Jalan-jalan di kaki Gunung Ciremai kembali ramai dengan kayuhan pedal dari ratusan pesepeda. Sejuknya udara pegunungan bercampur sorak-sorai warga yang berjejer di pinggir jalan, menyambut peserta Tour de Linggarjati ke-8 yang digelar akhir pekan ini.
Sebanyak 375 peserta dari dalam dan luar negeri ikut serta. Sekitar 39 di antaranya datang dari berbagai negara, salah satunya Elahe, pesepeda asal Iran yang tampil dengan penuh semangat. Elahe menuturkan bahwa ia melakukan persiapan matang, bukan hanya fisik, tetapi juga mental.
“Persiapan saya mencakup latihan terstruktur dengan sepeda, latihan kekuatan dan kondisi fisik, serta pemulihan yang tepat. Sama pentingnya adalah persiapan mental, tetap fokus, percaya diri, dan termotivasi untuk memberikan performa terbaik pada hari perlombaan,” tutur Elahe, Minggu (14/9/2025).
Bagi Elahe, Tour de Linggarjati memberikan kesan yang tak terlupakan. Kehangatan masyarakat Kuningan dan suasana yang penuh energi membuatnya merasa terhormat bisa ikut berpartisipasi.
“Saya benar-benar merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam Tour de Linggarjati 2025 di Kuningan, Indonesia. Acara ini sangat terorganisir dengan baik, atmosfernya penuh energi, dan keramahan masyarakat lokal menjadikannya pengalaman yang sangat spesial bagi saya,” ujarnya.
Sebagai pesepeda internasional, Elahe juga menitip pesan bagi generasi muda Indonesia.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Percayalah pada diri sendiri dan tetap konsisten dalam berlatih. Setiap usaha kecil itu berarti, dan dengan semangat serta dedikasi, kamu bisa meraih hal-hal besar. Balap sepeda bukan hanya soal bertanding, tetapi juga tentang belajar disiplin, ketangguhan, dan kerja sama tim,” katanya.
Di jalur lain, semangat serupa juga dirasakan peserta dalam negeri. Koeshendarto (47), pesepeda asal Semarang, bahkan sudah delapan kali rutin mengikuti ajang ini. Bagi dirinya, antusiasme penonton dan udara Kuningan yang sejuk adalah daya tarik utama.
“Rutin ikut lomba di sini. Sudah 8 kali ikut. Di sini suasananya adem. Enak, udaranya juga masih segar. Animo penontonnya juga tinggi setiap jalur meriah. Kalau saya ikut Master B yang kemarin 26 kilometer sama ini yang ikut ethereum. Jalurnya mulus, dengan sedikit tantangan ada ruas jalur yang cukup sempet. Tapi masih aman,” tutur Koeshendarto.
Eko Bayu (35), pesepeda asal Surabaya, juga mengaku jatuh hati dengan suasana balapan di Kuningan.
“Di sini pertama adem sih. Nyaman. Pemandangan pegunungannya juga bagus. Jalurnya juga mulus. Sudah 4 kali ikut Tour de Linggarjati. Saya ikut lomba Master A yang hari ini 7 lap. Karena habis sepeda juga jadi sering ikut,” tuturnya.
Di balik keringat dan kayuhan pedal, Tour de Linggarjati ternyata menyimpan makna yang lebih dalam. Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menekankan bahwa ajang ini bukan sekadar soal siapa tercepat.
“Tour de Linggarjati bukan sekadar lomba adu cepat, tapi wujud sportivitas dan persaudaraan. Sekaligus para raider sepeda ini adalah duta persahabatan dan simbol kerja keras,” pungkas Dian.
Ketua Panitia Tour de Linggarjati 2025, Yanuar Firdaus Sukardi, menyebut kehadiran peserta mancanegara menjadi bukti bahwa ajang ini semakin diperhitungkan.
“Alhamdulillah peserta semakin bertambah, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa Tour de Linggarjati semakin mendapat tempat sebagai ajang balap sepeda sport tourism di Kuningan, Jawa Barat,” pungkasnya.