Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang, kembali membuktikan dirinya sebagai salah satu benteng terakhir satwa langka Jawa Barat.
Hasil survei enam bulan bertajuk Sanggabuana Javan Leopard Survey (SJLS) mencatat temuan penting, belasan individu macan tutul Jawa dan macan kumbang (Panthera pardus melas) masih menghuni kawasan hutan ini.
Bernard Triwinarta Wahyu Wiryanta, peneliti satwa liar dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), menyebut ratusan foto dan video berhasil direkam trap camera.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Sejak dilepas olek Bapak Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, pada Februari lalu, tim SJLS telah menemukan belasan individu macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana, yang kami dapatkan dari ratusan foto dan video trap kamera di berbagai lokasi,” kata Bernard saat dihubungi infoJabar, Senin (15/9/2025).
Momen paling menakjubkan adalah ketika kamera merekam induk macan bersama dua anaknya.
“Selain itu kami juga merekam beberap iduk macan dengan dua anaknya berjalan di depan kamera. Bahkan banyak satwa dilindungi lain yang berhasil kami amati melalui trap camera,” kata dia.
Dari 40 kamera yang dipasang, SCF mengidentifikasi 19 individu macan tutul dan macan kumbang.
“Kami mengamati ada 19 individu macan tutul jawa dan macan kumbang yang didapat dari 40 trap camera yang kami sebar di Pegunungan Sanggabuana,” ungkap Bernard.
“Secara umum dari 19 individu macan tutul ini ditemukan 14 macan tutul dan 5 macan tutul melanistik atau macan kumbang, diantaranya 17 macan tutul dewasa, 2 anak macan tutul. Sedangkan perbandingan jenis kelaminnya 11 macan tutul betina dan 3 macan tutul jantan, serta 3 macan kumbang betina dan 2 macan kumbang jantan,” lanjutnya.
Bernard menekankan bahwa temuan ini sejalan dengan dorongan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
“Kami juga merekam berbagai satwa langka seperti elang brontok, kancil dan kucing hutan, temuan ini sejalan dengan harapan bapak Kasad yang tengah berupaya menjaga kelestarian alam khususnya di wilayah Pegunungan Sanggabuana yang merupakan daerah latihan Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana,” ucapnya.
Kasad Jenderal Maruli menyambut laporan SCF dengan optimisme. “Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini. Laporan hasil temuan ini kabar yang menggembirakan untuk kami,” kata Maruli, dalam keterangan resmi Pusat Penerangan Angkatan Darat, Senin (15/6/2025).
Ia menegaskan, upaya ini akan diteruskan dengan langkah konkret. “Kami bersama SCF termasuk pemangku kepentingan lain akan terus memperkuat kiprah dalam menjaga keseimbangan alam, hasil ekspedisi ini diharapkan dapat mempercepat proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi,” pungkasnya.