakapolres Karawang Kompol Rizky Adi Saputro menuturkan, pelaku sudah diamankan sejak masa pemulihannya beberapa waktu lalu, dan kini telah mendekam di ruang tahanan Mapolres Karawang.

“Berdasarkan laporan LP/B/693/VI/2025, korban atas nama saudari LF (25) terjadi di Perumahan Lemahmulya Indah, Desa Lemahmulya, Kabupaten Karawang, pada hari Kamis tanggal 12 Juni 2025 pukul 01.30 WIB, diduga telah terjadi tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh terlapor BS (27),” kata Rizky saat sesi rilis di Mapolres Karawang, Kamis (3/7/2025).

Awal mula terungkap peristiwa ini, bermula dari suara jeritan minta tolong yang didengar oleh tetangga, kemudian tetangga bersama warga lain menghampiri rumah korban. “Awalnya terungkap ada suara jeritan minta tolong dari korban yang didengar oleh tetangga, untuk rinciannya ini terjadi cekcok antara suami (Bagus) dengan istri (Lusi),” kata dia.

Rizky menjelaskan, saat cekcok Bagus justru mengancam akan bunuh diri, namun dicegah oleh Lusi, pada saat cekcok tersebut pelaku juga emosi hingga mencabik-cabik tubuh Lusi menggunakan pisau dapur sebanyak belasan kali tusukan.

“Awalnya ini cekcok yang hebat antar suami-istri, pada saat cekcok itu pelaku mengancam ingin bunuh diri lalu berupaya dicegah oleh korban. Tapi pada saat itu juga korban emosi lalu pelaku ini menusukkan senjata tajam ke tubuh istrinya, di situ terjadi beberapa kali tusukan di bagian badan, tangan, leher, dada, dan kepala ada 11 tusukan yang menyebabkan kematian,” ungkapnya.

Mengetahui istrinya sudah tidak bernyawa, Bagus kemudian berupaya bunuh diri dengan menyayat bagian tangan, dan menusuk lehernya sendiri. “Korban akhirnya meninggal dunia, dan kami mengamankan pelaku dengan barang bukti 1 buah pisau dapur, 1 buah kaus hitam, 1 buah rok cokelat, 1 buah selimut, dan 2 buku nikah,” ujar dia.

Berdasarkan hasil pengembangan terhadap pelaku, Rizky mengungkap, Bagus sejaknawal sudah berniat membunuh Lusi dengan membawa pisau ke dalam kamar yang ia sembunyikan kedalam kantong celana.

“Sejak awal memang pelaku sudah berniat membunuh korban di dalam kamar, itu motifnya karena masalah hubungan rumah tangga dimana pelaku menduga korban melakukan perselingkuhan,” ucap Rizky.

Akibat perbuatan tersebut, Bagus terancam dibui sesuai dengan pasal 44 ayat 3 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Jo Pasal 338, Jo Pasal 351 ayat 3 KUHP.

“Pasal yang dipersangkakan adalah pelaku dijerat dengan pasal 44 ayat 3 KUHP masalah KDRT, atau pasal 338 KUHP, atau Pasal 351 ayat (3) tentang penghapusan kekerasan dalam lingkup rumah tangga, dimana setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik yang mengakibatkan matinya korban dalam lingkup rumah tangga, diancam dengan hukuman pidana maksimal penjara seumur hidup,” pungkasnya.

Terjun ke dunia teknologi informasi (IT) bukan sekadar soal hobi belaka. Dibutuhkan bakat, ketekunan, kecerdasan, dan ketelitian tinggi untuk benar-benar mampu menaklukkannya. Sosok Rona Febriana, pria asal Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, adalah bukti nyata bahwa kombinasi kualitas itu bisa mengantarkan seseorang ke puncak prestasi.

Dengan kemampuannya yang luar biasa, Rona berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu dari 10 hacker terbaik Indonesia versi Google. Ia bukan sekadar mengikuti arus dunia IT, ia menorehkan jejaknya sendiri di puncak prestasi.

“Dunia IT sebenarnya bukan sekedar hobi, terutama latar belakang pendidikan saya juga IT, dan menjadi bug hunter menjadi kesenangan tersendiri karena dapat mengasah skil meskipun perlu waktu berjam-jam hingga dini hari,” kata Rona saat berbincang dengan infoJabar, di Kawasan Karangpawitan, Kabupaten Karawang, Jumat (4/7/2025).

Pemuda 25 tahun lulusan Teknik Informatika Universitas Singaperbangsa Karawang itu, juga mantan IT Security info.com, dan saat ini tengah sibuk mengejar studi lanjutannya di Telkom University.

“Dulu saya bekerja di info.com seiring dengan pengalaman tersebut, saya juga ingin mengupgrade diri dan saat ini sedang menjalani studi S2 saya di Telkom,” kata dia.

Rona menceritakan, jadi bug hunter bukan hanya sekedar menjajal kemampuan dan memenuhi rasa keingintahuan, akan tetapi jadi kebahagiaan tersendiri jika berhasil membobol celah keamanan hingga mendapatkan reward (hadiah).

“Membobol sistem keamanan itu tentu tidak mudah, kadang saya mulai jam 10 malam bisa selesai jam 2 pagi, sering juga gagal. Itu sebabnya selain skil kita juga perlu ketelitian dan keuletan, tapi setelah berhasil kita senang bukan hanya soal reward yang di dapat, tapi juga soal pembuktian bahwa kita mampu,” ujar Rona.

Selain membobol celah keamanan Google, Rona juga telah beberapa kali berhasil meretas sistem keamanan perusahaan besar seperti Apple dan Microsoft.

“Saya sekarang bekerja di salah satu perusahaan crypto terbesar di Indonesia, sambil melanjutkan studi saya bisa memanfaatkan waktu luang itu untuk menjajal sistem keamanan Apple, Microsoft, dan perusahaan lain. Jadi bukan hanya Google,” ungkapnya.

Bahkan kata Rona, dalam kurang dari dua pekan ia bisa membobol tiga celah keamanan Google dan satu celah keamanan Microsoft, atas kerja kerasnya itu Rona juga beberapa kali cuan hingga puluhan ribu dolar.

“Kemarin saya juga sempat membobol celah keamanan Microsoft dan Google, itu sekitar tanggal 5-17 Maret. Mungkin memang sudah rejeki juga, semuanya valid dan dapat reward. Total $25.000, sampai naik menjadi top 10 hacker dari Indonesia di Google VRP bulan Maret itu,” imbuhnya.

Saat ini, kata Rona, ia juga tengah menempuh pendidikan jurusan Master’s Cyber Security and Digital Forensic di Telkom University, ia juga kerap membagikan ilmunya saat jadi narasumber di berbagai acara.

“Saya lanjutkan studi di Master’s Cyber Security and Digital Forensic, dengan keahlian yang saya miliki ini mudah-mudahan nanti dapat bermanfaat untuk masyarakat, saya juga merasa bahagia bisa membagikan ilmu saya dengan teman-teman saat diundang jadi pembicara di berbagai acara,” pungkasnya.

1. Cangkul Kaman Antar Anak Sarjana dengan Predikat Cumlaude

2. Grup Komunitas Gay Gegerkan Karawang

3. Jeritan Tengah Malam Ungkap Kekejian Bagus Habisi Istri di Karawang

4. Rona Febriana, Hacker Muda Asal Karawang yang Tembus Sistem Google